part 24

7 2 0
                                    



Tit...tit....





Suara alat pendeteksi detak jantung terus berbunyi
Garis biru yang naik turun menggambarkan kondisi seseorang tengah berjuang tuk bertahan.

Tangisan demi tangisan tak berhenti terdengar, menyerukan nama orang yang disayangi , raut kesedihan, ketakutan akan kehilangan menjadi satu .

"Ayah,,,,, Alan pasti selamat kan ?? !!! " Tanya bunda dengan suara parau nya
"Pasti . Kita tunggu kabar dokter Bun " ragu itulah yg berkecamuk di perasaan ayah ragu akan membaiknya sang putra bungsunya

Krietttttt......

Pintu terbuka menampilkan seorang berpakaian jas putih dengan stetoskop yag setia menggantung di lehernya

"Dokter ,,,, gimana adik saya ?? " Tanya Satya menggebu-gebu
"Kanker otak yang dialami adik anda semakin ganas , apa lagi akibat stress berlebihan membuat tubuhnya semakin lemah " tutur sang dokter



Plakkkkkkkk


"Kanker otak ??!! Dokter gak usah bohong , anak saya gak mungkin punya penyakit kek gitu . Jangan bercanda jaga ucapan anda dokter " sarkas bunda Alan memaki serta menampar wajah sang dokter

"Bunda gak beh gitu , dokter apa ini benar terjadi pada anak saya??! " Tanya sang ayah

"Maaf tuan , ini yang terjadi . Anak anda mengalami kanker otak stadium akhir . " Jujur sang dokter

" Enggak ,,, enggak mungkin ,,,, anak saya sehat dok!!! Enggak mungk,.,......" Bunda Alan terkulai lemas , untungnya Satya sigap menangkap sang bunda

"Kita bicarakan ini diruangan saya , istri anda bawa saja ikut ke ruangan saya untuk saya periksa " tawar sang dokter


















"Alan gak kuat lagi Bun" ucap seorang lelaki berbaju putih sambil menggenggam tangan sang ibunda
"Alan mau pergi , apa bunda ijinin Alan ?" Sambungnya lagi

"Jangan pergi,,,. Bunda gak mau kehilangan kamu sayang, kamu sama Satya itu nyawa bunda , kalian paling berharga di hidup bunda . JANGAN TINGGALIN bunda " ucap bunda sambil menahan tangan sang putra

"Apa bunda seneng liat Alan kesakitan terus , Alan orang biasa Bun, Alan gak sekuat Superman atau Hulk , Alan capek Bun , ini sakit banget , jadi bunda harus ikhlas kalok Alan pergi ya "

"Jangan sayang " tangisan sang bunda semakin menjadi jadi

"Da,,,,da,,,, bunda Alan pamit " bayangan putih itu terus menghilang diikuti menjauh nya cahaya terang diujung sana


Hitam.
Gelap.
Sunyi.

Itu lah yang kemudian terjadi



"Bunda,,,, bunda bangun Bun, bunda " panggil lembut Satya

"Alannnnnnn " teriak bunda
"Bunda sadar Bun " ujar Satya

"Gimana Alan Satya , gimana keadaan nya ?" Tanya bunda panik
"Alan sadar dia pengen kita kesemua kesana Bun, kita harus semangatin dia " ajak Satya

"Gak bunda gak mau , kamu aja yang liat dia , bunda gak tega "
"Bunda gak mau dia pergi ninggalin kita " sambung bunda

"Serah bunda aja , aku gk bisa maksa bunda " jawab Satya pergi meninggalkan sang bunda

"Maaf sayang "
























"Bunda mana kak ,?? " Tanya ayah
"Bunda gak mau ke sini yah, aku gk bisa maksa bunda" lirih Satya

"Kenapa ??"





Maaf gaes part nya pendek

Ditambah jarang up lagi

Maaf ya

Soalnya aku sibuk sekolah tugas banyak juga

TBC ya 💕💕💕

Aku usahain sering up nya

Tinggalkan jejak kalian ya 💕💕💕

Everything About My Life 🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang