LAB:7

822 67 1
                                    

zayn menatap foto yang ia dapat dari dompet shebastian.sedikit ragu untuk memberitahu deon,

''harus aku apakan ini?''zayn menggenggam foto yang terdapat lalice yang tengah tersenyum disana.jika ini terus dia simpan maka nyawanya akan terancam.

''darimana foto itu?''sial.zayn hampir jantungan karna deon yang tiba-tiba datang.ia merebut foto itu.

''kau menyimpan foto nona lalice?''pertanyaan yang terdengar sangat seram tersebut membuat zayn spontan menggelengkan kepalanya.

''aku mendapatkannya di dompet shebastian.........ambilah.....aku masih menyayangi dunia ini''ucapnya lalu meninggalkan deon yang tengah mengetuk dagunya,

"Zayn......dia pintar sekali berbohong"

***

lalice menatap nara yang tengah tertidur.terlihat cantik.namun ada sesuatu yang mengganjal di hati lalice,bagaimana ia akan membawa nara pergi?.

"Aku kembali" Lalice menoleh.netranya menangkap jungkook yang sedang menghapus peluhnya,sexy.tapi membuat lalice muak.

"Nara akan aku bawa jalan-jalan.nanti sore,kau mau ikut?" Lalice menggeleng cepat.ia kembali menatap nara.tangannya ia tuntun untuk membelai surai panjang milik sang anak,

"Bie.....tidak seharusnya kau seperti ini" Lalice kembali menoleh.matanya memincing.seolah tengah menelanjangi pria yang ada di depannya.

"Kau yang membuat kami seperti ini Quenso.jadi jangan berlagak kalau kau tidak tahu apa-apa"jungkook meringis saat tangan lalice hampir saja mengenai nara.

"Tanganmu.tanganmu hampir saja mengganggu tidur anak ku" Lalice segera menarik tangannya khawatir kalau nara benar-benar bangun,

Dering ponsel milik jungkook membuat lalice kesal.ia melempar bantal ke arah jungkook.agar segera mengangkatnya.

"My gosh.ini hanya deon.bie" Lalice membuang muka ke arah berlawanan seolah tidak mau bertatap muka dengan Quenso,

"Hurry up" Ujar jungkook.agar deon mempercepat kalimatnya.

"Saya menemukan foto nona lalice.....zayn menyimpannya"rahang jungkook mengeras bisa-bisanya.pria ini.

"Dimana pria itu?" Lalice menoleh menatap jungkook yang tengah menelfon.ke lihatannya,ia tengah marah,

"Maaf tuan,saya tidak tahu.ia langsung pergi saat aku mengetahuinya"

Tuut tuut.

Kesabaran sang Quenso sudah habis.ini sudah kelewat batas.ia melangkahkan kakinya keluar,sementara lalice.ia hanya menatap pria itu
.
.
.
TO BE CONTINUED....

LOVE AND BLOOD | Lizkook✓Where stories live. Discover now