Bagian Satu: Yoshimura Kiyoko

40 13 19
                                    

"Apa yang kautakutkan?" Sachi mulai jengah karena Nihei tidak juga memercayai jawaban yang mereka berikan.

Pemuda dengan rambut semiran hijau tua itu bungkam. Dia menatap tiga gadis di hadapannya sekilas sebelum berjalan pergi bersama Ren.

"Jangan lupakan janjimu," peringat Rachaela.

Sebelum ujian, mereka harus memikirkan penempatan mereka di pementasan terlebih dahulu. Dengan mereka yang dikenal misterius, aneh, dan introvert, berbicara dengan klub teater yang populer akan menghasilkan beberapa masalah.

Miwa itu ... tidak terlalu berguna.

"Kenapa pemeringkatan semester lalu dipajang kembali?" tanya Natsuki saat ketiganya melewati papan pengumuman.

"Bukankah itu hal yang biasa?"

"Memang benar, tetapi aku tidak berpikir akan ada perubahan karena itu."

Sachi menguap kecil. "Ada beberapa perubahan, tetapi memang bukan karena itu."

"Oh, ya, Sachi-chan, aku membawa kue yang kujanjikan waktu itu," kata Natsuki.

"Benarkah?" Wajah Sachi berbinar. Gadis itu dengan bersemangat membuka pintu kelas. "Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi?"

"Sepertinya aku terlalu memikirkan ujian." Natsuki mengambil kotak bekal yang biasa dibawanya ke sekolah dari dalam laci meja.

Para siswa laki-laki sedang mengadakan pertandingan sepak bola persahabatan dengan kelas lain, jadi Sachi tidak perlu bersaing dengan siapa pun. Gadis itu duduk manis di bangkunya dengan mata menyipit merasakan coklat yang lumer di dalam cupcakes.

Natsuki terkekeh melihat mulut Sachi yang ditutupi coklat dan memberikan tisu padanya.

"Daripada mengurusi Sachi, kau lebih baik belajar, Natsuki-chan," ujar Rachaela.

Kaede di sampingnya menghela napas. "Aku juga ingin kue buatan Natsuki, tetapi aku selalu tidak tega untuk mengurangi bagian Sachi-chan."

Natsuki tersenyum manis. "Maaf, Kaede-chan, aku memang membuat sedikit. Lain kali aku akan membawakan kue untuk satu kelas, oke?"

"Kau tidak perlu membuatkan para laki-laki itu juga." Rachaela mendengkus.

"Aku akan memberikan mereka kue percobaanku saja."

"Tidak. Lebih baik tidak memberikan mereka apa pun."

Kaede yang sejenak memperhatikan ponselnya kembali menatap ketiga gadis yang duduk di dekatnya itu. "Kudengar Nihei-san meminta kalian untuk menyelidiki tangga. Apa itu benar?"

"Begitulah." Rachaela menjawab selagi Sachi fokus pada kuenya dan Natsuki fokus menatap ke luar jendela, ke arah lapangan.

Gadis bermata hitam itu sepertinya diam-diam menyukai seorang siswa dari kelas sebelah.

Ketika itu, pintu kelas mereka dibuka. Hayagi Ren, sang wakil ketua dewan murid, memanggil Rachaela dan Natsuki untuk menemui Nihei di ruangan.

Kaede memperhatikan dua gadis itu pergi sebelum menatap Sachi yang masih asik dengan dunianya. "Kau tidak ikut bersama mereka?"

Sachi menoleh dan berkata polos, "Aku tidak dipanggil."

.

.

Nihei menepati janjinya untuk memberikan posisi penulis naskah kepada klub paranormal. Klub paranormal menerimanya dengan senang hati tanpa peduli alasan apa yang pemuda itu berikan pada klub teater.

ENDING [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang