Prolog

59.5K 2K 31
                                    

Azlan Alvino Kim

Namanya berarti Singa putih, dan marga Kim ia dapatkan dari kakeknya yang memiliki darah dari negri Ginseng, Korea. Pria muda berusia 26 tahun yang berhasil menorehkan namanya di setiap majalah karena kesuksesannya. Pria yang menjadi mangsa dari tatapan lapar wanita pemuja 'pria tampan dan kaya' di seluruh penjuru dunia. Dengan wajah angkuh namun memikatnya itu, ia selalu mampu menggandeng banyak wanita sebagai pasangannya. Namun ketika ayahnya Ravan Alexander Kim meminta calon menantu, ia tak pernah sanggup memberikannya.

Ralat..

Bukan tidak sanggup. Tapi, setiap wanita yang ia bawa ke rumah untuk diperkenalkan kepada ayahnya sebagai calon istrinya, selalu ditolak dengan alasan yang sama. Azlan bahkan sudah hafal luar kepala.

"Jangan memilih sembarang wanita untuk jadi menantuku Nak. Kelak, ia akan jadi wanita yang juga akan membimbing cucuku dan mengurus rumah tanggamu. Bukan hanya melayanimu di ranjang dan memoles wajah untukmu di depan cermin. Carikan aku menantu yang pantas menyandang marga keluarga kita, jangan mengecewakanku"

Selalu begitu. Entah bagaimana menantu yang baik menurut pandangan tuan besar Kim itu. Begitu pun, ia masih tetap membebaskan putranya menjalin kasih dengan wanita manapun. Ia hanya lebih selektif dalam memilih menantu, istri anaknya kelak. Meskipun tak jarang ia mendesak sang putra untuk menikah, namun kebebasan dalam memilih tetap ia berikan pada putranya. Dengan harapan, putranya akan mengenalkan seorang wanita yang baik padanya kelak.
Namun hari ini berbeda dengan biasanya...

"Ayah gila? Aku bahkan tidak mengenalnya Ayah. Dan apa-apaan penampilannya itu? Ayah ingin aku menikah dengan wanita itu? Aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya seperti apa. Entah dia cantik atau tidak. Ayah tahu seperti apa wanita yang aku suka. Aku juga sudah berkali-kali membawa kekasihku menemui Ayah meskipun Ayah berakhir menolak mereka. Dan wanita yang Ayah bawa ini.. Coba lihat penampilannya! Dia jauh lebih buruk dari mereka. Aku tidak mau menikah dengannya dan jangan memaksaku!" Untuk pertama kali dalam hidupnya tuan muda Kim itu berbicara dengan nada tinggi pada ayahnya.
"Menikah dengannya atau semua aset yang sekarang ada di tanganmu aku cabut!"

'Apa yang baru saja bicara itu benar-benar Ayah?' Batin Azlan, karena demi Tuhan, ayahnya tak pernah memaksanya dalam hal apapun seumur hidupnya. Ia selalu diberikan kebebasan dalam memilih. Walau sang ayah tak pernah menerima semua wanita yang ia bawa kerumah sebagai calon istrinya, tapi ia pikir itu hal yang wajar, mungkin ayahnya ingin memilih menantu yang tepat untuk mendampinginya. Tapi kenapa hari ini berbeda? Kenapa ayahnya malah berbalik memaksanya?

"Ayah mengancamku demi wanita tidak jelas ini? yang benar saja Ayah!"

"Pendirianku tetap. Kau anakku dan kau pasti mengenalku. Menikah dengannya atau namamu kuhapus dari daftar warisku!" Perintah tuan Kim tak ingin dibantah.

"Apa? Ayah K-kau.. Agh! Aku tidak peduli! Kau juga mengenalku ayah. Aku tak pernah membantah Ayah jika menurutku pilihan Ayah baik untukku. Tapi tidak untuk yang satu ini. Aku pamit, aku akan menginap di rumah Ryan malam ini" 

Dengan langkah tegap Azlan berbalik tanpa menghiraukan jeritan sang ayah yang berulang kali memanggil namanya di belakang. Langkah kakinya berhenti saat tepat di depannya berdiri seorang wanita yang akan dijodohkan ayahnya dengannya. Rahangnya mengeras dan melirik sinis wanita yang berdiri di depannya itu. Dia bercadar. Ya, Wanita itu bercadar. Jelas, itu jadi alasan kuat untuk seorang Azlan Alvino Kim menolak perjodohan konyol sepihak dari ayahnya itu.
Wanita itu tertunduk, entah kenapa, Azlan rasa wanita itu tak berani memandangnya. Azlan berdecih dan kembali melangkah pergi. Masa bodoh dengan warisan atau apalah itu. Ia tutup pintu dengan keras seolah memberitahu sang ayah bahwa ia tidak akan pernah setuju dengan keputusan tuan besar Kim itu.

Air mata mengalir dari mata lentik sang Wanita Bercadar. Ia tak menginginkan ini, sungguh. Ia tidak meminta dinikahkan dengan putra tuan Kim itu. Jangankan meminta untuk menikah dengannya, bahkan membayangkan memiliki hubungan sebatas kenalan saja ia tidak berani. Ia tentu cukup tahu siapa keluarga Kim dan seberapa besar pengaruh mereka dalam dunia bisnis. Matanya mungkin tidak bisa melihat, tapi ia tidak buta informasi. 

Ya... wanita itu buta. Itu sebabnya ia juga berusaha menolak perjodohan tidak masuk akal ini. Karena Ia juga tahu, ia takkan pernah bisa menjadi wanita yang baik untuk putra tuan Kim dengan mata butanya ini. Matanya sudah tidak bisa melihat indahnya dunia sejak berusia 18 tahun dan dia tidak mau menyusahkan siapapun. Dia hanya ingin dibiarkan hidup sendiri walaupun tanpa ibunya yang baru tiada minggu lalu.

Ayana Faziha, begitu nama wanita berkulit pucat dengan mata indah serta bulu mata lentik yang sayangnya tak bisa melihat itu. Berusaha mengangkat wajah indahnya yang tertutup cadar, Ia lalu menghapus air matanya dengan tangan bergetar.

"Tu-tuan, Yana.."

"Tidak Nak! Jangan menolakku! Hanya ini satu-satunya kesempatanku membalas kebaikan ibumu, yaitu dengan menjagamu. Tenang saja Nak, aku ayahnya. Aku tahu yang terbaik untuk anakku. Dan ku mohon, bersedialah. Aku akan jamin kehidupanmu selama disini. Sekarang masuklah ke kamarmu.. Lee!" 

Panggil tuan Kim pada pengawal pribadinya. Ah, pengawalnya itu, paman Lee, juga keturunan Korea. Mereka bekerja turun-temurun di keluarga Kim. Jika dulu ayahnya yang menjadi pengawal tuan besar Kim (ayah dari tuan Ravan / kakek Azlan, yang berdarah asli Korea) maka sekarang giliran ia yang menjaga anak dari pria berdarah asli Korea itu. Sayangnya, paman Lee dan sang istri tidak dikaruniai anak, sehingga Azlan tidak memiliki seorang pengawal disampingnya, dan Azlan tidak bisa mempercayai orang lain selain keluarga Lee. Lagi pula, Azlan rasa ia bisa melindungi dirinya sendiri. Paman Lee melangkah memenuhi panggilan majikannya itu.

"Tolong antarkan calon menantuku ke kamarnya, kau tahu kamar kosong di samping kamar putraku kan? Siapkan kamar itu untuknya. Dan jika putraku tidak terima dengan keputusanku, suruh dia menghadapku! Kaupaham?" 

Wajah tegas tuan Kim membuat paman Lee tak bisa berkata tidak padanya. Tubuh tegap dan wajah tampan yang kini dihiasi keriput sebab usia yang mulai menua serta sikap tegasnya itu, berhasil ia turunkan pada putra tampannya. Putranya itu seolah duplikat dari dirinya. Entah siapa yang akan mengalah diantara dua orang keras kepala bermarga Kim ini.

Bidadari Titipan Ayah ✔ End (Pindah Ke Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang