"Tidak buruk bukan, jika dihukum bersama?" Dahyun terkekeh dan diikuti oleh yang lainnya.
"Hukuman ini sangat biasa, walaupun kita harus berdiri di sini selama tiga jam."
"Kau benar Taeyeon, bahkan sinar matahari di sini tidak membuat kulit kita hitam," ujar Bomi senang.
Mereka tertawa di sana, sangat aneh bukan? Saat dihukum mereka malah senang. Itulah yang berada di pikiran lima lelaki yang berada di lantai dua.
"Apa mereka murid baru? Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya."
"Iya Hyung, mereka murid baru yang seangkatan denganku. Perempuan berambut pirang itu adalah teman sebangkuku yang baru. Kim Taeyeon," ujar lelaki yang dapat di ketahui jika itu adalah Minhyuk.
"Benarkah?"
"Ah .... Apakah kau tahu nama perempuan yang berambut coklat itu?" lanjut orang yang dipanggil kakak oleh Minhyuk.
"Kenapa? Apa Jinyoung Hyung tertarik dengan perempuan itu?" Jinyoung hanya tersenyum penuh arti yang membuat teman-temannya dapat menebak apa arti senyuman itu.
"Aku tidak tahu namanya, Hyung, coba kau tanyakan sendiri," ujar Minhyuk. Tanpa aba-aba Jinyoung langsung berjalan meninggalkan teman-temannya.
"Hei!! Kenapa tidak bilang jika ingin pergi?" teriak lelaki bernama Luhan.
"Biarlah Luhan Hyung, Jinyoung Hyung memang seperti itu," ucap lelaki bergigi kelinci itu.
"Sebaiknya kita menyusulnya," kata lelaki bertanda pengenal Kim Namjoon. Dan mereka mulai berjalan mengikuti Jinyoung dari belakang.
***
"Ternyata kalian anak baru? Pantas saja kalian tidak tahu berurusan dengan siapa," ucap perempuan yang baru datang sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan diikuti seorang lelaki di belakangnya.
"Yang kami tahu, kami berurusan dengan perempuan murahan," ucap mereka serentak dan membuat mata perempuan itu terbelalak.
"Hei!! Tarik ucapan kalian, kalian hanya anak baru yang begitu menyebalkan." Mereka berempat hanya tersenyum kecut.
"Honey, mereka menghinaku," rengek perempuan yang bernama Yuri itu sembari menggelayut manja di lengan pacarnya.
"Sudahlah honey, mereka hanya perempuan kampung dan mungkin mereka tidak tahu jika dirimu adalah anak dari Kepala Sekolah." Lelaki itu melempar senyuman bangga atas ucapannya, mungkin pendapat lelaki itu setelah mendengar apa yang ia katakan para perempuan itu akan takut.
Hal ini sudah menjadi senjata utama untuk menakuti murid di sini. Tapi nihil, apa yang diharapkan lelaki itu tidak berhasil.
"Yayaya, anak dari Kepala Sekolah. Apa kami perlu memperkenalkan diri dulu supaya kalian tahu siapa kami?!" teriak Taeyeon.
Lelaki itu sedikit geram dengan gelagat Taeyeon.
"Begitukah? Penting untukku?" remeh Yuri dan membuat Taeyeon semakin geram.
"Sangat penting!"
"Apakah kalian seorang artis? Penyanyi? Lihatlah gaya kalian, rambut penuh dengan cat tembok. Tidak mematuhi aturan sama sekali."
"Apa?!" teriak Taeyeon yang kemudian tertahan oleh Dahyun, entah kenapa semenjak mereka datang ke sekolahan ini emosi Taeyeon sering keluar.
Dahyun hanya bisa memperingati temannya itu dengan cara ini. Jika mereka perhatikan dengan baik siswa di sini memiliki rambut yang sama, hitam. Jadi mereka satu-satunya murid yang memiliki warna rambut berbeda.
"Apa kalian pikir ini adalah Ent High School? Yang bisa dengan seenak maunya? Kalian saja tidak pantas untuk masuk ke dalam sekolah elit itu. Perempuan urakan." Yuri berbicara dengan penuh penekanan.
Taeyeon hampir saja menampar perempuan itu namun segera dihentikan oleh Dahyun, perempuan itu memeluk tubuh mungil Taeyeon supaya dia tidak bergerak lebih lanjut lagi.
"Sudah senang memancing emosi teman kami?" Bomi yang sedari tadi diam kini angkat bicara. Bomi tau situasi ini, perempuan yang sedang mereka hadapi ini memang memancing emosi mereka. Terutama pada Taeyeon yang dari awal sudah emosi.
"Apa kau mau sekolahmu ini ditutup?" Itu suara Irene. Perempuan lembut itu ternyata bisa berbicara dengan nada yang sangat menakutkan.
"Apa? Menutup sekolahku? Apa kalian bisa," ujar Yuri tertawa mengejek.
"Memangnya kalian siapa?" Lelaki itu ikut bicara saat ini.
Perlahan Irene berjalan mendekati Yuri dan tak ada pergerakan mundur dari Yuri, dia tetap ditempatnya.
Saat sudah tepat di depan Yuri, Irene memainkan rambut Yuri seraya berkata, "Apa kau tidak pernah melihat kami di televisi?"
Irene hebat, tidak biasanya dia seperti ini. Ketiga sahabatnya itu mematung dengan sikap Irene saat ini.
"Kalian ada di televisi? Ah, mungkin kalian ada di dalam berita empat perempuan urakan yang tak tahu diri." Irene membalas perkataan perempuan itu dengan senyuman.
"Ternyata kau tidak mengenal kami, baiklah aku akan memberimu petunjuk. Cari nama kami di google." Irene membelai pipi Yuri lembut dan perlahan mulai memundurkan badannya.
"Siapa kau beraninya menyuruhku!" teriak Yurisembari mendorong tubuh Irene namun terbatalkan karena Bomi sudah memegang tangan Yuri dan menghempaskannya kasar.
"Jangan sekali-kali kau menyentuh tubuh sahabatku!" kata Bomi sekartis dengan tatapan yang tidak main- main.
Yuri hendak menampar wajah Bomi tetapi kembali tertahan oleh orang lain.
"Jinyoung Oppa."
Jinyoung menghempaskan tangan Yuri. "Jangan kasar dengan perempuan!!" teriak pacar Yuri.
"Diam atau kau ingin dihajar," ucap Namjoon yang tiba-tiba ada di belakang pacar Yuri Kemudian membuatnya terdiam.
"Pertunjukkan yang cukup menarik," ucap lelaki berambut pirang. Ternyata ada juga yang mencat rambutnya, empat orang lelaki yang mencat rambutnya sementara satu lelaki dengan rambut hitam.
"Taeyeon, tak kusangka kau cukup berani menantang Yuri," kata Minhyuk dengan pujiannya, sementara Taeyeon hanya mendecih.
"Kau mengenalnya Tae?" tanya Dahyun.
"Dia teman sebangkuku," jawab Taeyeon tidak suka.
"Ada apa ini?" tanya Jinyoung
"Mereka menyiramkan air ke tubuhku tadi," kata Yuri mengadu.
"Kenapa?" Kini pertanyaan Jinyoung mengarah kepada mereka berempat.
"Kami tadi di toilet mendengar suara aneh Sunbae," ucap Irene polos.
"Suara aneh?"
Irene mengangguk. Jinyoung mulai mengerti ke mana arah pembicaraan mereka. Kebiasaan Yuri memang tak pernah berubah.
"Kau bilang suara aneh?" Yuri mulai geram sendiri.
"Aku kira itu suara kucing," kata Taeyeon yang sudah menstabilkan emosinya. "Meong," lanjutnya dengan menyeringai.
"Jadi kami memutuskan untuk menyiram kucing itu," kata Dahyun sembari terkekeh menghina.
"Kucing," kata Bomi ikut terkekeh.
"Apa kalian tidak malu ketahuan bercinta oleh murid baru? Apa kalian akan tetap di sini dan dipermalukan lebih dalam lagi oleh mereka?" kata lelaki bergigi kelinci bertanda pengenal Jeon Jungkook.
"Bawa pacarmu pergi," bisik Namjoon dan pacar Yuri langsung menarik Yuri untuk pergi dari tempat itu.
Setelah kepergian Yuri, Jinyoung tersenyum lembut menatap gadis berambut cokelat di depannya.
Seperti sekolah mulai terlihat menyenangkan bagi pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Youth [Selesai] (TAHAP REVISI - TELAH TERBIT)
Fanfic[FOLLOW SEBELUM BACA] Kisah tentang empat perempuan yang merupakan anak-anak dari orang-orang yang berpengaruh di Seoul, mereka secara tidak sengaja tertangkap cctv saat sebuah kebarakaran terjadi, hasilnya mereka diasingkan ke sebuah sekolah yang t...