06

665 114 16
                                    

heksa.
sounds easy, but it isn't.
━━━ ⸙ ━━━

kegelisahan semakin menjadi. melihat teman-temanku yang mulai maju kedepan untuk mengambil nomor undian tidak membuatku tergerak juga.

aku belum siap untuk menghadapi kemungkinan buruk yang ada.

seperti biasa, rolling tempat duduk dilakukan dua bulan sekali. seseorang mengusulkannya di tahun awal ajaran guna mempererat tali pertemanan antar sesama. alasan klasik, batinku mencemooh.

melihat keadaan di depan yang mulai sepi, akupun pasrah dan menuju ke depan untuk mengambil nomor undian yang telah dipersiapkan oleh pengurus kelas.

berbekal dengan doa yang rutin kurapalkan dalam hati, tentunya.

nomor 15.

kolom paling ujung, tepat di samping jendela barisan kedua. syukurlah. setidaknya jika aku bosan, aku bisa mencari kesegaran dengan memandang keluar.

lagi, aku melambungkan harapan besar kepada dewi fortuna.

yang kutakutkan, semoga saja aku tidak kedapatan sial berurusan dengan seseorang yang memang kuhindari di kelas ini.

iya, semoga saja.

kakiku yang memang sedari tadi malas bahkan hanya untuk melangkahkan kaki mulai berhenti.

aku mengatupkan bibir. figur jangkung seorang pemuda bermahkota kan hitam pekat tentunya sangat familiar bagiku.

aku tidak mungkin salah. dan inilah titik penyesalanku sedalam-dalamnya.

“akaashi-kun ...?”

di samping kursi yang akan kududuki itulah, akaashi keiji berada. rasanya, terlalu kejam hidup ini sampai-sampai mempertemukan kembali diriku dengan seseorang di masa lalu.

hubungan kami pupus baru beberapa bulan yang lalu. masih dini untukku agar bisa berpindah hati.

setelah sebelumnya aku mati-matian melupakan segala tentangnya, kini dengan mudahnya takdir memutarbalikkan keadaan.

baik, takdir itu kejam. dan akan selalu seperti itu. 

masih dengan senyum yang terekam jelas dalam ingatan, lelaki itu membalas,

“[name]-san."

aku bergerak melewatinya, menuju bangku milikku. sekuat hati menahan perasaan membuncah yang sesekali muncul di dalam dada.

dan saat ini, perasaanku tidak lebih dari sekadar nasi bungkus yang telah kehilangan karet gelangnya.

ambyar.

[]

konstelasi || a. keijiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang