Jam Olahraga.2

21 6 4
                                    

"Asli ye Lu June... Awas aje besok-besok masih minta contekan pelajaran ke Gue... Gak akan ngasih wa!" Ungkap Jinhwan pada June yang sedang beranjak pergi ke UKS bersama Jae. Brian yang mendengar umpatan temannya itu tersenyum pahit karena dirinya juga merasakan hal yang sama dengan Jinhwan. Ingin sekali dirinya berlari ke UKS menyusul Jae dan June.

"Nah... Kita bagi dua tim!" Titah Jaehyun sambil memberi aba-aba.

"Yang absen genap minggir!" Kebetulan sekali. Jinhwan dan Brian sekelompok. Mereka sama-sama ber-absen genap. "Sok atuh! Yang berminat main duluan, silahkan." Celetuk Jackson sambil menyenggol bahu Brian. "Ah! Moal aing mah... Sok we atuh
A' Jackie nu maju." Balas Brian yang mulai memperlihatkan jati dirinya yang asli. Dan akhirnya 5 orang yang bermain pertama dari grup pertama dari grup genap adalah Jinyoung, Jackson, Hanbin, Jaehyun dan Jinhwan. Dia mengorbankan dirinya karena ia pikir jika sudah main maka di giliran selanjutnya dia hanya akan menjadi pemain pengganti atau bahkan sebagai penonton.

Permainan dimulai. Jujur saja sebenarnya Jinhwan mahir bermain basket. Namun, ya... Kalian sudah tau pastinya... Dia malas bertemu materi ini. Entahlah... Tak ada yang tau pasti kenapa dirinya tak menyukai materi ini. Yang mengetahui alasan sebenarnya hanyalah dirinya dan Tuhan Yang Maha Esa.

Permainan basket yang sedang berjalan, berlangsung sengit. Jaehyun men-dribbling bola itu lalu melemparnya ke Jinyoung. Jinyoung melemparnya lagi ke Hanbin. Hanbin kembali men-dribbling bola itu dan dilemparkan ke Jackson.

"Three Point!" Teriak Sungjin yang menjadi wasit permainan itu. Sorak sorai penonton menyeruak. Siapa lagi kalau bukan para siswi yang ber-sorak?

Tunggu... Dimana Jinhwan?

"Jinhwan! Maju! Itu bolanya rebut!" Teriak Jongyeon yang tampak agak jengkel melihat Jinhwan sedari tadi hanya diam saja. "Gak mau! Itu udah diambil si Jahe!" Jawab Jinhwan sambil menunjuk Jaehyun. "Masa Gue ngerebut bolanya dari tim wa sendiri?" Ungkap Jinhwan sambil memperlihatkan raut wajah santainya.

"WOY! JINAN! AWAS ETA BOLA!!!" Teriak Brian sambil bangkit dari duduknya. Jinhwan yang kaget sontak menolehkan wajahnya ke arah Brian.

Dan

BUAGH!

Bola basket itu mendarat tepat diwajah Jinhwan. Hampir saja dia kehilangan keseimbangan ketika bola itu menampar wajahnya. Untung saja Chanwoo yang berada di belakangnya dengan sigap menahan badan Jinhwan yang nyaris jatuh.

"Lu gapapa? Aduh maaf!" Ucap Mark yang tak sengaja melemparkan bola tersebut kepada Jinhwan. "Nggak... Wa gapapa santuy." Ucap Jinhwan tenang tanpa menyadari darah mulai keluar dari hidungnya.

"Eh Hwan! Lu gak ke UKS aje? Itu mimisan." Ungkap Jongyeon sambil berlari mendekati Jinhwan dan memberikan tisu. "Yaudah, Gue ke UKS ye? Gapapa ini?" Jawab Jinhwan sambil menatap Brian, dengan tatapan kemenangan tentu saja. "Iya udah gapapa!" Balas Jaehyun kepada Jinhwan. "Eh! Wa anter si Jinan ye!" Ucap Brian sambil berlari mendekati Jinhwan. Namun sayang seribu sayang, niatnya untuk menghindar ditahan oleh Hanbin. "Mau kemane Lu ha? Sok Jinhwan ke UKS aja... Ada si June ama Jae." Ungkapnya sambil mencubit pipi Brian gemas.

•~•~•🐟•~•~•

SIAL! Satu kata yang menggambarkan kondisi Brian saat ini adalah kata tak kasar itu.

Sudah terpaksa main basket. Merana gara-gara Jae yang mengingatkannya akan puluhan lirik lagu yang dibakar mantannya. Terpaksa menggantikan Jinhwan bermain basket. Dan lebih sialnya lagi, ini baru awal menuju tengah bulan dan uang bulanannya sudah hampir sekarat.

Akhirnya, Brian memasuki lapangan dengan langkah berat. Sorakan penonton juga ikut serta mengiringi langkahnya.

"C'mon Bri! U Can Do It Friend!" Seru Wonpil dari sisi lapangan.

"DO WHAT?!!"

"Ha?"

Sepertinya kesabaran orang-orang memang diuji disaat yang tak tepat, kesabaran Brian contohnya.

Putaran pertama permainan ini dimenangkan oleh kelompok ganjil dengan skor 24:23. Tipis memang.

Permainan kembali dimulai beberapa menit kemudian dengan pertukaran pemainan. Kini Brian, Hyungwon, Jinyoung, Daniel, dan Hanbin yang bermain. Kedua orang yang masih terus bermain itu seprrtinya punya stamina lebih. Permainan yang sekarang berlangsung agak kurang sengit di menit-menit awal. Namun, ketika memasuki menit ke-delapan permainan yang semula kurang menarik menjadi sangat menarik ketika Brian yang sedari tadi diam tak membantu mulai ikut bermain dengan gesit. Sorakan kaum hawa disisi kanan lapangan menjadi sangat keras ketika Brian mencoba mencetak poin.

DUGH!

Tiba-tiba saja Dowoon mendorong Brian. Mungkin dia tak ada maksud untuk mendorong Brian, jadi ketika tubuhnya mendorong Brian dia agak sedikit tersentak.

PRIIIIT!!

Suara lengkingan peluit itu menyeruak kemana-mana.

"Dowoon pelanggaran!" Seru Sungjin yang sedari tadi duduk memantau di pinggir lapangan. "Weh!? Wa gak maksud dorong Bri, maaf." Ucap Dowoon sambil menjulurkan tangannya pada Brian yang jatuh tersungkur. Brian tak menanggapi ucapan Dowoon tadi. Dia hanya tersenyum dan meraih tangan Dowoon yang terulur.

Karena hal tersebut, Brian mendapat 3 kali melempar bola untuk mendapat
'Three Point'.

"Ya! Silahkan!" Seru Sungjin sambil mempersilahkan Brian untuk melempar.

"Do'a Bri! Bismillah bisa!" Teriak Taeil yang duduk disamping Wonpil.

Yang pertama gagal karena terlalu tak bertenaga. Bahkan sampai posisi Himchan yang paling dekat dengan tiang-pun tak sampai.

Yang kedua gagal karena terlalu bertenaga. Bahkan lemparannya melambung tinggi diatas tiang itu.

Tinggal tersisa satu kesempatan yang dimiliki Brian untuk mendapat skor. Sekarang skor grup Ganjil dan Genap sama 24:24. Jika Brian berhasil memasuki bola itu kedalam ring. Maka kelompok Genap akan menang dan akan diadakan pertandingan final. Jujur disitu Brian berkeringat. Bukan karena lelah, tapi karena gugup. Keringat dingin kini membanjiri tubuhnya. Dia bimbang harus memasukan bola itu kedalam ring atau tidak. Dia ingin permainan ini cepat berakhir dan beristirahat tapi tak ingin mengecewakan tim-nya gara-gara bola tersebut tidak masuk kedalam ring.

"C'mon Bri! Durasi!" Seru Sungjin lagi dari tepi lapangan. Brian mengangguk. Jantungnya berdegup kencang seolah akan melompat dari tubuhnya.

"BISMILLAH BRI!" Teriakan Taeil itu sepertiya lebih dari ampuh. Bola basket itu masuk tanpa halangan setelah dua kali gagal kedalam ring itu.

Dan seketika muka Brian pucat saat itu juga. Dia merasa ada beberapa mata yang memandangnya tajam di depan dan samping dirinya. Dia-pun melihat teman-temannya itu. Ternyata keputusan yang dibuatnya itu salah. Teman-teman se-timnya justru berharap kalau Brian tak memasukan bola itu kedalam ring. Tapi ya, mau bagaimana lagi? Tak mungkin-kan kau memutar mundur waktu?.

"Ah si Bribri mah... Hayang eleh atuh urang teh! Capek!" Keluh Hanbin.

"Ih... Kenapa gak ngasih tau atuh?? Urang ge awalna teu hayang eta bola asup kana ring." Jawab Brian dengan logat sunda-nya yang sepertinya sudah mendarah daging.

"Mati aing di amuk masa." Batin Brian sambil merentangkan lengannya, tanda ia sudah lelah. Sementara itu Sungjin yang menjadi wasit hanya terkekeh melihat tingkah Brian yang seolah-olah sudah pasrah.

"Kepada anggota tim genap dipersilahkan jika berkenan." Celetuk Sungjin yang langsung ditanggapi wajah cemberut dari Sad Boi itu.

-Pilanilea-
-🦊-

🐟-260220

Maaf baru up :")

Pilanilea -Kim Wonpil-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang