Nira POV
Gue tenang banget mereka nggak ngejar tapi tiba-tiba ada yang nepuk pundak gue. Gue reflek nengok ke belakang.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa"
.
.
."Lo berdua ngapain disini?"
Itu suara orang yang nepuk pundak gue. Dan ternyata itu Bang Zaki temen sekelas Bang Nicko. Ngeselin banget emang Bang Zaki ini hobi banget ngagetin orang. Gue masih syok jadi Bara yang jawab pertanyaan Bang Zaki.
"Panjang ceritanya bang, yaudah kita duluan ya bang"
Bara langsung gandeng gue buat naik ke motornya dan ninggalin bang Zaki. Gue cuma diem aja selama itu. Sampai Bara nanya ke gue akhirnya gue sadar.
"Ra, tante Firda masih di Kantor polisi enggak? Coba tolong tanyain ya"
"Ha? Oh iya Bar"
Gue lamgsung chatt Tante Firda dan ternyata dia masij di kantor polisi untuk memberikan keterangan. Akhirnya gue sama bara langsung tancap gas ke sana. Sampai disana Bara langsung bicara dengan petugas untuk memberikan keterangan tentang apa yang tadi kami dapat.
"Saudara Bara bisa anda jelaskan tentang informasi yang sudah kalian dapat?"
"Siap pak, tadi saya dan teman saya sudah menyelidiki tempat yang dimaksud. Tempat tersebut seperti bangunan lama yang sudah tak terpakai didepannyapun banyak semak-semak dan disana kami dapati ada dua lelaki berbadan kekar satu berambut panjang lurus, yang satu lagi berambut cepak agak ikal dan disinyalir mereka yang telah menculik korban."
"Baik terimakasih untuk keterangannya. Besok kami lakukan aksi penggrebekan dan ibu mohon kerjasamanya"
"Baik Pak, tolong selamatkan anak saya ya pak"
Usai menyusun rencana esok hari dan kebetulan hari sabtu artinya gue dan yang lain libur sekolah jadi bisa ikut melaksakan pemggrebekan. Gue pulang hampir isya, sampai digerbang Papa udah pasang badan dengan ekspresi datarnya. Alamat gue di marahin nih sama Papa. Gue jabat tangan dan cium tangan papa. Belum sempat gue jelasin apapun ke papa, Bara udah maju duluan.
"Malam Om, mohon maaf sebelumnya saya bawa Nira pergi sampai semalam ini. Kami pergipun karena mencari Rani om bukan maksud lainnya. Dan Alhamdulillah sudah ada titik terang dan besok langsung dilakukan pencarian. Jadi mohon jangan marah ke Nira Om. Saya yang salah sudah mengajak Nira pergi"
Gue speechless denger penjelasan Bara. Seberani itu dia bicara sama Papa. Padahal temen-temen gue aja nggak ada yang berani tuh jelasin kalo bawa gue pulang lebih lambat dari jam yang ditentukan. Dan ujung-ujungnya gue kena hukuman. Duh gue udah gak ngerti lagi, tapi semoga gue nggak dihukum deh.
"bagus nak Bara, kamu berani menjelaskan sebelum saya tanya. Saya berterimakasih karena kamu sudah mengantar anak gadis saya pulang dengan selamat. Saya tidak marah, karena saya sudah tau kalian pergi untuk apa"
What!!?? Papa nggak marah dong. Oh iya pasti mama udah cerita ke papa gue sama bara bergi kemana. Tapi Wait? Papa selalu santai gitu kalo sama bara dan akrab sih belakangan ini. Biasanya papa tuh kalao ada cowok deketin gue langsung pasang muka sangar dan dingin. Tapi ini.. Ah udah lah dipikir pusing, yang penting gue nggak kena marah dan nggak kena hukuman .. Yuhu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, I Am Nira
Teen FictionNira, seorang gadis SMA yang memiliki paras cantik dan imut. badannya yang cukup terbilang tinggi untuk ukuran cewek. Nira bisa dibilang salah satu orang yang paling dicari seantero sekolahnya. Ya itu karena nira sangat berprestasi dan juga gelarnya...