🌸 Part 3 🌸

174 18 5
                                    

Disclaimer © Masashi Kishimoto
Pairing : Sasusaku

⚠️ Banyak Typo
Enjoy and happy reading my storry ^^

.
S
A
K
U
R
A
.

Sakura kembali, ia melihat kedua temannya masih setia memejamkan netranya. Entah apa yang ada dalam pikiran Sakura. Sehingga ia lupa tujuan awalnya masuk kedalam hutan. Gadis itu menghela napas lelah.

"Baka! Aku lupa membawa kayu bakar," ujarnya pada diri sendiri.

Kakinya berbalik arah menuju kedalam hutan lagi. Belum sempat sampai ke dalam ia bertatap muka dengan orang yang sempat ia temui tadi. Pemuda itu menjatuhkan beberapa ranting di hadapan Sakura. Menimbulkan suara keras akibat kayu yang beradu dengan bebetapa batu yang ada di bawahnya tersebut.

Entah sudah keberapa kalinya Sakura mengembuskan napasnya lelah. Ia menatap pemuda itu dan mendorongnya jauh.

"Aku sudah menyuruhmu untuk tidak ikut campur Aniki! aku ingin mandiri ! Kembali lah kedesamu," geeram Sakura.

"Baiklah-baiklah ini yang terakhir, jaga dirimu imoutou," jawab Sasori sembari mengusap lembut rambut cerah adiknya.

Kemudian pemuda itu melesat cepat, meninggalkan Sakura yang tengah memijit pelipisnya.

-o-

Hari mulai gelap, tiga remaja di bawah goa kini sedang menghangatkan tubuh di dekat pijaran unggun. Sakura termenung, matanya menatap pemuda bersurai hitam yang masih enggan membuka matanya.

" Sasuke kun, cepatlah sadar," gumamnya lirih.

Kemudian netranya beralih kepada remaja di samping kiri. Surai kuningnya terlihat bercahaya saat api unggun yang Sakura nyalakan menyinari kepalanya.

"Naruto no baka, kapan kau akan membuka matamu? Apa perkataanmu tentang menjaga diriku itu hanya omong kosong?" ujar gadis tersebut kepada pemuda berkumis kucing.

Mulutnya menyunggingkan senyuman getir. Ditundukan lagi kepalanya hingga surai merah jambu terjatuh menutupi wajah. Matanya tertutup perlahan dengan menyandarkan pipi di atas lutut

Semoga besok menjadi hari yang lebih baik.

***

Burung berkicau memulai hari. Seorang pria bermasker memperlihatkan mata kanannya yang tengah memperhatikan keadaan hutan. Di sampingnya gadis bersurai hitam menemani.

"Apakah ini hari terakhir, Anko?" tanya pria tersebut.

"Ya, hari terakhir untuk misi kali ini."

Pria itu mngembuskan napas panjangnya. Berbalik kemudian mengeluarkan buku sakral yang selalu berada di dalam sakunya.

"Sudah berapa orang yang sudah sampai."

Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan karena dia pun sudah mengetahui siapa saja yang telah sampai di gedung yang ia pijak ini.

Dan pernyataan itu hanya dibalas oleh angin sepoi-sepoi yang sejuk di pagi hari.

****

Klak

Sring

Duaaar

Berbanding balik dengan keadaan di luar hutan. Kini terdapat sebuah pertarungan kecil di dalam hutan tersebut. Terlihat seorang remaja dari desa sunyi melancarkan aksinya dengan menyerang seorang gadis berambut hitam legam. Entah bagaimana ceritanya gadis tersebut berpencar dari timnya yang beranggotakan tiga orang.

"Aku tidak menyangka akan melawan clan hyuga. Menarik," ujar pria yang tengah menyerang sang gadis.

Gadis bermata indigo itu terus melancarkan serangan bertubi-tubi ke arah lawan. Yang tanpa ia sadari seseorang dari belakang menghantam telak bagian belakang lehernya.

"Inikah yang ditakutkan semua orang itu? Cih," suara perempuan menginterupsi keduanya.

"Sebaiknya berikan gulungan itu. Nona Hyuga,"  ujar gadis berambut panjang yang menekan kalimat terakhirnya.

Namun, tidak ada jawaban. Hal itu membuat pria yang sedaritadi diam mendekati mereka. Menarik kencang rambut hitam Hinata yang membuat ia memekik kecil.

"Ku rasa kau tak bisu untuk sekedar menjawab pertanyaan kami. Dimana gulungannya?"

Lagi-lagi tidak ada jawaban. Pekikan kesakitan kembali terdengar. Pria itu sudah tidak sabar, ia mengeluarkan kunainya dan hampir saya menancapkan ke arah Hinata sebelum tiba-tiba mereka dikejutkan dengan bom asap yang entah darimana asalnya.

Seorang gadis bersurai merah muda menarik sang hyuga untuk mengikutinya. Melesat dengan cepat dan tanpa aba-aba.

"Kau baik-baik saja Hinata ?"

"Sa-Sakura chan!"

"Ya, ini aku. Dimana Kiba dan Shino?"

"Mereka ada di dekat sungai. Mereka menyuruhku untuk mencarikan buah-buahan untuk dimakan," jawab Hinata lugu.

"Aish, kenapa mereka tega sekali huft!"

"Tidak apa-apa. Oh, dimana Naruto kun dan Sasuke kun? Mereka juga sedang tidak bersamamu"

"Mereka ada disekitar sini. Kami sedang beristirahat karena Naruto dan Sasuke sedang tidak sadarkan diri"

Mereka berbicara banyak dibalik semak-semak tinggi. Hinata melihat ada beberapa buah berry disana dan dia mengambilnya. Memasukan buah mungil tersebut kedalam kantong ninja yang ia bawa. Sedangkan Sakura, dia hanya melihat sambil terkadang menanyakan hal-hal kecil kepada Hinata.

Sadar akan lama ia pergi. Sakura langsung berpamitan kepada Hinata untuk kembali ke persembunyiannya. Tujuan sebenarnya dia hanya ingin mencari tanaman obat yang bisa ia gunakan untuk menyembuhkan Naruto dan Sasuke. Tapi, karena tadi dia mendengar sebuah pertarungan ia segera menghampiri dan ternyata temannya sedang dalam bahaya. Setelah melihat peluang untuk menyelamatkan temannya dia segera melesat dan menjatuhkan bom asap kepada tim dari desa sunyi tersebut.

.
H
A
R
U
N
O
.

Konichiwa mina, terimakasih sudah vote dan comment. Maaf jika terdapat typo dan kesalahan penulisan nama.

Terimakasih juga karena udah menunggu aku up yang padahal aku sering gk buka wattpad. Maaf, karena sekarang aku lagi disibukan dengan kegiatan real lifeku. Bahkan hari ini aku masih ujian. Hehe aku sempetin buat ini, maaf ya jika ceritanya gaje dan kurang bagus.

Arigatou Gozaimasu🐙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Haruno SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang