*****
"Selamat pagi Veronica, Silvia," ucap Zeevanya saat melihat kedua teman barunya keluar dari kamar masing-masing. Zeevanya memang sudah bangun sejak tadi, dia sudah memasak sarapan dan juga sudah siap dengan seragam baru miliknya.
"Pagi Zee," sahut keduanya kompak
"Wah baunya enak sekali. Kau sendiri yang memasak ini semua Zee?" tanya Veronica. Kini ia sudah duduk di kursi makan.
"Iya. Makan lah Ve, aku memasakkan ini semua untuk kalian berdua," jawab Zeevanya. Zeevanya memang koki masak yang handal, ia sudah memiliki bakat memasak sejak kecil.
"Ah terimakasih Zee. Kau baik sekali," Silvia menanggapi dengan antusias. Bahkan sekarang Veronica sudah heboh ingin makan yang mana terlebih dahulu.
"Sama-sama. Selamat makan," ucap Zeevanya tak kalah semangat. Mereka bertiga makan dengan lahap. Memang masakan Zeevanya patut diacungi jempol. Selama makan yang terdengar hanya suara dentingan sendok dan piring. Mereka makan dalam diam.
"Aaa kenyangnya," ucap Veronica sambil mengelus perut ratanya.
"Masakanmu sungguh enak Zee," puji Silvia sambil mengacungkan dua jempolnya.
Zeevanya tersenyum manis, "Lain kali akan ku buatkan yang lebih enak lagi." Perkataan Zeevanya ditanggapi dengan anggukan semangat oleh keduanya.
"Ah sudah agak siang, ayo kita ke kelas. Aku takut jika kita terlambat," ucap Veronica mengingat kan.
"Ayo," sahut Silvia dan Zeevanya bersamaan.
Akhirnya mereka bertiga berjalan beriringan ke arah kelas pemula di lantai satu. Sekedar informasi, Diamond Academy memiliki 3 lantai, lantai satu untuk kelas pemula, lantai dua untuk kelas menengah dan lantai tiga untuk kelas atas. Memang di sini tingkatan lantai sesuai dengan tingkatan grade siswanya.
Sesampainya di kelas, Zeevanya kembali di buat takjub. Kelas ini sangat luas dengan berbagai alat-alat aneh tertempel di dindingnya. Masih dalam kekagumannya, tiba-tiba Zeevanya tersentak kaget mendengar suara deheman berat dari arah depan. Ternyata guru yang mengajar telah sampai di kursi kebesarannya.
Segera Veronica dan Silvia menarik Zeevanya untuk duduk di bangkunya.
"Ehm, pagi semua," ucap guru tersebut.
"Pagi Mr," jawab siswa kompak.
"Saya dengar ada siswa baru di kelas ini." ucap guru tadi
Zeevanya berdiri, "Iya Mr, saya Zeevanya Crystallia siswa baru dari klan angel," ucap Zeevanya sambil membungkuk hormat.
"Iya Zeevanya, panggil saja saya Mr. Rein saya adalah pembina di kelas pemula Diamond Academy," ucap guru tadi yang ternyata bernama Mr. Rein.
"Salam kenal Mr," ucap Zeevanya sambil tersenyum sopan.
"Baiklah. Silahkan duduk Zee," perintah Mr. Rein. Menuruti perintah Mr. Rein, Zeevanya pun kembali duduk di bangkunya.
"Mari kita lanjutkan materi hari ini, hari ini akan ada seleksi kelas bakat jadi setelah ini kalian semua akan dipindahkan ke kelas baru sesuai bakat yang kalian kuasai," jelas Mr. Rein
"Yeah," semua siswa bersorak gembira. Memang mereka semua sudah mengunggu seleksi ini lama, sebenarnya bimbingan Mr. Rein hanya untuk persiapan seleksi kelas bakat. Semua siswa baru dibina selama sebulan oleh Mr. Rein lalu dilanjutkan dengan seleksi bakat yang dimiliki. Beruntung Zeevanya masuk pada hari ini, tapi menurut Zeevanya ini adalah sebuah malapetaka, ia bahkan tak tau, ia memiliki bakat sihir atau tidak.
Huh bagaimana ini?
"Kalian semua diberi waktu satu jam untuk bersiap, selanjutnya kalian datanglah ke ruang seleksi. Sekian, silahkan persiapkan diri kalian dengan baik saya undur diri," ucap Mr. Rein sebelum menghilang dengan bakat teleportasinya.
"Em Ve, aku ingin bertanya, apa maksud dari seleksi bakat?" Bisik Zeevanya kepada Veronica.
"Begini Zee, setelah ini kita akan dites bakat masing-masing setelah itu kita akan dipindahkan ke kelas khusus sesuai bakat yang kita miliki. Tapi tetap ada beberapa kelas yang tetap diwajibkan kepada seluruh siswa tanpa membedakan bakat yang dimilikinya, yaitu kelas ramuan dan kelas bertarung. Dua kelas tadi diwajibkan bagi semua ahli bakat," jelas Veronica panjang lebar. Memang di sini kelas pemula, terbagi menjadi beberapa kelas lagi. Jadi pemula hanya sebagai tingkatan gradenya.
"Owh, tapi aku tak tau aku memiliki bakat atau tidak," ucap Zeevanya pelan sambil menunduk.
"Tak apa, kita berdua juga belum tau kita memiliki bakat apa," ucap Silvia mencoba menenangkan Zeevanya.
"Lebih baik kita mempersiapkan diri, seleksinya tinggal setengah jam lagi," lanjut Silvia
"Baiklah," sahut Zeevanya dan Veronica bersamaan. Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk mempersiapkan diri untuk seleksi, dimulai dengan mendaftar urutan seleksi terlebih dahulu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Academy
Fantasy[Fantasy] ✨✨✨ Semuanya berubah sejak mimpi itu datang. Mimpi yang mengantarkanku ke dunia ini. Dunia yang aneh, aku tak mengerti apa yang harus aku lakukan. Sihir? aku bahkan tak percaya. Tapi keadaan memaksaku untuk mempercayainya. ~ Diamond Academ...