✨ 3

678 119 4
                                    




Haechan tertegun kala memasuki kediaman milik mark lee. Rumah ini terlalu besar untuk haechan, amat sangat besar.

Bukannya haechan kampungan atau apa, tapi dia hanya merasa takjub melihat rumah mewah yang pernah ia lupakan sebelumnya.

Dengan desain interiornya yang modern namun simple dan tidak meninggalkan kesan elegant, rumah ini terlihat nyaman dan hangat. Hiasan di rumah ini juga tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa foto keluarga, vas bunga, lampu hias, guci di pojok ruangan dan miniatur mobil. haechan kira Mark merupakan tipikal pria workaholic yang melupakan arti keluarga.

Dengan sofa berwarna abu abu berpadu dengan warna hitam di tengah ruangan. Gaya seorang mark lee sekali. Selalu memilih warna gelap dan pilihan nya hanya itu itu saja, terlalu mononton batin haechan.

Mark merangkul haechan yang berdiri di bantu dengan kruk agar gadis itu tidak terjatuh karena kakinya yang masih belum sembuh total.

"Kau bisa menaiki tangga?"

Pertanyaan bodoh dari seorang mark lee. Haechan memutar bola mata malas. Terlalu lelah meladeni tingkah tolol mark.

"Candaanmu tidak lucu sama sekali oppa..." haechan bersungut sungut membuahkan sebuah senyum simpul dari bibir kaku mark.

"Just kidding chanie..."

"Hih!"

Lalu mark melepaskan rangkulan tangannya dan berjongkok di hadapan haechan.

"Apa yang oppa lakukan? Tali sepatumu lepas?"

Pertanyaan bodoh versi haechan. Mana mungkin tali sepatu mark lepas, dia menggunakan sepatu pantofel hari ini. Ckckck ternyata mereka berjodoh, sama sama bodoh. Membuat Mark memutarkan bola matanya malas

"Mana ada, cepat naik ke punggungku" dengus mark

Haechan merengut tapi tetap menurut untuk naik ke punggung mark. Dia melingkarkan tangannya ke leher mark dan merebahkan kepalanya di pundak lebar mark. Tempat ternyaman yang pernah haechan singgahi

"Tubuhku berat.. Kau bisa kelelahan jika kau menggendongku oppa" bisik haechan. Yang mana deru nafasnya menggelitik telinga dan sekitar leher mark. Area sensitif seorang mark lee.

Mark meniti satu persatu anak tangga seraya sesekali menaikkan tubuh haechan yang dia sangga dengan tangannya agar tubuh berisi haechan tidak menggelinding di tangga dan menghantam lantai.

"Ringan seperti ini kau bilang berat? Jangan bercanda chanie, tubuhku bahkan jauh lebih berat dari ini..."

Bibir haechan mengerucut lucu. Dia memukuli pundak mark karena kesal.

"Ish! Menyebalkan!"

Mark malah tertawa lepas. Dengan susah payah membuka pintu kamarnya— dengan bantuan haechan sih sebenarnya, lalu meletakkan tubuh haechan dengan hati hati di atas ranjang.

Haechan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar yang di dominasi warna hitam, putih dan abu abu. Atau lebih tepatnya hanya ada tiga warna itu.

"Istirahatlah terlebih dahulu,kau pasti lelah" ujar mark sambil melonggarkan dasi yang mencekik lehernya dan menyempatkan diri untuk mengusak surai haechan.

"Apa kita akan tidur satu kamar?"

"Pertanyaan retoris chanie... Kau bahkan sudah tahu jawabannya" mark tersenyum jahil

Mark melepaskan kancing jas hitamnya dan membuang jas hitamnya entah kemana.

"Memangnya tidak ada kamar lain apa? Rumah sebesar ini hanya punya satu kamar? Omong kosong macam apa ini!" haechan menyerukan protes pada mark yang melenggang pergi keluar dari kamar nya.

✨The Fault In Our Stars✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang