2

5.8K 511 9
                                    

Aku mengumpat ketika Birawa menyeretku dan mendorongku hingga terjerembab di atas ranjang hotel. Dengan kasar ia melonggarkan ikatan dasinya, melepaskan jas hitam yang dikenakannya dan melemparkannya sembarangan.

Matanya tajam seolah ingin membelahku menjadi beberapa bagian.

"Jadi begitu kelakuanmu? Mengumbar senyum genit, mencoba menggoda laki-laki di luar sana?"

"Aku tidak menggoda siapapun!"

"Oya? Tapi yang kulihat seperti itu, Ley!" bentaknya marah.

"Ck. Terserah apa tuduhanmu. Lagipula, kalaupun benar aku menggoda mereka, itu bukan urusanmu!" balasku tidak mau kalah.

"Kamu!" Birawa menarik rambutku, membuatku meringis tengadah. Ia mendekatkan wajahnya.

Kutentang tatapan tajamnya, menahan sakit di kepalaku karena jambakannya.

"Kamu milikku, Ley! Jangan coba-coba bermain api!"

"Tentu. Aku hanya salah satu simpananmu yang harus siap dan ada jika kamu butuhkan. Aku cuma salah satu barang koleksimu yang akan kamu buang jika kamu bosan!"

"Tepat! Dan aku masih belum bosan denganmu," seringainya, lalu melumat bibirku dengan kasar. Mendorongku dengan tubuh tinggi besarnya, hingga aku terbaring di bawahnya.

Kudorong dadanya hingga ciumannya terlepas. Namun hal itu hanya membuat Birawa makin beringas. Ia mencengkeram rahangku, menabrakkan bibirnya dan meciumku lagi.

Aku memberontak. Dan Birawa makin kalap. Menarik lepas dasinya dan menjadikannya tali untuk mengikat tanganku.

"Birawa, apa yang kamu lakukan?" aku mulai jerih.

"Menjinakkan gadis liar sepertimu!" sahutnya, membuat simpul dipergelangan tanganku.

"Lepaskan tanganku, Birawa brengsek!" makiku.

"Aku masih Boss-mu, Ley! Sopanlah!" ia membalik menelungkupkanku dan menampar pantatku. Aku memekik merasakan panas menyengat di sana.

"Boss macam apa yang memperlakukan staff-nya seperti ini?" sentakku berusaha melepaskan diri ketika Birawa menurunkan retsleting gaunku, meloloskannya begitu saja dari tubuhku.

"Hmm.... Kamu semakin membuatku bergairah dengan wajah marahmu ini, Ley," bisiknya menurunkan penutup terakhirku. Tentu saja, gaun yang kukenakan tidak memungkinkanku mengenakan bra.

"Kamu mau memperkosaku?" semburku berapi-api.

"Kita lihat nanti, apakah aku memperkosamu, atau kamu berubah menjadi liar dan jalang ketika aku menyentuhmu?" Birawa terkekeh, membalikku lagi, menelentangkanku.

"Bi, kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini. Ingat calon tunanganmu!"

"Hanya pertunangan bisnis, Cathleya sayang," ia menduduki pahaku, menelanjangi dirinya sendiri.

"Bi-" aku menelan ludah melihat tubuh proporsionalnya. Tidak lembek dan tidak terlalu berotot. Tubuhnya sangat pas dan mengagumkan.

"Hmm? Aku mau kamu malam ini, Ley," ia membuka pahaku, menyelipkan lututnya di antaranya, lalu mulai menindihku.

.

====

.

Aku merapikan rok pendek di atas lututku. Laporan prospek beberapa event sudah tersusun rapi dalam map biru yang kubawa. Setelah aku menyerahkan laporan ini, rencananya aku akan keluar bersama Benny untuk memastikan jadwal dan run down event yang rencananya akan dilaksanakan di B-Hotels.

(Not) Your Mistress (EBOOK tersedia di Google Play Book)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang