#BAB 6 (PERLOMBAAN)

31 6 0
                                    

Pada tanggal 8 febuari kemarin. Tepatnya pada hari sabtu, aku dan kawan - kawan yang lainnya mengikuti perlombaan islam. Acara tersebut dari rohis dan antar sekolah SMA.

Dari sekolah aku mengikuti 2 perlombaan. Pertama CCI dan MHQ. Banyak rintangan dan kenangan saat hendak pergi kesana. Kenangan yang mungkin tidak akan pernah terlupakan.

Bersama - sama untuk pergi ke perlombaan di saat hujan yang sangat deras. Saat itu ada 7 orang yang ikut. Kebersamaan di saat hujan - hujan hal yang paling menyenangkan saat itu. Itu Rintangan yang pertama.

Rintangan keduanya adalah. Tempat perlombaan itu jauh dari tempat kita berada. Apalagi rencana awal, kita ingin memesan taksi online. Tapi tidak jadi, karena apa? Harganya tidak sesuai ekspetasi kita semua. Kita pun beralih menggunakan angkutan umum, yaitu angkot.

Rintangan ketiganya yaitu. Perlombaan di mulai pukul 08.30. Sementara kita jam 8 pagi masih menunggu angkot. Perjalanan yang jauh lalu hujan. Itu rintangan yang cukup mengesankan sihhh

Rintangan keempatnya adalah, perjalanan menuju kesana harus menggunakan angkutan umum atau angkot 3 kali. Itu cukup melelahkan, naik turun angkot. Tapi kita bersama.

Tapi saat di perjalanan menuju kesana. Kita salah turun tempat dan jauh dari tempat perlombaan. Saat itu sudah pukul 08.25. Kita semua sudah pasrah saja dan semoga ada keajaiban.

Akhirnya kita terus berjalan sampai menemukan angkot yang menuju ke perlombaan. Saat itu masih keadaan hujan deras. Jalan yang jauh, hujan deras, kesasar. Kendaaraan lewat, air hujan yang tergenang mencipratkan air pada kami yang sedang lewat. Kita semua basah . Sepatu terendam air karena hujan. Saat itu sudah pukul 08.40.

Akhirnya kita menemukan angkot yang menuju kesana. Angkot itu cepat sekali datangnya. Hal yang paling bahagia. Saat kita membuka hp. Ada pengumuman, lomba di undur jam 10. Kita bersyukur sekali saat itu. Sampai perlombaannya pukul 9. Kita semua masih bisa melihat pembukaannya. Itu hal yang paling bahagianya.

Lalu saat kejadian kesasar itu. Kak aduzu chat aku. Segitu saja udah membuatku tersenyum-senyum sendiri dalam angkot. Dia bertanya
Kak aduzu
"kesasar dimn?ko bisa?"
                            "semuanya.Salah turunnya."

Walaupun hanya segitu saja. Udah membuat aku bahagia bahkan berkali-kali aku membaca chat darinya. Ah entahlah bahagia seorang diriku hanya dari hal sepele :>

CCI terdapat 2 tim. 1 tim terdiri 3 orang. Nah aku tim 2. Kalau MHQ, hanya 1 perwakilan saja. Kita pun masuk ruang lomba. Rasa takut ada yang paling banyak adalah pesimis.

Kita mengerjakan soal CCI bagi kami pada ngasal semua. Tapi tidak semua, ada beberapa yang kita ingat. Setelah selesai mengerjakan, kami di tunggu untuk pengumuman babak selanjutnya.

Kita berenam, sangat pesimis sekali saat itu. Kita udah siap - siap mau pulang, karena kami yakin kita tidak akan lolos. Kami pun berberes hendak pulang. Tiba - tiba nama sekolah kami di sebutkan ke babak selanjutnya. Kami terngaga. Kami juga berfikir aneh. Padahal kita kebanyakan isi ngasal, kok lolos? Kita juga pesimis.

Kita pun menangis terharu. Perjalanan yang jauh membawa kita ke babak semifinal untuk pertama kalinya. Prinsip dari kaput kami adalah jangan lupa baca almatsurat . Aku mengamalkan hal itu.

Dan tak lama kemudian. Kak aduzu chat aku lagi. Dengan sigap, aku langsung menjawab pesan dari seorang kaum adam itu.

Kak aduzu
"cie semifinal"

Aku pun tersenyum melihat pesan itu dari handphone ku.
                                "tim 2 masuk semifinal"

"mantap. Juara berapa?"

Sebenernya agak sedih sih ya. Sedih karena tidak bisa membawa piala penghargaan perlombaan yang pertama kalinya bagi diriku. Apalagi saat di tanyakan langsung oleh sang kakak pro perlombaan cci yaitu kak aduzu.

                      "juara satu di hati kak"
"wkwkwk"
"gpp, tetap semangat"
                               "iya kak :D"

Disitu aku langsung bahagia banget. Langsung di semangatin gitu. Itu senengnya udah kayak di beliin sesuatu yang udah lama kita inginkan. Ingin teriak rasanya saat di semangatin seperti itu.

Tapi ku tahan teriak itu. Dan memilih teriak dalam hati. Walaupun begitu, senyum di wajahku tidak dapat dihindari. Untung tidak ada yang melihatku saat itu sedang senyum-senyum sendiri.
                        

Cloudy [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang