Habede Tennn!!! Skiw Maaf kamu aku jelek2 in dulu ———————————————————— —————————————————△△△
Sorry for typo(s)
"Eung? Slave? Apa itu?" Jaemin memiringkan kepala dengan dahi berkerut lucu, membuat Doyoung reflek mencubit paha Johnny
Dengan ringisan Johnny tertawa canggung, Melupakan fakta keponakannya itu baru bocah 14 tahun.
Bodohnya udah kayak kutang lucinta -Doyoung
"Intinya dulu uncle dan ibu Haechan pernah berhubungan, kami melakukan hal yang membuat Haechan lahir, Haechan adalah kesalahan masa muda Uncle" jelas Johnny.
"TIDAK! HAECHAN BUKAN KESALAHAN!! BUKAN!!!" tiba-tiba Jaemin menjerit histeris, meremat rambut dan mulai menangis keras.
"BUKAN, BUKAN KAMI YANG SALAH! YANG SALAH KALIAN! HIKS, PARA ORANG DEWASA YANG SEENAKNYA MEMBUAT KAMI LAHIR KE DUNIA YANG KEJAM INI! KALIAN YANG SALAH! KALIAN!!!" jerit Jaemin, sampai tiba-tiba ada sepasang tangan memeluknya.
"Berhenti berteriak, tidak sopan membentak pamanmu sendiri" nyatanya sedari tadi Jeno menguping dari pintu depan rumah Jaemin, niat awalnya untuk membawakan oleh-oleh macaron justru membuatnya mengetahui fakta mengejutkan.
"Jaemin, kau kenapa?" Panik Doyoung, menarik ujung baju Johnny meminta penjelasan ada apa dengan keponakan kesayangannya itu.
"Maaf, aku lupa.." lirih Johnny, sial! Johnny benar-benar lupa Jaemin memiliki trauma dengan masalah anak sebagai kesalahan.
Karena, dulu Jaemin lahir bukan dari rahim Winwin, tapi dari rahim seorang pria submissive seligkuhan Yuta.
Kenapa Johnny dan adiknya itu benar-benar memiliki masa lalu yang hampir sama? Dan karena itu juga anak mereka menderita.
"J-jaeminnie ingin pulang" lirih Jaemin yang mulai tenang di pelukan Jeno, mengundang kernyitan di dahi 3 orang dewasa disana.
"Nana sudah dirumah" kata Jeno, dibalas gelengan dari Jaemin, dengan air mata yang mulai mengering tercetak jelas di pipi putihnya.
"Nana ingin bersama Papa" Johnny terkejut tentu, apakah kata-katanya tadi benar-benar membuat trauma Jaemin muncul lagi.
Tidak, cukup 2 tahun lalu Jaemin hampir bunuh diri karena trauma nya, Johnny tak akan membiarkan ini terjadi.
"Jaemin, maafkan Uncle John ya, Uncle tidak bermaksud" ucapan lembut dari Johnny dibalas anggukan pelan dari Jaemin.
"Kuantar ke kamar?" Tawar Jeno, menatap mata sembab pria manis dipelukannya.
"Iya" . . .
Setelah mengantar Jaemin ke kamar, Jeno duduk di depan Johnny dan juga Doyoung.
