Part 2

60 11 29
                                    


"Thea .... Buka pintu dong," teriak seorang gadis dari dapur. Suara yang keras seperti toa membuat gadis yang diteriaki menutup telinganya dengan rapat.

Setelah merasa tidak ada teriakan lagi, gadis yang bernama lengkap NABEELA ATTHEA ZAIRA adalah adik dari gadis yang berteriak di dapur tadi. Ia melangkah menuju pintu lalu membukanya dan ia melihat seorang cowok berpakaian santai.

"Hai bang kevin, jemput kak mira ya," tanya thea kepada seorang cowok yang bernama lengkap KEVIN ARDANA ABIPUTRA. Kevin, dia hanya tersenyum dan thea mempersilahkan kevin masuk.

Thea berjalan menuju dapur dan mencari seseorang, setelah melihatnya ia pun menghampir seorang cewek yang sedang berkutat di dapur.

"Kak, bang kevin jemput tuh," ujar thea.

"Masa sih, kok dia tidak bilang," ucap sang cewek dengan nada penasaran.

"Iya kakak Miraku sayang," kata thea dengan mengeluarkan nada terlihat lebay. Sang cewek itu adalah mira sang pemilik rumah.

"Yaudah ajak bang kevin sarapan, kakak ke atas dulu ambil barang," ucap mira dengan tersenyum lebar dan pergi ke kamarnya setelah mendapat anggukan dari thea.

*****
Sebuah mobil sampai di pintu gerbang sekolah, semua mata memandang ke arah mobil tersebut. Seorang cowok keluar dari mobil itu dan membuat kaum hawa menjerit histeris, bagaimana tidak histeris? Cowok yang memakai baju santai dengan sebuah kacamata hitam bertengger di hidungnya dan semua orang tau dia adalah kevin anak donatur sekolah dan juga merupakan artis muda yang sekarang lagi naik daun.

Kevin berjalan ke samping mobil dan membukanya untuk seseorang. Terlihat seorang gadis muda keluar dan semua orang di sekolah itu tau siapa gadis itu, gadis yang akhir ini digosipin diberita tentang kedekatannya dengan seorang artis muda yang sekarang lagi naik daun.

"Ih ... Kevin lihat, itu fans lu yang menjerit kek orang gila. Mana jeritannya berisik lagi," ucap Mira.

"Biasalah Mir, kan gue artis terkenal," ujar Kevin dengan pd.

"Au ah," Mira berjalan meninggalkan Kevin dan Kevin hanya menggelengkan kepalanya.

"Gini amat hidup," Kevin berjalan membuka mobil dan meninggalkan perkarangan sekolah.

Mira menyumpah serapah kelakuan Kevin yang selalu membuat ia geram, sudah hari ini ia lagi badmood. Tidak tau mengapa tiba-tiba ia lagi badmood, padahal tidak ada penyebabnya. Pusing kepalanya memikirkan moodnya yang selalu naik turun.

Semua mata memandang Mira yang berjalan dengan mulut berkomat-kamit yang jelas. Bahkan banyak bisikan yang membicarakannya, seandainya mood Mira baik mungkin mereka sudah ditendang dari muka bumi ini oleh Mira. Sadis memang tapi itulah kenyataannya.

"Mir, lu harus jaga mood lu," ucap mira seraya menghembus napas dengan pelan.

Mira berjalan dengan pelan menuju kelas, disana ia melihat Sophia sedang tertidur dengan melipat kedua tangannya di meja dan kepala diletak diatasnya. Mira yang melihat itu hanya berdecak, " Ini bocah, di rumah tidak tidur kali ya. Tidur itu di rumah bukan di sekolah, pagi-pagi gini masih tidur."

"Woi bangun, udah sore," teriak Mira dengan memukul tangan di meja tempat sophia tidur dan Sophia masih asik dengan dunia mimpi.

"Ckckckc, anak siapa sih? Dasar kebo," gerutu Mira. Kadang orang seperti ini pasti dia tidak tidur malam alias bergadang, udah tau sekolah masih aja bergadang. Mau marah pun percuma dia kan kebo, mau dibiarin kasian.

"Ini anak tambah orang badmood aja dah," lirih Mira. Ia mencoba berpikir bagaimana caranya agar sophia bisa bangun, dengan mengusap wajah supaya ada caranya dan otak bisa sedikit jernih.

*****
Mira berjalan menuju ke cafe yang tidak jauh dari sekolahnya, sekolah telah usai dari 15 menit yang lalu. Kelihatannya cafe sedang ramai pengunjung, para pelayan sepertinya kewalahan dengan pengunjung ramai.

Mira sedang duduk di bangku favoritnya yaitu di pojok, Ia membuka laptop dan mengerjakan sesuatu. Melihat ke sekeliling cafe ini kekurang tenaga kerja, Mira pun menutup laptop, mulai berjalan ke dapur untuk mengambil celemek khas cafe ini.

Mira membantu mengantarkan makanan ke meja pesanan, "Mira, kamu duduk saja kakak yang mengantarnya," ucap Veby melihat Mira mengantarkan makan.

"Tidak apa-apa kali kak, cafe tidak cukup tangan untuk menangani pengunjung yang cukup ramai ini. Biarkan aku membantu kak, kan aku yang punya jadi tidak ada yang bisa melarang," Mira melihat ke arah Veby dengan mengangkat alis.

"Yayaya, aku bisa apa Mira." Mira membalas dengan tawanya. Setelah pengunjung satu persatu pergi cafe kembali semula, Mira pergi ke mejanya dan mulai memesan makanan.

Mira menikmati pesanan sudah hampir setengah jam ia disini tetapi Mira belum ada niat untuk kembali ke rumah. Pandangannya terahlikan ke pintu cafe, lonceng berbunyi menandakan ada pengunjung. Terlihat seperti sepasang kekasih memasuki cafe, Mira melihat itu membuang mukanya dari orang yang masuk tapi mata tidak terhenti untuk melihat mereka.

Tiba-tiba kepalanya pusing ia mencoba menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa sakit ini. Walau itu tidak bekerja tapi ia sudah berusaha. Mira beranjak dari tempat duduknya tapi selangkah dua langkah semuanya menjadi buram di pandangannya.

Itu membuat satu cafe heboh karena ada orang pingsan, seorang cowok yang melihat Mira pingsan berlari menuju ke tempatnya. Zahra, manager cafe pun keluar dari ruangannya setelah mendengar suara heboh.

Cowok itu membawa Mira segera ke cafe dan Zahra mengikutinya dari belakang. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Mira, kenapa ia bisa pingsan tiba-tiba? itu menjadi pertanyaan bagi pengunjung cafe.

*****
Bau obat-obat menyeruak dari sebuah kamar seorang gadis sedang tidur di brankar, Ia tidur dengan damai tanpa terasa terusik dengan langkah kaki dalam ruangan itu.

Zahra melihat gadis itu yang penuh dengan alat medis di ruangan itu. Dokter dan suster sibuk menangani pasien yang baru masuk beberapa menit yang lalu. Suara langkah kaki berlari terdengar dari jauh, seorang cewek berlari menghampiri Zahra.

"Kak Zahra, gimana keadaan kak Mira?" tanya si cewek dengan nafas tersengal-sengal.

"Kakak tidak tau karena dokter belum keluar dari tadi Thea," Zahra hanya bisa mengangkat bahu.

"Lho, kok ada bang Kevin?"

"Kamu kenal? Dia lah yang membawa kakak kamu ke sini," ujar Zahra dan balas dengan anggukan.

Tidak lama dokter keluar dari ruangan Mira, Kevin yang melihat itu langsung menanyakan duluan keadaaan Mira dibandingkan Zahra dan Thea.

"Dok gimana keadaannya?" tanya Kevin dengan cepat.

"Pasien mengalami kelelahan dan mungkin banyak pikiran sehingga tubuhnya drop, kemungkinan pasien akan bangun hari ini atau pun besok," jawab dokter.

Semua orang bernafas lega mendengar jawaban dokter walaupun masih ada sedikit rasa khawatir dengan Mira. Seorang ibu paruh baya berjalan menuju ke Kevin dan langsung menjewernya.

"Aduh mom sakit," teriak Kevin.

"Siapa suruh tinggalin mom," kata ibu paruh baya itu dengan menambah jeweran di telinga anaknya.

***
Halo readers!!
Apa kabar? Maaf lama update!!!
Tolong tinggalkan jejak berupa vote dan komen biar author rajin nulis ni.
Jangan jadi pembaca gelap!!!

Salam hormat

Mettasya

ClairvoyantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang