Bagian Lima: Omemoto Yui

39 10 18
                                    

Sachi menatap datar pada mobil hitam yang perlahan meninggalkan kediaman Miwa sementara pemuda itu berdiri diam di gerbang, melambai dengan senyum tipis. Meski tidak terlalu jelas, pemuda itu dapat mengetahui keberadaan Sachi di balik jendela rumah gadis itu.

Allen yang baru saja pulang dari swalayan memperhatikan dua remaja yang berpandangan dalam jauh itu sebelum memusatkan pandangan pada Miwa. "Wawancaramu sudah selesai?"

"En."

"Seharusnya mereka melakukannya di sekolah saja."

"Itu tidak akan baik untuk reputasiku, bukan?" Miwa mendekat setelah menutup gerbang rumahnya. "Meskipun aku tidak bersalah, melihat mereka mewawancaraiku akan memberikan pikiran buruk pada yang lain, tentangku."

Allen berkata dengan tidak peduli, "Aku menyimpan pikiran buruk tentangmu."

Kedua pemuda itu berjalan beriringan memasuki rumah Sachi. Gadis itu duduk di ruang tengah menonton televisi.

"Kau tidak bisa meramal siapa yang membunuh Yui, Sachi?" Miwa duduk di sebelahnya.

"Kupikir kau tidak peduli bahkan jika gadis itu mati dengan sedikit mengenaskan."

"Jadi, siapa pembunuh Yui?"

"Aku tidak tahu," kata Sachi. "Ramalan tidak datang hanya karena kau menginginkannya."

Mulut Miwa membulat.

Setelah libur di hari minggu dan kembali masuk di hari senin, itu sedikit sepi. Kali ini beberapa puluh anak terlalu takut untuk datang ke sekolah.

Tangga dan ruang klub.

Mereka hanya diberi istirahat selama ujian sebelum toilet di belakang gedung olahraga menjadi angker juga.

Dari sini, tampaknya pelaku sedikit ... bermurah hati? Setidaknya mereka sempat mengerjakan ujian dengan tenang.

Akan tetapi, hari di mana daftar peringkat akan ditempel di mading sekolah tiba. Ada beberapa desas desus bahwa nama Yui tetap ada di sana untuk menghomatinya. Namun, itu bukan hanya gadis itu.

Saat mereka melihat nama Ren Hayagi di peringkat satu, bayangan gadis yang seharusnya menempati tempat itu muncul. Meskipun Kiyoko sudah diketahui curang selama ujian, gadis itu memiliki image pintar dan peringkat satu di pikiran setiap orang.

"Ini awal musim dingin yang sepertinya lebih dingin dari sebelumnya," ujar Miwa.

Kelima anggota klub paranormal yang lain tidak berniat menanggapi.

Ini bukan jadwal pertemuan klub, tetapi mereka bahkan lebih bersemangat daripada klub lain yang seharusnya mengadakan pertemuan jika saja tidak ada kejadian seperti ini.

Sudah tiga kali--mereka memutuskan bahwa kematian Akira bukanlah kecelakaan--dan tidak ada petunjuk mengenai sang pelaku. Tentu saja tidak banyak yang benar-benar memercayai bahwa ini perbuatan arwah gentayangan. Hanya saja, jika manusia ... maka orang itu terlalu pintar.

Orang yang cukup pintar untuk tidak meninggalkan jejak kepada polisi.

Orang pintar yang berniat membalaskan dendam tersembunyi Hinata Ritsu.

Mereka memiliki anggapan yang sama mengenai "dendam Hinata Ritsu" karena postingan Childe Young di forum sekolah. Postingan berkala yang menggiring opini pembaca sesuai yang dia inginkan.

"Ngomong-ngomong, aku baru tahu kalau Hanatsuki-kun telah menjadi anggota klub kita," kata Natsuki. "Saat akan pementasan kupikir dia hanya bercanda."

"Dia datang saat kau sedang kencan di perpustakaan bersama Murakami," ucap Sachi menyeringai sementara wajah Natsuki sedikit memerah malu.

"Karena Ryu-sensei berkata kita bisa mengabaikannya, maka abaikan saja."

ENDING [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang