R.O.S.E
Vote Sebelum Dibaca
Happy Reading
*****
Hari yang nyaris pagi tidak lantas membuat mata Kim Bum mengantuk. Dia masih sadar bahkan setelah mengkonsumsi cukup banyak alkohol. Pria itu masih mampu untuk duduk di atas sofa ruang tamunya. Otaknya sedang bekerja keras usai termakan kata dan makian dari Donghae. Dia mungkin bisa terlihat biasa, tapi di dalam hati dan pikirannya, Kim Bum berdarah-darah.
Benarkah yang dikatakan Donghae?
Semua ini hanya bentuk pelariannya atas ketidakmampuannya mencegah kesalahan, ketidakbahagiaannya, penyesalannya?
Berbeda dengan So Eun yang sudah tidak mampu mengendalikan diri sejak dari dalam Bar hingga saat Kim Bum menidurkannya di atas sebuah ranjang yang sangat jelas bukanlah milik So Eun.
Wanita itu sejak tadi masih sibuk mandang-mandang seluruh isi dunia yang mampu dipandangnya. Berusaha menerjemahkan segalnya, dan kebiasaan So Eun saat mabuk tidak begitu buruk. Dia tidak suka bertindak bodoh, atau bicara sesuka hati. Dia diam, matanya sibuk pada segala hal disekitarnya, dan jika sudah waktunya, So Eun akan tertidur sendiri.
Lampu temaran di dalam kamar tidak kunjung mampu membuat mata So Eun terpejam. Tidur tidak berhasil mengelabuinya untuk melupakan jika saat ini dirinya tidur di ranjang yang bukan miliknya. Sampai didengar So Eun kembali suara kaki pria yang tadi menggendongnya dan menidurkannya di sana.
Langkah lambat itu sedikit terseret, seolah teramat malas hanya untuk sampai di sisi ranjang yang ditiduri So Eun. Samar-samar So Eun masih bisa mendengar suara decakan kesal dari mulut Kim Bum.
Pria itu berdecak melihatnya?
Dia bahkan hanya tidur dan tidak melakukan apa-apa, dan Kim Bum berdecak?
Oh astaga, percayalah, pria itu pasti bermasalah dengan kepribadian.
"Aku tidak peduli"
Urungnya, memutar langkah kembali ke arah pintu untuk segera keluar dari dalam kamar yang beberapa saat lalu dimasukinya. Dirinya dalam gejolak, apakah harus peduli pada So Eun dengan mengurus kekacauan yang terjadi pada So Eun saat ini, atau membiarkannya saja seperti yang dilakukannya sejak menidurkan So Eun diranjang itu.
Kemanusiaan Kim Bum yang buruk ternyata menang, pria itu kembali membiarkan So Eun berbaring dengan pakaian bau alkoholnya, baju dan rok sempit itu tidak nyaman digunakan saat tidur, sepatu kerja So Eun bahkan tidak dilepaskan.
Begitulah keadaan itu bekerja, berlalu beberapa puluh menit hingga So Eun nyaris menemukan kesadarannya lagi, Kim Bum tidak kunjung kembali ke sana untuk sekedar mengasihaninya dan membantunya melepaskan sepatu sialan di kakinya.
"Kau harus tetap sehat untuk bisa mendapatkan pembalasan yang pantas Kim So Eun"
Oh pria itu kembali ke dalam kamar setelah satu jam berlalu, saat mentari nyaris menyapa bumi manusia, saat manusia di sana mulai sibuk mempersiapkan diri untuk aktifitas satu hari ini. Bersekolah, bekerja ataupun membuang-buang uang untuk bersenang-senang.
Kim Bum duduk di sisi ranjangnya sebelah kanan, sisi yang ditiduri So Eun. Dilepasnya lebih dahulu kedua sepatu di kaki So Eun, dilihatnya So Eun telah menutup mata, atau masih menutup mata.
"Kau selalu suka melakukan sesuatu yang kau sendiri sudah tahu tidak mampu melakukannya"
Ejeknya ke arah So Eun saat teringat kembali momen ketika So Eun mencoba bersaing untuk minum beberapa jam lalu.