✨ 5

614 110 4
                                    


Mark meliburkan diri hari ini. Dia ingin menghabiskan waktu bersama haechan yang sudah lama tidak sempat ia lakukan.

Haechan masih menggunakan gips di kakinya. Kata dokter sih bisa di lepas dalam waktu dekat melihat kondisi haechan yang sudah sangat membaik. Dan masih di haruskan untuk melanjutkan terapi untuk melatih tulang kakinya yang sudah lama tidak di gunakan berjalan.

"Hish oppa! Turun dulu! Aku mau duduk di sini"

Yeah, mark menggendong haechan kemanapun yang gadis cerewet itu inginkan. Padahal sebenarnya mark mampu membeli kursi roda, namun dia hanya ingin menjadi seseorang yang di butuhkan haechan setiap saat. Dia ingin haechan hanya bergantung padanya, tidak dengan orang lain siapapun itu. Hanya dirinya

Haechan ingin menikmati taman di belakang rumah mark yang luas ini. Ada kolam renang di bagian selatan. Di lengkapi gazebo di seberang kolam. Tak lupa pohon pohon rindang yang menaungi menambah kesan sejuk di taman ini.

"Wait? Kau punya kebun semangka oppa?"

Haechan menunjuk bagian utara taman yang berisi sepetak lahan kebun semangka yang sudah berbuah. Mungkin akan di panen dalam waktu dekat.

Mark hanya memberikan cengiran menyebalkan. Membuat haechan ingin sekali meremat wajah mark yang sayangnya terlalu tampan itu.

"Kita akan panen semangka saat gips di kakimu itu di lepas chanie. Dan kau akan melihat seberapa banyak buah semangka merah yang aku suka"

Mark tersenyum seraya mengusak rambut haechan. Kebiasaan mark, suka mengelus rambut haechan di manapun ia berada dan kapanpun dia inginkan.

Haechan suka dengan suasana taman yang berbeda dari layaknya taman pada umumnya. Mark hanya terlalu kreatif dalam mengelola rumah nya.

Terlalu asyik menikmati angin segar yang berhembus di pagi tanggal 8 juli, haechan tidak menyadari jika mark telah menyiapkan sesuatu yang sudah dia sembunyikan di saku jaketnya.

"Lee Haechan..."

Haechan menoleh ketika mendapati mark menatap dalam kearahnya. Tatapan itu penuh cinta dan keseriusan. Membuat haechan berdebar, tetapi tidak mau berharap terlalu banyak. Nanti jika tidak sesuai harapan haechan mau menyalahkan siapa?

Mark atau harapannya yang menyakiti hatinya?

"Kita sebenarnya sudah saling mengenal sejak kita masih berada dalam keadaan di mana yang kita takutkan hanyalah bekal yang tidak habis lalu di marahi ibu..."

Haechan terkekeh geli mendengar penuturan mark. Dia pernah ada di masa itu bersama mark.

Mark tersenyum sambil menggenggam tangan haechan. Mengeratkannya seolah takut kehilangan haechan untuk yang kesekian kalinya.

"Kita berteman sejak lama. Dari teman bermain, belajar dan ku harap sampai kita menjadi teman hidup. Teman untuk berkembang biak dan teman untuk menghabiskan sisa usia hingga ajal memisahkan"

Haechan tertegun kala mendengar kalimat mark yang mampu membuat haechan tergelitik Dan haechan merasa tangannya bergetar saat mark melepaskan genggaman tangannya dan mengambil sesuatu di saku jaketnya.

Kotak beludru berwarna merah yang terbuka, berisi cincin emas bertahtakan berlian berwarna jingga yang sangat cantik.

"To my fullsun, would you be my sun till forever? Shine brightly in my life? Be the one and only mine?  So, yes or yes?"

Haechan terenyuh, sama sekali tidak terlintas di benaknya jika mark akan melamarnya secara sederhana seperti ini. Bukan berarti haechan ingin yang mewah dan berlebihan, tapi tidak menyangka saja jika mark mampu berbuat hal sesederhana ini. Karena Mark tidak mengenal kata sederhana itu sendiri.

✨The Fault In Our Stars✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang