Bailee menghempaskan asal tas punggungnya ke kasur, lalu disusul tubuhnya ia ambrukkan ke kasur empuk miliknya, sepatu bahkan belum ia lepas, ia terlalu penat.
Kedatangan blake, ia berharap sekali bisa merubah segalanya
Namun, malah berbanding baliknya. sialan
" Bailee, can i open the door? "
" sure mom"
Ally Madison, ibu Bailee datang membawa nampan berisi segelas susu dan semangkuk soup kaldu favorite nya , lalu duduk ditepi ranjang menatap tingkah anaknya
" bagaimana harimu sayang?" Ally mengelus lembut puncak kepala Bailee, Bailee bangkit dari posisinya dan duduk disebelah ibu nya "tidak terlalu menyenangkan"
Ally mengangguk seolah paham yg dirasakan putri nya " minumlah dahulu, akan menghangatkan pikiran juga " Bailee mengambil susu putih dan meneguknya hingga setengah " thanks mom"
" makanlah, jika sudah, mandi" ally menepuk bahu Bailee pelan, menenangkan untuk Bailee
" mom, bolehkah nanti aku bercerita?" ally mengangguk "tentu, makanlah dahulu,mom akan tunggu dibawah ya"
Ally mencium singkat dahi Bailee, dan pergi.
Bailee bersyukur mendapatkan sosok ibu yg sangat menyayanginya dan perduli padanya, dan bahkan sangat mengerti bagaimana kondisi hatinya.
Bailee meneguk habis susu hangat hingga tandas, ia mengusap daerah mulutnya yg terkena sisa susu , tangannya meraih ponsel yg tergeletak dinakas, ponselnya berdering, menatap sekilas, bola matanya bergerak memutar pertanda iya tengah malas. ponselnya menampilkan 3 pesan masuk dari nomor tak dikenal
From : XXXXXX
Hai bailee, aku blake. Im so sorry aku benar benar tidak bermaksud itu. I'll call u please answer(:
Lalu tak lama ponselnya menampilkan nomor blake sedang memanggilnya, hash dia hanya mengacaukan harinya saja.
" tidakkah ia mempunyai rasa malu? Huh" gumamnya diakhiri decakan kesal.
Ia benar benar tak mau lagi mencari urusan ataupun masalah dengan lelaki bernama blake itu, ia sudah jengah dan malas, bukankah ia yang meninggalkannya? Tak ada kabar sekalipun lalu memutuskan bertunangan dg gadis lain? Bailee juga sudah melupakan lelaki itu meski tidak sepenuhnya tapi tetap saja. dia dan blake sudah selesai tak ada lagi kelanjutan.
Hubungan Bailee dan blake sudah benar benar berakhir, jangka waktunya juga bukan 1 atau 2 bulan melainkan 2 tahun lamanya, bukan waktu yg singkat.
Meskipun tak bisa dielak jika perasaannya masih belum benar benar menghilang, tapi untuk saat ini ia masa bodoh dengan kehadiran sisa perasaan secuil itu,ia lebih memikirkan jumlah persaan terbesarnya kepada seseorang yg lebih tepat.
Bailee tidak percaya semua ini, seakan untuk apa blake kesini jika pada akhirnya membuat hati Bailee kembali berporak poranda, blake seakan mengatakan jika ia ingin kembali kepada dirinya? Apa itu suatu hal yg bodoh dan tak terkira?
Pintu kamar Bailee diketuk 2 kali, ia bangkit membukanya, matanya langsung mendapati sosok lelaki bertubuh tegap dengan rambut cokelat sedikit pirang -dibeberapa bagiannya- yg tak tersisir rapi, bibir lelaki itu tertarik keatas, tersenyum.
Bailee tanpa sadar ikut menyunggingkan senyum manisnya, entahlah ia yakin siapapun yg melihat senyum alex, pasti tanpa sadar ia juga akan ikut tersenyum, lekukan bibir merah lelaki itu benar benar membuat bailee candu.
Alex dengan pakaian casualnya berdiri diambang pintu, dengan menenteng paper bag berisi makanan, mengangkatnya tepat didepan Bailee " aku membawakanmu makanan" katanya ceria seraya mengangkat barangnya itu.
YOU ARE READING
SHOULD I ?
FantasyKalian pasti akan bertanya, mengapa bisa? Bagaimana mungkin? Atau , kau jangan bercanda? Memang pada akhirnya, semua tidak ada yg tahu, siapapun. Kekuatan takdir berdampak besar , tentunya bagi mereka. Hal yg tak disangka , menjadi hal yg lumrah. It...