01; Sekelumit kisah

1.7K 59 1
                                    

Di senin pagi, dia disibukkan dengan pekerjaan menumpuk, hingga siang hari, lalu sore hari, dia tetap setia dengan pekerjaan yang sangat ia cintai itu. Sampai ia mengabaikan seruan-seruan yang mengalun indah dari bibir saudara seimannya, yang mengumandangkan azan.

Malam hari, ketika dia sudah lolos dari rutinitas kerja yang seolah tak pernah habis, ia gunakan waktu luangnya untuk beristirahat, karena raganya terus berteriak lelah.

Dia habiskan malam dengan buaian mimpi, hingga pagi menjemput. Dan tak perlu dijabarkan lagi, dia kembali mengulang hari ini seperti hari kemarin.

Bergulir seperti itu saja.

Dia terlena, waktu berharganya yang memiliki batas akhir itu dimakan oleh kesibukan tanpa membuka akal.

Sholat tinggal, zikir tinggal, tilawah tinggal, puasa tinggal, sedekah tinggal.

Hingga pada suatu hari, dia tersadar, dunia itu ternyata hanya sementara, tempat akhir lagi kekal adalah Akhirat. Semua manusia pasti akan kembali pada tempat kekalnya, yaitu kampung akhirat.

Di Akhirat, manusia akan menderita, jika tak membawa bekal amal.

Di Akhirat, manusia akan bergembira, jika bekal amalannya banyak.

Jadi, dia memutuskan untuk berubah, dia ingin menjadi pemburu amal.

Namun, ternyata itu sudah terlambat. Karena sang Maut telah mendahului keinginannya.

                         ***

Spirit HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang