Buku Berisi Kunci

22 5 1
                                    

Aku melewati hutan dengan memakai kendaraan sepeda,ibuku sama sekali tidak mengizinkan ku untuk menaiki motor apalagi mobil,alasannya takut ada yang terjadi pada diriku.

Sesampainya dirumah kulihat Arin yang sedang bermain dihalaman rumahku, dia seperti sedang mengejar seseorang tapi kulihat dihalaman hanya ada diriku dan Arin tapi Arin tidak sama sekali mengejarku apalagi melihatku.

"Arin" panggilku yang sambil memarkirkan sepedaku.

Dia lalu menghampiriku sambil tersenyum.

"Kamu main sama siapa??"

"Sama kak Maitsa" aku membulatkan mataku yang terkejut akan ucapan Arin.

"Anna" kudengar teriakan dari belakang lalu aku menoleh dan aku melihat Gina aku tersenyum tipis dihadapan Gina.

"Kak Maitsa main lagi yuk" ujar Arin yang sedang menarik narik tangan Gina.

"Arin itu kak Gina temen kakak bukan Maitsa" ujar ku yang sambil mengelus bahu Arin.

"KAMU INI KENAPA SIH!!!CEPET MASUK RUMAH!!" lanjutku dengan nada tinggi.

"YAH KAKAK ITU YANG KENAPA!!"Arin ikut sama sepertiku berbicara dengan nada tinggi,dia langsung berlari masuk kedalam rumah.

"Maitsa" ujar Gina yang terdiam membeku dihadapanku.

"Udah gak usah dipikirin udah biasa kok Arin kek gitu.Ngomong ngomong ada apa kesini??"

"Oh iya ini aku nemu buku diary di meja kamu,ini punya kamu??" tanya gina yang memberikan buku tersebut.

"Maaf bukan punya aku.Tapi kok bisa yah ada dimeja aku??"

"Ya udah deh itu kamu pegang dulu yah Anna"aku mengangguk,lalu gina tersenyum dan dia langsung berjalan. Lalu kulihat Maitsa yang sedang memegang bahu Gina.

Aku membiarkannya,lalu aku berjalan kedalam rumah sambil memeluk buku diary tersebut.

Sampai masuk kedalam rumah kulihat Arin yang menatap sesuatu,kulihat tubuhnya berkeringat.Aku menghadap kedepan lalu kulihat ibuku yang sedang memotong rambutnya,dan mulutnya banyak sekali darah.

"MAMAH!!"dengan cepat aku menghampiri ibuku.

"Anna ibu pengen banget di akhirat bareng ayah kamu" ujar ibuku sambil tersenyum.Air mataku mengalir aku tak kuasa melihat ibuku seperti ini.

Ibuku terpental jauh hingga terbentur kedinding.Kulihat kanan kiri tidak ada sama sekali orang.

"Mamah" aku berteriak,kuhampiri ibuku.
Yang sudah terkapar dilantai.

"Tolong...." kudengar suara Azam dan Arin yang berteriak.

Aku pun dengan cepat berlari mencari dimana Azam dan Arin.Lalu kulihat Azam dan Arin yang ada di dapur.

"Kakak" ujar kompak mereka yang menghampiriku.Mereka bersembunyi di belakang ku.

Aku melihat Maitsa yang melayang sambil memegang pisau.Dia menusuk perutnya.Entah darah siapa muncrat kemana mana hingga darah tersebut mendarat dipipiku.Aku memegang kedua pipiku.

Dia mendekat ke wajahku,aku membeku aku tak kuat melihat wajahnya yang hancur.

Cepat baca buku itu

Dia menghilang,lalu aku memegang kedua pipiku aku melihat tanganku yang tak ada darah.Kupegang kembali pipiku tapi tidak ada rasa darah yang menempel dipipi.

***

Pada malam hari lebih tepatnya pukul 22.30.Diriku sedang tidur dikasur sambil menatap langit kamarku.

Cepat baca buku itu

Kata kata itu selalu melintas dipikiran ku.Aku berpikir ada apa dibuku itu.

Mengapa Maitsa ingin sekali aku membuka buku itu.Aku beranjak dari kasur lalu berjalan menuju meja belajar aku pun duduk dikursi tepat didepan meja.

Aku mengambil buku tersebut lalu membukanya.

Sekali saja dia tidak bully diriku aku pasti tidak akan terdiam ditoilet sekolah.

Dia tidak suci yang kau kira.Gina yang terus menerus bully diriku.

Aku tersentak dan langsung menggigit bibir.Dan pemilik Dairy ini sama seperti Reva,Reva selalu ditoilet sekolah bersembunyi ketakutan.Lalu aku melanjutkan membaca.

Dia dijauhi banyak orang karena dia sok suci.Dan dia mencari teman dan itu untuk menjadi bahan bully nya.

Jika ada yang berteman dengannya maka dia akan menjadi bahan bully Gina.

-.REVA

Aku menutup buku tersebut.Aku benar benar marah saat ini,ingin sekali aku menghancurkan wajah yang sok suci itu.Mengapa dia memberikan buku ini?? Ah aku yakin dia tidak mengetahui kalau itu buku Reva.

Pagi hari pukul 07.00 aku berjalan menuju kelas.

"Na" kudengar suara Gina,dia senyum manis di depanku.

"Eh lo itu sok suci benget sih mau muntah tau gak??"

"Kamu kenapa sih Na??"

"LO ITU GAK USAH DEKET DEKET GUA LO ITU SUKA BULLY SELURUH!!LO MAU TEMENNAN SAMA GUA ITU UNTUK DIJADIIN BAHAN BULLY LO KAN!!"

Aku meninggalkan Gina yang masih membeku.

TBC

Heyo....geyss.....dah lama gk update yeh??😀

Gimana pendapat kalian dipart ini??

Vote and coment.


PENYAMARAN SETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang