R.O.S.E
Vote sebelum dibaca
*****
Setiap detik yang dingin dan mencekam itu dilalui So Eun di sana. Tidak terlintas di kepalanya untuk segera kembali ke dalam kamar dan kemudian menyembunyikan tubuh mungilnya di bawah selimut. Dia tidak lagi punya alasan yang mampu membuatnya tidur nyenyak demikian. Pikirannya sudah dikacaukan oleh Kim Bum dengan sejuta pemaksaan sialannya. Pria itu meninggalkan benci pada So Eun, meningkatkan dendam hingga wanita itu tak punya waktu untuk sekedar menukar pakaian kantor itu hingga pagi hari tiba.
Benar, So Eun mungkin tidak akan sadar jika waktu sudah dihabiskannya seperti orang bodoh di sana paskah kepergian Kim Bum dari hadapannya andai saja terang tidak datang. Pagi sudah menyuluti rasa lelah di mata dan juga seluruh fisiknya.
Dibuang So Eun napas itu keras-keras, sebuah desahan dan kepasrahan hidup yang sangat tidak baik dibukanya pagi ini. Dibereskannya gelas dan botol minum di atas meja. Berjalan menuju pintu kamar kembali untuk mengantar nampan berisi gelas dan botol kosong itu ke dapur.
Namun langkah itu harus terhenti saat kedua matanya justru mendapati Kim Bum yang dikiranya sudah menyingkir malam lalu kini berbaring tenang di atas ranjang kamar So Eun. Pria sialan itu terlihat begitu lelap yang sebenarnya membuat hati So Eun berapi-api.
So Eun benar-benar tidak bisa menerima ancaman sialan pria itu untuk adik tercintanya. Adiknya yang 7 hari lalu tidak ditemukan saat proses penjemputan di sekolahnya. Adik kecil tercintanya, harta So Eun satu-satunya.Sejauh mana anak berumur 12 tahun bisa pergi?
Seperti kehilangan nyawa saat So Eun mendengar dan mencari namun tidak ditemukan. Beberapa jam So Eun menghabiskan waktu mencari sendiri, hingga sosok sialan itu mengirimkan So Eun sebuah foto dan menghentikan usaha So Eun untuk terus mencari. Penolakan yang berujung penculikan sang adik.
Ternyata adik laki-laki So Eun sudah berada di tangan Kim Bum. Dalam keadaan berbaring di atas ranjang pesakitan dan tidak sadarkan diri. Kim Bum terlalu pintar untuk mencari cara untuk memberi So Eun pelajaran.Sejauh itulah yang bisa dilakukan Kim Bum hanya karena So Eun menolak untuk mengumumkan kepada semua orang jika mereka adalah pasangan kekasih. Pria keras kepala itu terlalu terobsesi membuat semua manusia di dunia tahu bahwa mereka adalah pasangan. Andai mereka tahu, jika itu adalah pemaksaan.
Kim Bum terlalu kaya, dia juga terlalu tampan. Dia punya banyak lahan positif dimata semua orang, dikenal dengan prestasi dan juga pebisnis handal. Punya kekuasaan, punya fisik yang bisa bersaing dengan pemain film populer Mancanegara, ketampanan yang digilai semua wanita. Pria itu punya segalanya, seharusnya untuk ukuran pria sepertinya, Kim Bum bisa mendapatkan wanita yang mungkin segalanya lebih dari So Eun. Lalu kenapa harus So Eun?
Tidak, tidak hanya So Eun. Pria itu punya banyak wanita. Seperti para bajingan yang lain, Kim Bum juga lemah akan wanita. Dia suka gonta ganti pasangan dan kemudian akan dicampakkannya dengan begitu mudah. Dia tidak peduli pada setiap perasaan wanita yang disakitinya. Dia hanya peduli kesenangan dan juga nafsu sialannya.
Lalu So Eun salah satunya?
Bisa ya dan bisa tidak.Diantara yang lain, hanya So Eun yang berbeda, hanya So Eun yang menolak. Hanya So Eun yang dipaksa dan hanya So Eun yang tidak pernah bersikap baik kepada Kim Bum. Mungkin karena itu So Eun menarik di mata Kim Bum. Mungkin, mungkin juga tidak.
"Seharusnya ku bunuh dia lebih dulu"
Kesal So Eun pada dirinya. Itu masih tentang ancaman malam lalu.
Tidak ingin ada percakapan dengan Kim Bum sepagi ini, So Eun memutuskan meninggalkan kamar dan segera ke dapur. Melakukan kebiasaan dan aktifitas paginya sambil memikirkan apa yang seharusnya bisa dilakukannya untuk mengatasi Kim Bum. Dia tidak mungkin selamamya di bawah aturan sialan Kim Bum seperti ini. Pria itu tidak bisa berkuasa selamanya atas dirinya.