Part 4

224 33 2
                                    

CHRISTIAN

Inspired by a film, JONATHAN

Dengan beberapa perubahan

FF PJM

.

.

.

Handphoneku berbunyi nyaring, aku mengangkat panggilan dari Haran. Dia bertanya aku ada dimana. Aku katakan saja kalau aku di minimarket, sif dadakan. Nyatanya aku baru bangun dari tidur sebentarku. Aku katakan aku akan pulang sebentar lagi lalu menutup panggilannya sepihak.
Aku hendak melepaskan diri dari pelukan Jimin. Tapi Jimin tidak memperbolehkanku pergi. Dia yang bertelanjang dada itu memelukku dari samping. Sekarang aku bisa melihat tatonya dengan jelas. Tato lengan kirinya itu bertuliskan nama Christian. Lalu tato lain di kedua bagian bawah sikutnya bertuliskan Young dan Forever. Terakhir tato di dada kanannya membentang tulisan NEVERMIND dengan huruf besar. Aku berbalik menghadapnya, mengusap tulisan tato itu dan mencium bibirnya agar dia segera bangun.
Jimin bangun dengan wajah bingung, dia malah semakin mendekapku, kepalaku menunduk menyentuh dadanya. Aku melepaskan diri dari  rengkuhannya dan aku katakan saja kalau aku bisa kena hukum ketua asrama kalau tidak pulang. Jimin mengatakan kalau dia akan mengantarku pulang. Aku menyetujuinya lagipula Jimin terbiasa mengantarku sampai depan asrama.
Aku bangun dan duduk di pinggir ranjang, aku kembali memakai celana jins yang sempat Jimin tanggalkan. Ini pertama kalinya aku mendapatkan pengalaman seperti ini. Aku tidak menyangka jika aku mendapatkan yang pertama bersama Jimin. Aku rasa aku sangat mencintainya dan mulai percaya padanya.

***

Jimin mengantarku sampai gedung asrama. Mobil Jimin di parkir di parkiran belakang gedung asramaku. Dia menciumku sebelum membiarkanku turun dari mobilnya. Aku terkejut dan menyingkirkan wajah Jimin. "Tidak di depan asrama Jimin, bagaimana kalau kepergok orang? Aduh nanti aku bisa kena hukum."

Jimin tertawa saja, "Kenapa asramamu punya banyak aturan?"
Aku katakan saja kalau orang-orang yang tinggal di asrama adalah orang yang lulus ujian kompetisi untuk tinggal di asrama dengan nilai terbesar. Aku harus jaga sikap kalau tidak mau di tendang keluar asrama.
Jimin mengatakan kalau aku bisa tinggal di rumahnya kalau aku ditendang keluar asrama. Aku menggeleng, kataku aku harus tinggal dekat dengan kampus, minimarket, dan cafe. Aku harus kuliah dan bekerja di lingkungan kampus, itu memudahkanku.

Jimin bertanya kapan aku bekerja di cafe, aku lupa kenapa aku malah memberitahunya, Christian pernah datang ke sana, kalau Jimin datang ke sana ini bisa jadi masalah.
"Baru kemarin, ini cafe club dari kampusku. Bekerja disana menyenangkan, aku bisa bersama teman-temanku. Tapi sayang aku hanya bekerja sabtu dan minggu pada sif pagi."

Jimin tersenyum saja, aku tahu kalau sif pagiku tidak memungkinkan untuk dia datang. "Bagus kalau begitu." Katanya.

Aku mengatakan padanya bahwa dia bisa datang pada saat aku bekerja, itu akan sangat menyenangkan. Jimin mengangguk, "akan aku usahakan."

Aku memicingkan mataku dan pura-pura kesal. Mengatainya sok jual mahal, Jimin tertawa atas leluconku. Aku keluar dari mobilnya dan berjalan cepat ke depan gedung asrama. Jimin melambai di dalam mobilnya, "selamat malam!" Ucapnya.

Di kamar Haran menyapaku, dia sedang tiduran di ranjangnya sambil memainkan handphone. Aku hanya bersiap untuk pergi ke kamar mandi, ingin membersihkan diri. Haran mengatakan kalau aku terlihat bahagia, aku katakan saja kalau aku sedang dalam mood bagus.

Setelah mandi dan berpakaian aku belajar lama di meja belajar. Haran sudah tidur lelap. Aku mendapat pesan dari Jimin yang menyuruhku segera tidur karena ini sudah pulul dua malam. Aku tidak menyadarinya, aku terlalu bersemangat untuk belajar sampai lupa waktu begini. Jimin mengirim pesan selamat tidur dengan emotikon lucu. Aku membalasnya dengan hal yang sama, dan sampai jumpa besok malam. Rencananya kami akan pergi kencan, Jimin akan menjemputku pukul tujuh, dan aku pikir aku akan mengenalkannya pada Haran sekalian.

Christian || Park Jimin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang