1. Perjanjian

24.6K 1.4K 41
                                    

Alunan musik dengan volume yang begitu keras menuntun puluhan orang menari di club itu. Berpuluh pasangan bergumul di bawah gelapnya cahaya lampu. Menyisakan dua orang pria yang sejatinya sudah saling mengenal sejak kecil, berbincang di salah satu sofa dengan suasana yang agak mencekam.

Brakk!

"Apa?!"

Salah seorang pria memukul meja dengan keras, ia sampai berdiri dengan mata terbelalak karena keterkejutannya akan berita yang baru saja ia dengar.

"Kau serius Zlan? Yang benar saja. Ayahmu berniat menjodohkanmu? Ini sudah tahun berapa? Dan lagi, kau dijodohkan dengan wanita yang.."

Mulutnya tertutup seolah tak yakin untuk melanjutkan kata berikutnya.

"Bercadar?"

Keningnya mengerut meminta kepastian. Ia yakin telinganya masih berfungsi dengan baik sampai sekarang.

"Diamlah Ryan! Aku mengajakmu bertemu agar kau bisa membantuku mencari jalan keluar dari masalahku. Bukan malah mempersulitnya"

Pria yang berdiri tadi, Ryan, mencoba tenang dan kembali duduk di tempat duduknya. Ia menghela nafasnya. Hening melanda sesaat. Dua pria tampan yang bersahabat sejak kecil itu, Azlan dan Ryan, seolah punya pemikiran masing-masing terkait masalah yang baru saja mereka bincangkan.

"Dengar.." Ryan mencoba angkat suara.

"Aku tidak tahu wanita yang dipilih ayahmu itu secantik apa. Tapi jika bercadar..." Ia berhenti sejenak. Tak yakin harus melanjutkan.

"Begini, kau bisa menolaknya kan? Maksudku.. aku tahu ayahmu ingin kau punya istri yang baik. Tapi kau masih 26 tahun Zlan, usiamu masih cukup muda untuk memilih pasanganmu sendiri. Dan apa katamu tadi? Dia juga.. buta?"

Tanya Ryan memastikan, takut menyinggung perasaan sahabat di depannya ini. Padahal tidak sama sekali. Dan ya, Azlan juga baru saja mengetahui fakta jika wanita yang akan disandingkan dengannya tidak bisa melihat dari paman Lee, saat ia meminta paman Lee menceritakan siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya itu.

Azlan mengangkat gelas berisi minuman beralkohol miliknya ke atas, mengangkatnya tepat di depan wajahnya. Memutar gelasnya pelan, Ia mengangguk menjawab pertanyaan Ryan.

"Aku sudah menolaknya. Kau tahu sendiri tipe wanitaku bagaimana. Dan ia tidak punya satupun diantaranya. Tapi kau kenal ayahku kan? Pak Tua itu, bagaimana pun tidak akan mau dibantah. Ia bahkan mengancam menghapus namaku dari daftar warisnya"

"Hah.." Ryan menghela nafasnya. Yang punya masalah adalah pria di depannya. Tapi kenapa dia yang bingung sekarang?

"Baiklah, satu-satunya cara yang kau punya hanya.." Ryan memotong kalimatnya. Ia merebut gelas berisi alkohol di tangan Azlan dan meminumnya dalam sekali teguk.

"Nikahi wanita itu, sebab aku yakin ayahmu tetap akan menikahkanmu dengannya bahkan jika dia yang menolaknya"

Azlan mengerutkan keningnya, seolah tak setuju dengan saran yang baru saja didengarnya. Namun ketika ia mau membantah, Ryan mengangkat tangannya. Menandakan ia belum selesai bicara.

"Siksa wanita itu, hingga ia sendiri yang minta cerai darimu. Atau lebih bagus kalau kau ciptakan drama sehingga wanita itu adalah orang yang bersalah dalam retaknya rumah tangga kalian? Itu terserah padamu. Intinya kau tetap harus menikahinya"

Azlan mengerutkan keningnya sesaat. Memikirkan saran yang baru saja disampaikan Ryan. Sebuah ide tiba-tiba melintas di otak liciknya. Mengangkat sudut bibirnya membentuk seringai puas, ia angkat gelasnya yang mana pria di depannya juga melakukan hal yang sama.

Bidadari Titipan Ayah ✔ End (Pindah Ke Innovel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang