Author: day202
Genre: Sci-fi, lil bit romance
Cast:
✍ Mark Lee (NCT)
✍ Taeyong Lee (NCT)
✍ Koeun (SMRookies)"Kau tahu, tetangga di depan itu sangat aneh. Dia tak pernah nampak di luar kamarnya jika tidak--"
Koeun berhenti mengoceh ketika ia mendapati kekasihnya hanya bisa terbengong menatap tembok putih di hadapannya. Perempuan itu berkacak pinggang sebelum menyentil pelan dahi mulus Mark. Membuat laki-laki itu mengerjap dan tersadar. Menatapnya dengan satu pandangan polos. "Apa? Kau berbicara padaku?"
"Yang benar saja? Jadi sejak tadi kau tak mendengarkanku, Mark?" Ada nada kesal yang kentara dalam suaranya. Membuat Mark menyadari jika ia baru saja mencari kesalahan. Koeun marah padanya. "See? Kukatakan juga apa? Kau sudah tak peduli denganku. Kita nyaris tak bertemu dua minggu, tapi sekalinya bertemu, kau malah melamun terus."
Laki-laki itu menghela napasnya perlahan. Bangkit dari posisi duduknya sebelum menyusul Koeun yang berjalan sambil menghentakan kaki menuju dapur. Memperlihatkan kekesalannya.
Childish, ya? Tapi nyatanya, beginilah mereka.
"Sorry," lirih Mark lembut di sebelah telinga Koeun begitu ia berhasil meraih tubuh mungil kekasihnya dan membawanya dalam pelukan. "Aku tak berniat mengacuhkanmu, Love."
"Tapi kau melakukan itu. Kau tak mendengarkanku. Kau mengacuhkanku, kau--"
Ucapan Koeun harus terhenti karena Mark dengan tiba-tiba mendekatkan bibir mereka berdua. Mencuri satu kecupan kecil di sana lalu tersenyum manis tanpa dosa. "Sudah marah-marahnya?"
"Menyebalkan."
Koeun tahu, ia tak akan pernah bisa marah pada laki-lakinya dalam waktu lama.
Tidak akan.
***
Mark berbohong.
Ia tak mengatakan apapun tentang perjalanannya selama dua minggu kemarin pada Koeun. Ia hanya bilang, teman-teman lain mengajaknya pergi mencari koleksi tumbuhan langka untuk diteliti di tengah hutan hujan. Tanpa kekasihnya sadari, Mark sesungguhnya pergi menemui Taeyong. Orang asing yang pernah ia tabrak di kedai kopi beberapa waktu lalu.
"Kau dengar, Mark?" Suara itu muncul dari kepalanya. Satu hal yang menurut Mark nyaris mustahil jika saja Taeyong tak mengatakan apabila ia telah menanamkan sebuah chip khusus seukuran memori kamera dalam kepalanya. "Radar yang ada ditubuhmu bereaksi cepat ketika kau masuk ke area gedung apartemenmu. Aku curiga, target kita ada di dekat sana."
"Jadi, aku harus apa?" Bahkan hingga detik inipun, otaknya seolah menolak untuk memproses satu informasi penting yang juga Taeyong berikan padanya. Tentang siapa dia dan seperti apa asal-usulnya. "Apa perlu aku keluar kamar lalu berlari dan mencarinya kemudin menusuknya dengan kuku-kukuku juga taringku yang tajam ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutan
Science FictionBagaimana jika beberapa mahluk hidup bermutasi? ©2020 [February Event 2.0]