Vale sedikit lega karena Nuca ada perkerjaan yang mengharuskan nya menginap di Malang.
Dengan begitu, ia tidak perlu membuat alasan kepada Nuca untuk menemui seseorang yang akan ditemui nya saat ini.
Vale duduk disebuah cafe disekitaran Jakarta Selatan, sudah sekitar 15menit yang lalu ia menunggu.
Lonceng tanda pintu cafe dibuka berbunyi, Vale bisa melihat seseorang yang ditunggu nya masuk dan berjalan kearah dirinya.
"Hello, longtime no see baby" ucap laki-laki itu hendak memeluk Vale namun segera ditepis oleh Vale.
"Jangan sentuh gue" ucap Vale
"Duh masih galak aja sih. Ga kangen apa sama aku?"
"Berisik. Gue langsung to the point aja ya. Gas, gue ga suka sama cara lo yang mau nyelakain Nuca. Stop tindakan gila lo itu." kata Vale
"Ck. Kamu jauh-jauh minta ketemu cuma buat bahas cowok brengsek itu?"
"Bagas! Jangan sembarang ngomong ya. Nuca itu beda. Ga kayak lo!" tegas Vale pada laki-laki bernama Bagas.
"Beda? Tau apa kamu soal dia? Kamu bahkan ga ada dideket dia selama ini"
"Cukup ya. Gue cuma mau ngingetin lo, kalo sampe lo mencoba nyelakain dia lagi, gue ga akan diem aja" ujar Vale lalu beranjak meninggalkan Bagas.
"Keisya" ucap Bagas yang berhasil membuat Vale menghentikan langkahnya.
"Kalau kamu beneran tau soal cowok itu, kamu tau soal Keisya?" tanya Bagas, ia berjalan menghampiri tempat Vale berdiri.
"Kenapa cewek itu sampai nyaris ngorbanin nyawanya buat Nuca?" lanjut Bagas lagi.
"Kalau ngeliat ekspresi kamu sekarang, aku yakin kamu bahkan gatau, kalau saat ini cowok itu ke Malang sebenernya bukan karena ada kerjaan, tapi karena nemuin Keisya" ucap Bagas yang sukses membuat Vale semakin bingung.
"Jangan menciptakan opini liar yang ada di otak lo" tegas Vale.
"Hahaha ini bukan opini sayang. Tapi kenyataan." Bagas menekankan kata terakhirnya.
"Kamu bisa cari tahu sendiri, kalau ga percaya sama aku" bisik Bagas ditelinga Vale lalu ia bergegas meninggalkan Vale, setelah sebelumnya menepuk bahu Vale.
Vale diam beberapa saat ditempat nya, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh Bagas.
Vale tidak ingin mempercayai itu, Vale tidak mau mengetahui kenyataan mungkin saja Nuca berbohong pada dirinya, namun sedikit dihati nya entah kenapa tiba-tiba meragukan Nuca.
Vale merasa mungkin ucapan Bagas ada sedikit benarnya, jika tidak ada 'sesuatu', kenapa Keisya bahkan sampai membahayakan dirinya untuk Nuca.
🐈
Nuca berdiri didepan pagar rumah Keisya, hari ini ia akan kembali ke Jakarta.
"Kei, aku didepan rumah"
Tulis Nuca dalam pesannya kepada Keisya. Yang tidak lama sudah dibaca Keisya.
Keisya setengah berlari keluar rumah, ia melihat Nuca berdiri didepan pagar dengan koper disampingnya.
"Hai" sapa Nuca ketika Keisya sudah berdiri didepannya.
"Hai... Kak Nuca udah mau balik ke Jakarta?"
"Iya."
Mendadak situasi mereka menjadi sangat canggung.
"Kita masih akan ketemu di Jakarta kan, Kei?" tanya Nuca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCONTROLLABLY FOND
Fanfiction"Dia adalah suara yang mengubah seluruh hidupku. Warna, juga cerita" "Dia adalah rangkaian kata yang membentuk makna dalam nyanyianku" Bagaimana hati kita jatuh, pada siapa hati kita jatuh, tidak ada yang bisa mengendalikan. Termasuk diri kita sendi...