Ulah Bianca

21 2 0
                                    

Setelah hampir lebih dari 1 jam terkurung berdua didalam UKS, Riana mencoba menendang nendang pintunya agar mau terbuka. Di sisi lain, diluar ada seseorang yang mendengar suara gemuruh dari suatu tempat. Dia menghampiri sumber suara itu. Dia adalah Bianca. Bianca menghampiri UKS dan melihat dari jendela bahwa didalam ada 2 orang murid yang sepertinya terkunci. Dia terkejut begitu melihat ada Juna dan Riana didalam.

"Gila berani banget tuh murid baru berduaan sama Juna!" Bianca menggerutu kesal. Tiba tiba terlintas dalam benak Bianca, dia mempunyai niat buruk untuk mengelabui Riana. Dia pergi ke ruang kesiswaan untuk menemui guru killer yang terkenal kejam.
"Permisi pak"
"Masuk" Jawab Pak Badrul.
"Ada apa?"
"Gini pa di UKS, ada anak baru kelasku yang berduaan sama Juna. Kayanya yang mulai cewenya deh pa" Bianca menjelaskan semuanya apa yang dia lihat, walaupun itu semua tidak sesuai kenyataan.
"Serius kamu?" Jawab pak Badrul dengan wajah menyeramkan.
"Beneran pak barusan aku liat pake mata kepalaku sendiri"
"Yasudah saya kesana sekarang. Anak jaman sekarang masih sempet sempetnya berduaan disekolah, ga ada etika sekali" Protes pak Badrul.
Bianca yang melihat wajah marah Pak Badrul merasa menang.

---

Di UKS Riana dan Juna berdebat, tiba tiba pintu pun terbuka. Melihatkan sosok Pak Badrul yang ditakuti semua murid dengan wajah sangarnya. Riana dan Juna terkejut atas kedatangan pak Badrul dan dibelakangnya terlihat ada Bianca.

"Hei! Kalian ngapain berduaan disini! Ya pintu pake di kunci kunci segala lagi!" Sontak saja pak Badrul memarahi mereka.
"Tapi pak ini kekunci ga seng-" saat Juna akan melanjutkan perkataannya, dengan cepat pak Badrul memotong pembicaraan Juna.
"Alesan Mulu! Ikut saya ke ruang kesiswaan!" Dengan spontan Pak Badrul menarik mereka menuju ruang kesiswaan.
Bianca tersenyum penuh kemenangan.

---

"Kalian apa apaan di UKS hah?" Pak Badrul marah.
"Saya pingsan pak saya dibawa ke UKS, dan waktu bangun pintunya kekunci" jawab Riana gugup.
"Ga percaya saya!"
"Dia pingsan, saya disuruh pak Abbas buat bawa dia ke UKS, disana ga ada petugas UKS, otomatis saya yang bantuin dia bangun, tiba tiba pintu nutup sendiri gitu aja" Juna menjelaskan semuanya.
"Bohong. Tadi gue liat si Riana ga pingsan tuh" Bianca datang menyela pembicaraan mereka dan menyenderkan tubuhnya di pintu.
"Liat udah ada saksi kan?!" Jawab pak Badrul tak percaya.
"Anjing Lo Bianca! Tau apa Lo bangsat!" Seketika emosinya memuncak.
"Hei jaga ucapan mu Juna!" Bentak pak Badrul sembari memukul meja.
"Beneran pak ga bohong" Ucap Riana menambahkan.
"Saya tidak akan percaya begitu saja! Karena sudah berlaku tidak wajar dan Juna frontal mengatakan kata kasar pada saya! Juna kamu saya skors selama 5 hari. Dan kamu murid baru udah bikin onar aja! Kamu saya skors 3 hari!"
"Tapi pak-" ucap Riana.
"Ga ada tapi tapi! Sekali lagi seperti itu, saya tidak akan segan segan mengeluarkan SPO! Keluar kalian!" Jawab pak Badrul dengan raut wajah menyeramkan.
Mereka pun keluar dari ruang kesiswaan dengan wajah yang lesu juga kesal.

"Lo sih pake pingsan segala!" Ujar Juna.
"Dih ko gue? Kan pingsan ya wajar!" Jawab Riana.
"Kalo lo ga pingsan, mungkin gue gak akan di skors! Dan Bianca ga akan liat gue sama Lo!"
"Ko nyolot nyalahin gue?! Yang jelas Bianca yang salah bukan gue!"
Disela perdebatan Riana dan Juna, Bianca mendengar perkataan Riana yang menyebut namanya.

"Bilang apa Lo hah!" Bianca spontan menjambak rambut Riana kencang.
"Aww sakit!" Riana Meringis kesakitan.
"Lo nuduh gue?!"
"Emang perkataan Lo ga nyata Bianca!"
"Bangsat! Murid baru belagu" Bianca mendorong tubuh Riana sehingga terjatuh dan terbentur tembok.
"Rasain!" Bianca tersenyum sinis penuh kemenangan.

Juna yang melihat itu menghampiri Riana. Bukannya membantu Riana  malah dia mengatakan sesuatu yang membuat perkataanya menusuk kedalam dada Riana.
"Cewe pembawa sial anjing!"
Juna pun meninggalkan Riana yang terduduk jatuh.

Riana sudah tidak tahan lagi untuk membendung air matanya, dengan perlahan air matanya turun jatuh membasahi pipinya. Seseorang datang menghampiri Riana. Cahya.
"Ri kamu kenapa? Ko nangis" Cahya jongkok sembari mengusap air mata yang menetes di pipinya.
"Nanti aku jelasin" jawab Riana lirih.
"Yaudah ayo ke kelas" Cahya menuntun Riana pergi meninggalkan tempat itu dan mencoba menenangkan Riana.

***E YOU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang