#O4

27 9 0
                                    

Tak kusangka jalannya serumit iniTerjatuh tersandung terluka beberapa kaliGelap terang hujan dan terik menyertai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak kusangka jalannya serumit ini
Terjatuh tersandung terluka beberapa kali
Gelap terang hujan dan terik menyertai

Tak peduli darah dan luka di kaki
Aku harus berlari
Aku tak menyerah pada diriku sendiri

Rasa sakit ku jadikan medali
Hanya demi mengejar mimpi

Sebuah takdir yang harus kulalui
Pengorbanan darah, keringat, dan air mata yang membasahi pipi

Tak usah pedulikan ini
Apa mungkin kau peduli?
Mungkin rasa ibamu hanya ilusi

──̇─̇─̇─❒₍⸙ᰰ۪۪᭢❒──̇─̇─̇─

"Kamu yang pilih filmnya, aku mau ke toilet dulu"

Seutas senyum membalas perkataan Chandra. Sungguh cantik ciptaan tuhas yang satu ini. Bagai malaikat namun tak bersayap.

Rintik air mulai terdengar. Setetes air yang datang terus menerus membasuh tangan dan muka.

"Huh"

DRTTT!!

DRTTT!!

DRTTT!!

"Halo, Ya?"

"Dimana?"

"Bioskop, kenapa?"

"Nanti kerumah bunda ya"

"Agak malem ya bun, soalnya Chan masih ada perlu"

"Iya gapapa, bunda tunggu dirumah. Kabarin kalau mau kesini ya"

"Sukses anaknya bunda. Dah"

TUT!

¦16.40
Chan, masih lama?
Filmnya udah mau mulai nih

Bergegas ia menemani Arlyna. Ntah kenapa Chandra tipikal orang yang gasuka di tunggu.

"Maaf ya lama tadi bunda telfon"

"Yaudah, ayo masuk udah mau mulai filmnya"

o0o

"Kenapa bun?"

Penasaran, iya. Chan bingung ntah kenapa dia disuruh menghadap ke bundanya.

"Besok anterin bunda ke rumah nenek bisa? Bund kangen sama nenekmu itu. Tapi kalau ngga bisa gapapa kok"

Something (Sesuatu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang