Bagian 09

71.3K 6.7K 852
                                    

09. Secangkir teh




Gadis yang menggendong tas biru di bahu nya menarik nafasnya lelah.

Ia sedang menunggu angkutan umum di halte, tapi sudah 15 menit ia menunggu belum ada yang lewat juga.

"Harusnya tadi bareng Kak Rey!"gerutunya kesal.

Kalau saja ia menerima ajakan suami nya itu, pasti sekarang ia sudah di rumah merebahkan tubuhnya di kasur kesayangan nya. 

Guys, gengsi Sela itu tinggi nya melebihi gunung Everest.

Teman teman nya sudah pulang sejak tadi, di halte ini hanya ada dirinya dan seorang siswi yang ia tebak kelas 10.

"Mendung lagi,"

"Yah yah, kok hujan sih?!"tiba tiba air mengguyur permukaan bumi dengan cepat.

"Sini kak! Di situ nanti kena cipratan air dari kendaraan yang lewat."ujar gadis berambut panjang yang di kuncir kuda itu.

"Eh?iya dek."kata Sela, ia mendekat ke arah gadis itu.

"Kamu nunggu jemputan dek?"tanya Sela.

"Iya nih, nunggu papa. Lama banget."jawab nya sambil mengerucutkan bibirnya.

Sela terkekeh pelan, pasalnya wajah gadis itu sangat lucu.

Sebentar, sepertinya Sela kenal dengan adik kelasnya ini.

"Kamu— yang waktu itu di hukum pas MOS ya?"kata Sela, sambil mengingat.

Gadis yang memakai switer berwarna pink itu meringis, "iya kak."

"Hahaha, lucu. Cie, pacarnya Revan ya?!"

Siswi itu membelalakkan matanya,lucu. "Kok kakak tau sih?"

"Iya lah, siapa sih yang ga tau? Satu sekolah juga tau kali dek."kekeh Sela.

"Eh angkot nya lewat tuh, aku duluan ya—"

"Jebi kak, nama aku Jebi."

"Iya, duluan ya Jebi! Kamu hati hati."kata Sela lalu masuk ke dalam angkutan umum yang berhenti di depan nya.




***

Sela masuk kedalam apartemen nya sambil mengucap salam, tapi tak ada yang menjawab.

Sela menggendikkan bahunya, mungkin Reyhan sedang di kamarnya batin Sela.

Saat Sela ingin masuk ke kamar, Reyhan keluar dari kamarnya.

"Kamu baru pulang?"tanya Reyhan.

"Iya."

"Keras kepala, coba tadi kamu bareng saya. Ga akan kebasahan kaya gini."kata Reyhan sambil mengacak-acak rambut Sela yang sedikit lepek.

Sela mematung. "Ya—ya habis kalo bareng nanti yang ada aku di serbu fans pak Reyhan."

"Berlebihan kamu."

"Ck, ga tau aja kalo fans nya banyak, salah satunya gue sih."cibir Sela pelan.

"Hah?kamu ngomong apa?saya ga denger."

"Eh, enggak. Ini mau langsung mandi. Kak Reyhan udah makan?"

"Nanti malem makan di luar aja, kamu mandi deh buruan biar ga sakit."kata Reyhan sambil berjalan ke sofa.

Pipi Sela bersemu merah, padahal hanya sebatas perhatian kecil Reyhan.

Jangan bilang, Sela udah kemakan pesona Reyhan? Eh, tapi kan emang dari dulu Sela—

Sela tersenyum kecil, lalu masuk kedalam kamarnya tanpa membalas ucapan Reyhan.

My Geography's Teacher (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang