CHAPTER 3

14 4 7
                                    

Happy reading and enjoy guys:)
================================

---
NOTE
"Gue ga tahu nama lo, jadi gue panggil aja Note."
---

Laki-laki itu memasuki rumah dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, dua hari ini dia tidak bisa bermain musik dengan tenang karena gangguan dari perempuan gila yang ngotot ingin tahu namanya.

Dia melempar tasnya ke sofa dan langsung berjalan menuju dapur. Dia membuka kulkas dan mengambil makanan favoritnya agar mood-nya membaik.

Tanpa memedulikan dirinya yang baru sembuh dari flu, dia terus menyendok es krim di tangannya.

"Tumben pulang cepat, nak. Langsung makan es krim lagi, ada apa?" Seorang perempuan paruh baya memasuki dapur. Itu Rena, mamanya.

Rena menghampiri anaknya. "Nggak apa-apa ma. Aku cuma lagi bad mood." Rena tertawa pelan sembari duduk di kursi sebelah anaknya.

"Ya, mama tahu kamu bad mood. Mama nanya kenapa kamu bad mood." Dia diam. "Hmm, biar mama tebak. Karena perempuan?"

Melihat perubahan ekspresi putranya itu, Rena kembali tertawa pelan. Laki-laki itu mendengus. "Mama tahu nggak, masak dua hari ini ada cewek yang ganggu aku terus. Dia pengin tahu nama aku."

"Terus kamu kasih tahu?"

"Yah nggak lah. Aku aja ga tahu dia siapa," sahut dia.

"Mungkin dia mau kenalan sama kamu, kamu ajak kenalan balik dong."

"Nggak mau!"

"Loh, kenapa nggak mau? Mana tahu kalian cocok."

"Nggak mungkin! Aku ga suka sama cewek cerewet, kepo dan pemaksa kayak dia," sanggah dia.

Rena tersenyum, "mama jadi penasaran sama dia."

"Mama nggak perlu kenal sama dia." Dia kemudian mengatakan kepada mamanya bahwa dia akan ke kamar.

Setelah sampai di kamarnya, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur tanpa mengganti seragamnya dulu.

Dia merasakan hal aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya saat mendengar perkataan mamanya. Mungkin di sekolah dia jarang berbicara, tetapi dia bukan tipe cowok dingin kayak di novel-novel. Dia cuma kurang bisa bergaul.

Dari kecil dia terbiasa sendiri atau tidak bersama dengan kedua temannya, sampai akhirnya ada mamanya yang menemaninya. Makanya, sifat asli dia hanya keluar saat bersama orang-orang tertentu. Mungkin tidak akan ada yang menyangka kalau sebenarnya dia itu manja.

•••

Bel istirahat baru saja berbunyi, tetapi kantin sudah terasa ramai saja. Tere celingak celinguk menatap sekitar, seperti anak ayam tersesat di tengah keramaian. Saat tidak menemukan orang yang dia cari, Tere langsung keluar dari kantin. Ck, itu cowok benaran ga pernah ke kantin apa?

Tere berjalan mengelilingi sekolah. Dengan harapan akan menemukan laki-laki itu di kelasnya. Dia sudah hampir menyerah, saat pada akhirnya menemukan laki-laki itu duduk di kursi yang berada di koridor depan kelas.

"Ha! Akhirnya, ketemu juga. Ternyata ini kelas lo, 12 IPA 2. Kelas udah, tinggal nama lagi." Tere tersenyum lebar saat melihat tampang tidak suka laki-laki itu.

TRUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang