Gue bergegas menuju kantin setelah mendengar bel istirahat kedua berbunyi, nggak peduli dengan teriakan temen-temen gue bahkan Bu Aisha yang mengomeli gue karena sewaktu beliau hendak keluar dari pintu kelas, gue pepet lalu gue salip.
Sesampainya di kantin, gue tersenyum lega karena keadaannya masih lumayan sepi. Namun begitu gue jadi mengurungkan niat untuk pergi ke kedai bubble Mbak Ana karena di sebelahnya, di kedai bakso Mang Asep gue melihat gerombolan anak cowok IPS dua berkumpul di sana.
Gue berdecak sembari mendekat menuju stand Bu Nunung yang lebih dekat dengan pintu masuk untuk memesan minuman dingin, setelah itu gue memilih duduk di kursi di dekatnya. Bukan apa-apa nih ya, gue cuma males sama anak-anak IPS dua karena genitnya mereka tuh ampun-ampunan.
Anyway, gue memang lagi haus banget. Jam pelajaran Bu Aisha, kelompok gue kedapatan presentasi dan gue mendapat tugas sebagai pemateri yang membuat gue selama hampir setengah jam menjelaskam materi plus dikejar pertanyaan terus menerus dari teman-teman gue. Emang ya temen-temen gue tuh, seneng banget kalau menfaatkan gue supaya berdiri lama di depan kelas. Makanya, gue buru-buru ke kantin karena serius gue kehausan banget!
Hampir tiga menit menunggu, akhirnya Bu Nunung datang ke meja gue lalu memberikan es jeruk yang gue pesan. Setelah mengucap terimakasih, gue langsung menyedot minumannya menggunakan pipet sedotan.
Seger banget, Ya Allah!
Enggak heran kenapa gue bisa sehaus ini setelah berceloteh panjang lebar karena memang cuaca siang ini lumayan panas dan terik. Sambil menikmati minuman gue, tangan kanan gue gunakan untuk mengipasi tubuh.
"Minumnya pelan-pelan dong, Sya."
Ehek
Gue tersedak, sampai kayaknya minumannya keluar lewat hidung. Segera gue mengambil beberapa lembar tissue di atas meja lalu menutup hidung dan mulut gue.
"Kenapa sih, buru-buru banget?"
Gue melotot begitu mendapati sosok di depan gue. Saudara Abimanyu Antares yang gantengnya sejagat raya ini menatap gue sambil tersenyum manis. Lebay sih tapi pokoknya Abimanyu Antares ganteng!
"Ck, elo ngapain sih di sini? Ngagetin aja," semprot gue kesal, sambil berusaha mengatur sikap. Dia nggak menjawab, justru tertawa kecil bikin gue hampir oleng kalau nggak inget dia pacar temen sendiri.
"Gue daritadi udah di sini kali, liatin elo yang lari-larian sejak dateng. Dari sana," jelasnya sambil melirik bangku dekat kedai Mang Asep, tempat anak IPS dua berkumpul. Masa sih, kok gue nggak lihat?
Abimanyu Antares ini siswa kelas IPS dua. Kelas paling terkenal karena isinya bintang sekolah. Mereka punya prestasi di bidang non-akademik. Gue tadi nggak sengaja ngelirik meja mereka, ada Lando dan Arkan, makanya gue tahu itu anak IPS dua.
"Tumben elo mau bolos ke kantin?" tanya gue, menatap Abi sambil menyedot pipet sedotan gue.
"Enak aja, kelas gue tadi habis ulangan Sejarah," jawab Abi lalu tertawa.
Gilaa! Ini senyumnya adem banget ya gustii. Tanpa sadar, gue ikut tersenyum sendiri.
"Tasya," panggil Abi kalem.
Gue tersentak begitu tangan Abi menyenggol lengan gue. Hehe, gue tersenyum kikuk menatap Abi.
"Bi, gue ke kelas duluan ya?" Gue segera beranjak dari tempat setelah itu. Panik rasanya kalau nanti ada yang tahu gue ngobrol dengan cowoknya Alena.
"Udah gue bayar kok, Sya." Abi tiba-tiba bersuara ketika gue mendekat pada Bu Jeni.
"Hah?"
Gue berbalik, menatap Abi dengan bingung. Abi tersenyum menatap gue. Ya Tuhan, ini jantung gue mendadak jedug jedug dan gue jadi kikuk abis.
KAMU SEDANG MEMBACA
High School Love Story
Short Story- ONESHOTS - Isinya, cerita pendek yang aku buat untuk memancing kembali rasa interestku terhadap hobiku yang hampir tiga tahun tidak tersalurkan. Semoga tulisanku ini berkembang dan mendapat banyak cinta dari kalian reader-nim. Ehe :)) ©copyright...