4

4.9K 510 27
                                    

Handle pintu kamarku bergerak turun.

Aku menekan dadaku. Menekan detak jantung yang berdebar sangat cepat. Tubuhku gemetar.

Sosok tinggi itu muncul dengan wajah tegang, tuxedo-nya sudah tidak lagi rapi. Dasinya sudah tergantung lepas di lehernya. Mata tajamnya menyambarku, seolah siap mencabik-cabik tubuhku.

"Kamu sengaja memamerkannya di depanku?" ia sedikit terhuyung, mendekat dan memojokkanku ke dinding.

"Tidak, Bi," aku menggeleng cepat.

"Kamu mau meninggalkanku demi laki-laki itu?" bau alkohol menguar dari mulutnya.

"Tid-dak," aku menggeleng lagi.

"Bukankah aku sudah bilang kalau kamu milikku?" mata Birawa menyipit. Kedua tangannya bertumpu pada tembok di sisi kanan dan kiri kepalaku.

"Bi, ini bukan yang seperti kamu sangka," kucoba membalas tatapan matanya dengan perasaan ngeri.

"Bukan? Lalu seperti apa?"

"Dia-"

"Kamu mau bilang kalau dia klien Benny?"

"Dia memang klien Benny, Bi. Sungguh, aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya," kenapa aku jadi takut? Bukankah aku memang tidak ada hubungan dengan pejabat kota tersebut?

"Semakin lama kamu semakin tidak terkendali, Ley," gerutunya rendah.

Kudorong dada bidangnya dengan kuat, hingga ia mundur dua langkah.

Birawa menggeram, kembali menarik dan menghimpitku sebelum aku menghindar.

"Kenapa kamu selalu membuatku marah?"

"Aku tidak bermaksud membuatmu marah, Bi. Aku benar-benar tidak ada hubungan dengan Dasta-"

"SHIT!"

Aku terlonjak memejamkan mataku sejenak ketika Birawa mengumpat keras persis di depan wajahku.

"Jangan menyebutkan nama laki-laki lain selain aku, Ley! Aku tidak suka!" Birawa mencengkeram kedua lenganku.

Andai saja seluruh sikap marah Birawa sebagai bentuk dari kecemburuannya, tentu aku akan sangat senang. Bukankah itu berarti Birawa mencintaiku? Tetapi sayangnya tidak. Kemarahan Birawa terpicu karena aku adalah simpanannya, miliknya. Yang artinya adalah seperti barang milik dan bukan sebagai seorang wanita. Aku hanyalah wanita simpanannya. Pelacurnya. Pemuas nafsu-nya. Aku yang menerima kebaikannya sehingga tidak lagi terjerat oleh hutang lintah darat. Aku berhutang  budi karena Birawa memberikanku pekerjaan dengan gaji yang sangat baik, memberiku tempat tinggal yang jauh dan berlebih dari kata layak.

"Bilang Ley! Katakan kalau kamu milikku! Aku tidak suka tidur dengan perempuan yang memikirkan pria lain!"

.

=====

.

Kemarahan Birawa kali ini adalah kemarahan paling menakutkan sepanjang aku mengenalnya. Dan aku hanya bisa pasrah menerima apa yang disebutnya sebagai hukuman.

Bukannya aku tidak berusaha menolak dan memberontak, tapi apa artinya tenagaku dibandingkan Birawa? Dengan tubuh setinggi 187 senti dan berat 80 kg, dibandingkan denganku yang hanya 47 kg dengan tinggi 156 senti?

Aku tidak menghitung berapa kali aku meneriakkan nama Birawa dalam setiap pelepasanku. Tapi Birawa masih terus bergerak, belum juga merasa puas meskipun ia sudah menyemburkan kehangatannya di dalamku empat kali, jika aku tidak salah hitung.

Entah, ini efek kemarahannya, atau alkohol yang diminumnya, atau dipicu hal lain.

Aku mendesah lega ketika Birawa mengerang dan menghentak,, mencapai puncaknya lagi. Berharap ia menyudahi nafsunya kai ini.

(Not) Your Mistress (EBOOK tersedia di Google Play Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang