Bagian 4. Hari Pertama

26 4 0
                                    

RONA POV

Sekali lagi aku menatap pantulan diriku didalam cermin dengan seragam putih abu-abu yang melekat sempurna ditubuhku, dengan rok pendek abu-abu yang mencapai lututku.
Rambut hitam panjangku aku biarkan teruai lepas setelah menyisirnya dengan rapi.

Aku duduk diujung tempat tidur dan mulai memasang kaos kaki putih dan memakai sepatu hitam yang sudah disiapkan dokter Laras sebelumnya.

Aku mengambil tas punggungku dan segera bergegas keluar dari kamar dan turun menuju ruang makan didapur.

Dokter Laras dan tuan Sastrawijaya sudah berada disana, mereka duduk berdampingan dimeja makan terlihat sedang menikmati sarapannya.

Aku berjalan memutari mereka dan duduk diseberang kursi dihadapan mereka.
"Kau sudah siap menjalani hari pertamamu disekolah?" tanya tuan Sastrawijaya yang menyadari kedatanganku.

"Aku tidak yakin" jawabku sambil mengambil roti bakar dan susu coklat hangat yang ada dihadapanku.

"Jangan terlalu keras berusaha, jadilah dirimu sendiri, dan semua akan baik-baik saja" ucap tuan Sastrawijaya tersenyum meyakinkanku.

"Kau hanya perlu menjalani masa-masa sekolahmu dengan bahagia oke" tambah dokter Laras memberikanku senyum semangatnya.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, selama kau bersamaku!!" ucap Maya datang dan langsung duduk disebelahku.
Aku merasa sepertinya dia lebih memiliki semangat berkobar di hari pertamaku mulai masuk sekolah ini dibandingkan dengan diriku sendiri.

"Kita akan melewatinya bersama-sama, okey" tanyanya menatapku.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum menatap keceriaannya.
"Apa yang terjadi kalau ternyata aku mendapatkan kelas yang berbeda denganmu? " tanyaku padanya.
"Tenang, akanku pastikan kalau kita sekelas" jawabnya percaya diri seraya menyentuh lenganku dengan jahil sambil memakan roti bakarnya.
Aku hanya memutar mataku melihat tingkahnya dan mulai menghabiskan sarapanku.
"Okay girls kita harus berangkat, waktu kita kurang dari 5 menit" ucap dokter Laras beranjak berdiri dari kursinya dan membawa piring kotornya ke wastafel didapur.

Tuan Sastrawijaya juga sudah mulai beranjak dari kursinya dan mengambil tas hitam yang sejak tadi sudah berada disampingnya dan berjalan mendekati istrinya. Dia mengecup kening istri dan putrinya, dan menepuk lembut puncak kepalaku.
"Selamat bersenang-senang disekolah" ucapnya menatapku dan Maya sebelum pamit meninggalkan dapur menuju garasi kendaraan. Hingga suara deru kendaraan roda empatnya terdengar keluar meninggalkan rumah dan menjauh.
Aku harap bisa melewati hari ini dengan cepat, pikirku.

•••

Dokter Laras menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah gerbang besi tinggi dengan dinding-dinding tinggi yang ada di kiri kanannya.

Aku menatap gapura yang berdiri kokoh menjulang tinggi mengapit gerbang ditengahnya, ada papan tergantung diatasnya dengan tulisan kapital berukir
"INTERNATIONAL HIGH SCHOOL of PANCASILA"

akhirnya, kita sampai disini, pikirku sedikit gelisah.
Maya sudah keluar dari kendaraan setelah mengecup cepat pipi ibunya, dan aku pun akhirnya ikut menyusul keluar dari kendaraan dan berdiri disebelah Maya yang mulai melambaikan tangannya kearah dokter Laras.
"Kau hanya perlu ke bagian tata usaha, oke" ucap dokter Laras kepadaku seraya tersenyum menguatkan.
Aku hanya mengangguk, dan menatapnya yang membalas melambai kearah kami dan mulai mengendarai kendaraannya menjauh dari sini.

•••

Maya mulai menggandeng tanganku berjalan memasuki gerbang depan sekolah melewati koridor-koridor kelas yang sudah separuh terisi oleh beberapa siswa dan siswi.
Kami melintasi lapangan luas yang berada ditengah-tengah bangunan-bangunan yang menjulang tinggi setinggi 5 lantai.

Bayang-bayang RonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang