*****
Malam ini bulan menampakkan dirinya dengan sempurna. Bulan purnama ini adalah bulan purnama yang bertepatan dengan ulang tahun Zeevanya yang ke-17. Biasanya semua anak gadis akan sangat menantikan hari ini dan merayakannya dengan meriah. Namun, Zeevanya berbeda. Dia justru sangat membenci hari ini, dia ingin waktu diputar kembali ke masa lalu, dimana dia dengan bahagia tertawa bersama keluarganya di panti.
Dan disinilah sekarang Zeevanya berada, di dalam sebuah kereta kuda putih yang melaju kencang di awang-awang. Membelah langit malam yang tersenyum menyambut kedatangan Zeevanya ke Ethiopia. Dunia sihir yang tak sembarang orang mengetahui nya.
Setelah beberapa hari dalam dilema akhirnya Zeevanya memutuskan untuk pergi ke dunia Ethiopia. Sebenarnya kepergian Zeevanya kali ini tidak murni keinginan Zee saja, tapi juga berkat nasihat dan saran dari sang ibu, Siren.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam akhirnya Zeevanya sampai ke pusat Eithopia. Zee perlahan turun dari kereta kuda, ia memandang takjub ke arah gerbang yang menjulang tinggi dengan gagah di hadapannya. Nama 'Diamond Academy' terpampang dengan jelas. Di barisan paling depan terdapat banyak penjaga yang sedang berkerja.
"Mari nona, saya antarkan ke ruang Dewan Kepala Academy," ucap seorang penjaga gerbang academy tersebut. Pakaian di sini sangat berbeda dengan pakaian di bumi, di sini mereka memakai baju kerajaan yang terkesan kuno.
"Baiklah. Terimakasih paman," suara lembut Zeevanya terdengar. Penjaga tadi terpana oleh kecantikan Zee dan seolah tersadar akan tugasnya, ia pun mulai memimpin jalan ke arah ruang Dewan Kepala.
"Silahkan masuk. Saya harus pergi," pamit penjaga tadi yang dibalas oleh senyum dan anggukan pelan Zeevanya.
Tok tok tok
"Masuk," suara bariton rendah menyahut dari dalam. Mendengar interupsi tersebut Zee pun membuka pintu dan melangkah pelan ke arah Dewan Kepala Academy yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Oh kau Zeevanya, siswa baru dari klan angel?" tanya Dewan Kepala Academy tersebut.
"I-iya Mr, saya Zeevanya Crystallia dari klan angel," ucap Zeevanya, memang sebelum pergi ke dunia Ethiopia, Siren telah memberi tahu mengenai seluk beluk Academy, dan klan-klan yang ada di sini. Walaupun tak yakin, Siren memberi tahu Zee bahwa Zee berasal dari klan angel. Hal itu dikarenakan suara dan wajah Zee sangat cantik seperti para klan angel.
"Baiklah. Perkenalkan saya Mr. Stevan. Saya Dewan Kepala Academy ini," ucap Dewan Kepala Academy yang ternyata bernama Stevan.
"Senang berkenalan dengan anda, Mr. Stevan," ucap Zeevanya sambil tersenyum ke arah Mr. Stevan.
Mr. Stevan balas tersenyum, "sebelum kamu mulai bersekolah besok, saya akan menjelaskan tentang Diamond Academy secara garis besar."
"Di sini kau akan tinggal di asrama siswa. Setiap kamar terdiri dari 3 siswa yang berasal dari kelas yang sama. Oh ya, kelas di sini terdiri dari 3 kelas yaitu kelas pemula, menengah dan kelas atas. Jika masih ada pertanyaan kau bisa tanyakan kepada teman sekamarmu. Ini kunci kamarmu," jelas Mr. Stevan. Ia pun memberi kunci kamar No. 204 kepada Zeevanya.
"Em, tapi saya tidak tahu dimana letak kamar saya Mr," ucap Zeevanya pelan
"Saya hampir lupa." Mr. Stevan bersiul lalu muncul seekor kunang-kunang dari arah jendela. Tapi ada yang aneh dengan kunang-kunang ini, ia memancarkan sinar berwarna biru bukan berwarna kuning.
"Ikutilah kunang-kunang ini, ia yang akan mengantarkan mu ke kamar," jelas Mr. Stevan seakan mengerti dengan kebingungan Zeevanya. Tersadar, Zeevanya pun tersenyum lalu membungkukkan badannya sebagai tanda hormat.
"Terimakasih Mr. Stevan," ucap Zeevanya sebelum meninggalkan ruangan Dewan Kepala Academy.
"Ada yang aneh," batin Mr. Stevan
Zeevanya menuruti perintah Mr. Stevan untuk mengikuti kunang-kunang cantik tersebut. Ini kan dunia sihir, apa mungkin kunang-kunang ini bisa bicara seperti unicorn di mimpiku, pikir Zeevanya
Karena penasaran akhirnya Zeevanya mencoba berbicara dengan kunang-kunang tadi.
"Ehm, hai kunang-kunang! Apakah kamu bisa bicara?" Tanya Zee seraya menatap makhluk kecil lucu tersebut.
Hening, tidak ada sahutan dari kunang-kunang tadi. Zee pun menepuk keningnya pelan.
"Ssh, mana mungkin dia bisa bicara. Kau sungguh bodoh Zee," ucapnya pada dirinya sendiri
"Hai Zee! Aku Magista" terdengar suara kecil yang lucu diiringi tawa kecil seperti lonceng berdentang.
Zeevanya menghentikan langkahnya. Dia berdiri mematung dengan terkejut. "Suara siapa itu? Apakah itu suaramu? Wah kamu benar-benar bisa bicara!" Ucap Zee dengan mata berbinar. Benar-benar ajaib, pikirnya.
Kunang-kunang itu mengangguk beberapa kali. Ia lalu terbang mengitari Zeevanya sambil menggoyang-goyangkan cahaya birunya.
"Ah kau lucu sekali," antusias Zeevanya. Kunang-kunang tadi menanggapi dengan mengangguk kecil.
"Ayo, kuantarkan ke kamarmu Zee," ajak kunang-kunang tadi karena Zee masih bertahan pada posisinya.
"Ah iya, baiklah," jawab Zee. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan nya naik ke arah lantai tiga.
Sesampainya di depan pintu kamar no. 204, kunang-kunang itu berhenti. Ia berbalik menghadap Zee yang ada di belakangnya.
"Ini kamarmu Zee, semoga kau nyaman di sini," ucap Magista, kunang-kunang biru tadi.
"Terimakasih Magista," jawab Zee
"Aku pergi dulu. Sampai jumpa," ucap Magista.
"Sampai jumpa, semoga kita bisa bertemu kembali," ucap Zeevanya sambil tersenyum manis. Saat Magista mulai menghilang di belokan lorong, Zee menghela napas pelan. Ia akan memulai hidup barunya di sini.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Academy
Fantasy[Fantasy] ✨✨✨ Semuanya berubah sejak mimpi itu datang. Mimpi yang mengantarkanku ke dunia ini. Dunia yang aneh, aku tak mengerti apa yang harus aku lakukan. Sihir? aku bahkan tak percaya. Tapi keadaan memaksaku untuk mempercayainya. ~ Diamond Academ...