04; Hijabmu

677 36 0
                                    


Lagi.

Rasa kagum membanjiri sang hati, ketika kedua netramu menatap mereka.

Perempuan-perempuan yang istiqomah dengan jilbabnya.

Matamu berbinar, ketika melihat keindahan iman didalam  kepatuhan mereka, tak peduli dengan wacana kerdil yang terus digaungkan, jika 'perempuan yang berjilbab belum tentu baik.'

Atau 'percuma berjilbab jika hatimu buruk.'

Bagimu, di matamu, mereka berbeda, mereka indah dengan ketaatan.

Kamu tersenyum, melihat mereka. Namun tiba-tiba saja, senyummu sirna seolah dirampas realita, ketika dirimu melihat penampilanmu sendiri.

Celana Jeans.

Kaos belel.

Rambut panjang yang dibiarkan terurai.

Kamu menghela napas panjang. Bergumam pada diri. "Kapan aku diberi hidayah? Agar bisa seperti mereka, berteman dengan jilbab-jilbab panjangnya."

Retorik.

Pertanyaan berulang itu sungguh basi. Kamu sudah tau jawabannya, namun kamu terlalu hanyut oleh ketakutan-ketakutan semu.

Aku pasti akan nampak lebih tua dari umurku, jika memakai jilbab.

Aku pasti tidak akan terlihat cantik, jika memakai jilbab.

Aku tidak akan terlihat menarik jika memakai jilbab.

Sampai kapan?
Akalmu terbelenggu dengan syair sang pembisik.

Sampai kapan?
Kamu menggantungkan kepatuhanmu, dan meloloskan nafsumu.

Ingatlah, maut tak menunggu tobatmu.

Ingatlah, maut selalu mengintip setiap pergerakanmu.

Jadi. Sampai kapan wahai diri?

Spirit HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang