'Gimana sih cara buat kamu percaya?'
↪↩
Setelah konferensi berakhir, mansion keluarga Vans dijaga ketat oleh ratusan bodyguard. Di sekeliling rumah ditempatkan banyak bodyguard, hal ini agar tidak ada kejadian aneh yang menimpa keluarga mereka. Pasti Iren sudah bergerak sekarang, membuat rencana untuk menghancurkan mereka. Bahkan di atap pun ada orang yang berjaga, tak tahu dari mana nantinya motif orang suruhan Iren akan datang.
Melodi dan Vallen berbaring di ranjang, saling memeluk di bawah selimut tebal. Jujur, ada perasaan takut dalam benak keduanya, namun saat ini rasa itu harus dibuang, jika dibiarkan akan menjadi titik lemah bagi mereka berdua.
"Aku takut," bisik Melodi.
"Aku di sini," balas Vallen, kepalanya menunduk dan mengecup bibir istrinya, "Malam ini kita istirahat, besok kamu pasti capek berdiri."
"Emang kamu mau apa tadinya?"
"Hm, ya mantap-mantap dong!"
Melodi memukul pelan dada Vallen, "Ish! Masih aja kepikiran yang begitu!"
"Gak pa-pa aku mesum, sama istri sendiri ini."
"Ayo tidur, besok pasti lebih sibuk dari hari ini."
Vallen mencium kening Melodi, lalu mengecup bibirnya sebentar, "Good night."
"Good night."
↪↩
Pagi hari, mansion Vans sudah ramai orang. Para kerabat Vallen dan Melodi yang ada di Indonesia datang ke sini dan dirias oleh MUA Internasional. Sengaja Melodi mengirimkan pesawat pribadi untuk menjemput Arafah di Dubai dan akan sampai siang ini.
Para pembantu mempersiapkan perlengkapan dan membereskan mansion. Beberapa anak kecil berlarian di ruang tengah, saling tertawa menghangatkan suasana mansion.
Sementara itu, Melodi duduk di depan cermin, menatap pantulan dirinya yang belum dirias. Ada sedikit kelegaan dalam hatinya, namun ada juga keresahan.
Vallen keluar dari kamar mandi dengan handuk melingkar di pinggangnya, rambutnya masih basah, terlihat air menetes dari sana. Kakinya melangkah dan memeluk istrinya dari belakang, "Good morning, baby."
Kepala Melodi menengok, lalu mencium bibir Vallen lama, "Morning too."
Bukan berhenti, Vallen malah mengangkat Melodi duduk di pangkuannya dan melanjutkan cumbuan panas mereka. Tangannya mulai masuk ke piyama tipis Melodi, menyentuh gumpalan di sana.
"Eugh!" lenguh Melodi ketika merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya bergetar.
"Vallen, Melodi, ayo buru-" Thedania terhenti ketika membuka pintu karena meliht Vallen tengah bercumbu panas dengan Melodi. Nampaknya dua orang itu pun tak menyadari kehadirannya. Akhirnya dia mundur dan kembali ke bawah.
"Mana Vallen sama Melodi?" tanya Adipati yang tengah ditata rambutnya.
"Nggak tahu. Kayaknya semalam kurang jatah, lagi melanjutkan di atas," celetuk Thedania, membuat beberapa orang di sana menengok.
"Udah telepon aja, biar mereka sadar! Kita gak punya banyak waktu!" titah Adipati tegas.
Kini Melodi telah berada di atas ranjang, tepat di bawah tubuh Vallen. Lelaki itu semakin liar, memainkan jemarinya lihai di bawah sana, membuatnya berkeringat dan terus melenguh panjang. Matanya sedikit terbuka, melihat wajah Vallen yang penuh gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [TAMAT]
Romance18 tahun. Dimana dua insan terpaksa berbagi kebahagiaan mereka. Hanya sebuah pilihan yang dapat mereka ambil, membuat mereka terpaksa menerima segalanya. Meski keduanya harus merasakan sakit, mereka tetap menjalaninya. Gadis itu takut, jika suatu sa...