Apa kalian pernah ? Terlalu kaku, terlalu gugup, melihatnya saja tak sanggup apalagi menatap matanya. Padahal ada banyak cerita dan keinginan untuk dibicarakan. Diam dalam bisu itu sangatlah menyebalkan. Apalagi memendam rasa yang seharusnya sudah tersampaikan.
Sebenarnya bukan ego yang Aku pegang, hanya saja Aku terlalu cupu untuk mendeklarasikan rasa, terlalu pintar untuk memikirkan semua kemungkinannya, dan terlalu naif untuk jujur bahwasannya Aku jatuh cinta pada saat itu.
Apakah kalian juga pernah merasakannya? Menjadi manusia paling kaku saat berurusan dengan rasa. Melihat kesempurnaanya, membuatku ragu untuk melangkah.
Mataku tidak sempurnan, namun kamu perlihatkan arti kesempurnaan. Mungkin seharusnya itu sudah cukup untuk menjadi alasan yang harus Aku percaya, bahwasannya kamu adalah skenario terindah dari Tuhan yang selalu Aku nantikan dan tak boleh Aku lewatkan.
YOU ARE READING
Senjani
Short StoryMengenalnya adalah metafora terindah yang diberikan semesta, mecintanya adalah anugah terindah yang diberikan rasa. Sedangkan melupakannya adalah kemustahilan yang tertera didepan mata.