***
"Pagi."
Aku membuka mataku yang masih terasa berat ini. Sedetik kemudian aku melihat bayangan Jeon yang masih mengabur. Aku tersenyum dan merasakan tangan Jeon mengelus kepalaku.
"Pagi juga."
"Nyenyak tidurnya?"
Aku mengangguk kecil dan berusaha untuk bangun, tetapi rasanya tubuhku remuk seperti habis digiling bulldozer dan agak nyeri di beberapa titik.
"Ini minum." Katanya.
Dahiku berkerut, kenapa dia memberiku pil?
"Apa ini?"
"Morning after pill. Seingatku semalam aku tidak pakai pengaman, jadi minum itu kalo kamu gak mau hamil, tapi kalo ingin ya tidak usah."
Apa-apaan dia ini...,
Tanpa menjawab kalimatnya barusan, aku langsung meminum pil tersebut. Kemudian dia menyuruhku untuk segera mandi, karena dia akan pergi ke suatu tempat.
Tapi aku masih tidak mengerti dengan diriku. Semalam seperti bukan diriku saja, seperti aku dikuasai oleh nafsu setan gila yang mendadak menjadi perempuan liar. Kenapa aku melakukan hal menjijikan itu sih? Kenapa aku melampiaskan kesedihan, kekesalan dan kemarahan aku sengan melakukan hal itu?
Dan yah sepertinya semalam kami memang cukup liar sampai tempat ini berantakan. Jeon tidak menyuruhku untuk membersihkan tempat ini tapi rasanya tidak enak karena sudah mengacaukan tempatnya.
Sebelum itu aku pergi mandi dan cukup kaget waktu melihat pakaian perempuan disertai pakaian dalam yang entah punya siapa. Apa Jeon membelinya atau... Masa sih punya adiknya?
Aku sendiri tidak tau apa dia punya adik atau tidak, tapi ya sudahlah jangan banyak bertanya, aku harus segera mandi dan pergi dari sini.
***
"Jeon." Panggil aku.
Jeon sedang sibuk membuat sarapan, dan itu pemandangan yang luar biasa. Kenapa dia terlihat keren meskipun hanya dengan memasak? Kenapa auranya terpancar dengan kuat saat kemeja tangannya dilipat ke atas?
Oh Tuhan, aku pasti sudah gila gara-gara semalam.
"Bajunya pas buat kamu ternyata, ah iya jangan salah paham, itu baju yang aku pinjam ke adik perempuanku. Jeon Heejin namanya, bisa kamu lihat di sana mukanya kalo penasaran." Katanya sambil menunjukkan tangan ke arah rak yang ada banyak foto.
Aku berjalan ke rak tersebut dan melihat semua foto yang ada di sana, dan aku bisa melihat dengan jelas betapa miripnya mereka berdua. Terlebih lagi Heejin mempunyai wajah yang cantik, Ibunya juga cantik, Ayahnya juga tampan. Mereka berdua memang bibit unggul yang membanggakan kedua orangtua.
Tidak seperti diriku. Yang terlahir dari keluarga yang penuh sial, ditambah Ibu kandung yang tidak punya otak dan perasaan.
Hah aku heran sebenarnya, kenapa nasib kami berdua bisa bertolak belakang seperti ini, Jeon yang terlahir dari keluarga kaya dan aku yang terlahir dari keluarga miskin, apa boleh kami berbuat hal lebih seperti semalam?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fifty Shades of Jeon✔ || Jeon Jungkook
RomanceFull story hanya tersedia versi eBook✔ DM untuk pembelian ;) Just a story between Mr. Jeon with his little girl. Started : 1st February 2020 Ended : 8th June 2020 © jiyeonsquad 2020