Keesokan harinya Dev menjalani hari-harinya seperti biasa, cuek dan tak peduli dengan hal yang di anggapnya tak penting.
Dev tak menggubris orang-orang seperti Glandi yang hanya menggodanya di chat.
Bagi Dev hal itu hanya akan membuang-buang waktunya saja.
Dev pergi ke sekolah dengan wajah datarnya yang khas namun sesekali tersenyum manis ketika menyapa orang yang dia kenal. Dev menyusuri koridor sekolah sambil menikmati pemandangan paginya.
Langit tampak cerah dengan awan yang seakan tersenyum padanya. Tampaknya hari ini akan sangat menyenangkan.
Setelah sampai di kelas dia menceritakan semua yang dia alami tempo hari, dia ceritakan pada All sang sahabat.
Semua kesejukan pagi itu seketika berubah menjadi suasana mencekam dan panas.
Dev kembali teringat akan kejadian tadi malam saat Glandi yang berani menggodanya.
" woiii All.. lo tau nggak gue semalam chatingan ama cowok, aneh banget! Masa nih ya baru kenal dia udah berani gitu godain gue"
"Ssttttt!!.. cukup ferguso ini masih pagi jangan marah-marah dulu kuy. Selow, santuy" sembari menempelkan telujuknya ke bibir Dev.
"Paan sih lo All gaje, gimana mau santuy coba, gue kesel banget sama dia sumpah!!" ucap dev dengan penuh penekanan sembari menepis tanggan All.
"Ehh lo jangan kaya gitu kuy. Hati-hati jodoh loh, hahahaha"
"Dih amit-amit gue jodoh ama orang kek gitu, jijay gue cuk"
"Nah loh jangan bilang amit-amit woi entar jadi jodoh beneran!yaudahlah pepet aja kali Dev. Lo jomblo ini kan? haha. Dari pada gak laku"
" ishhh" hanya kata itu yang keluar dari mulut Dev dengan wajah muram, rupanya dia sangat bete.
Bagaimana tidak?, berharap All memberikan saran bagus padanya ehh All malah mendukung dan bahkan berlaga seakan Ia menerima kehadiran Glandi.
**
Pelajaranpun dilewatinya dengan penuh kejenuhan. Seperti biasa pelajaran ini sangat membosan-kan. Guru tersebut hanya menceramahi para siswa dengan kata-kata lagend yang sangat melekat dan mendarah daging sejak generasi awal. Dari semester satu hingga saat ini yakni semester tiga tidak ada yang materi yang dipelajari melainkan ceramah yang diulang-ulang.
Salah satu kata-kata lagend-nya yang sangat di ingat dan menjadi bahan candaan para siswa.
"Yang lalu liarlah berlalu. Yang baru datang lagi lupa jalan terus"Kata pembuka yang selalu dia ucapkan dan bahkan semua murid hafal dengan opening kelasnya tersebut.
Yah semua murid memang tak suka dengan-nya karena setiap masuk kelas dia tak pernah memberikan materi, hingga saat ulangan semua murit hanya bisa ternga-nga saja tanpa bisa menjawab apapun, walaupun dijawab itu hanya karangan indah semata.
Hal tersebut seakan menjadi hal yang menambah faktor penyebab ke-betean yang hakiki.
Kali ini dia hanya masuk beberapa menit saja karena dia harus menyelesaikan tugasnya sebagai staf kesiswaan yang tak bisa dia tinggalkan.
**
Wajah-nya yang muram namun terlihat imut dan lucu membuat beberapa temannya mengejeknya dengan sebutan "bocah"
Bukan hanya kali ini saja mereka mengejeknya sebagai bocah melainkan setiap hari. Ada kalanya Dev merasa kesal dengan hal itu namun ketika moodnya bagus maka dia hanya mengganggap itu sebagai candaan saja.
Kali ini moodnya sangat hancur berantakan jadi dia sangat jengkel dengan ledekan teman-temannya itu dan lengkap sudahlah kejenuhan hari ini.
"Ting ting" notif hp masuk.
Dev segera memeriksa hp nya, dan ternyata pria berbaju kuning yang tak lain adalah Glandi itu mengirimkan pesan singkat.
Glandi
"Dek"Dev
"Paan"Glandi
"Apa kabar?"Dev
"Hmm. Baik"Glandi
"Lagi ngapain?"Dev
"Main hp"Glandi
"Hahahaha.. cuek amat sih, mulai brani yah. Gue suka gaya lo"Dev
"Hehe"Begitulah pesan itu berakhir.
Flat dan sangat-sangat membosankan hanya menyisakan keresahan semata di hati Dev.
Walaupun tak suka dengan chat Glandi. Entah mengapa saat Ia mengirim pesan pada-nya, Dev tak bisa menghiraukan-nya lagi, walaupun dibalas dengan ketus.
**
[Tak lama kemudian.]
"Ehh iya yah. Kenapa coba gue cuekin dia, padahal dia kan gak salah apa-apa,dia juga gak maki-maki gue dan gak kurang ajar sama gue cuma gombal doang kok. ishhh dasar bego!" Dev menggerutu di hatinya.
Dev mulai merasa bersalah dan mulai kepikiran dengan sikapnya yang terlalu cuek dan tak peduli.
Sikapnya itu dianggap sangat keterlaluan karena banyak orang yang menyimpulkan bahwa Dev adalah gadis yang sangat arogan.
"Apa salahnya sih jika mencoba berteman dengan orang baru, kan Glandi juga bukan orang baru yang antah berantah" gumam Dev. "Yaudah deh kali ini kalo dia ngechat lagi gue gak akan ketus lagi".
Kali ini dia berjanji untuk dirinya sendiri. Ketika Glandi ngechat dia tak akan mengiraukannya lagi seperti yang biasa Dev lalukan pada Glandi.
Dev yakin bahwa Glandi akan mengirimkan pesan padanya tanpa menghiraukan sikapnya yang sangat cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punya Otak??
Teen FictionBagaikan takdir yang tak dapat diubah, Walaupun menghindar sedemikian rupa. Kisah ini berawal dari kebaikan yang di manfaatkan, yang berakhir dengan penyesalan. Tentu semua orang tak suka dengan yang namanya penghianatan apalagi ingkar janji. Bagai...