"truth orrr dare!"
"YESS.. dare, mampus!"
"kita liat siapa yang kena"
"oke siapa takut!"botol pun memutar mengitari keempat remaja, dan berhenti tepat di depan salah satu dari mereka.
"nah kan! ahaha.. rasain lo!"
"lo yang ngajak main, lo yang kena"
tawa puas temanya."gila sih ini, dare yang paling menyenangkan" ucap seorang remaja sambil menatap sinis temannya.
"Ok! dare dari gua yaituuu...apa ya yang enak?"
"Ini aja! Lu harus nembak alys! Ahahahaha"
"Nah! Boljug tuh! Gua ngikut ajadah""Gila ya lo semua?! Yang lain kek aelah!"
Keluhnya ketika mendapat dare yang tak waras dari temannya."Gak!gak!gak!. Kita tetep kasih dare itu, lagian nembak alys itu kan salah satu impian lo pas smp"
"Tau nih, ampe bucin ke akar-akarnya"
"Ya tapi kan lo semua tau kalo gua cuman sebatas secret admirer nya dia doang! Liat dia dari jauh aja gua udah syukur" keluh nya lagi.
"Ya dare ini anggep aja bantuan dari kita supaya lo bisa dapetin hatinya alys, tenang kita bantu kok!. Ya lu pdkt dulu lah ama dia, basa basi kek apa kek"
saran temannya."Hmm.. oke bakal gua coba.. tapi kan alys gasuka yang namanya basa basi. Dia anaknya to the point, gimana?"
"Yaelah belum tau kalo belum nyoba mah! Udah ah semangat! ahahaha.."
■■■■■■■■■■
Alys dan qina baru selesai dari toilet, langsung berpapasan dengan jeje dan cakra."Eh abis dari mana?" tanya cakra
"Ini, dari toilet, nemenin alys" jawab qina seraya menatap cakra yang tinggi menjulang itu.
"Eiya lys! Ini gua dapet titipan dari kanzi, katanya punya lo, ketinggalan kemaren di rumahnya." jeje pun menyerahkan sebuah ikat rambut berwarna krem kepada alys.
"Ohh.. makasih ya je"
"Sama sama"
"Lah, emang lo kemaren ngapain ke rumah kanzi, lys?" Tanya qina.
" Gasengaja papasan. Kanzi tetangga tante fina. Berhubung tante fina lagi keluar sama bundanya kanzi, jadi yaudah gua ditawarin mampir kerumahnya." jelas alys.
"Ohh kirain gitu lu ngapel ke rumah kanzi, ahaha" ledek cakra.
"Nggak ih! Apasih cakra gajelas!" Kesal alys seraya memukul lengan cakra yang berotot itu.
"Eh udah ah, ayok lys balik ke kelas" ajak qina
Alys hanya menurut saja, tetapi matanya masih menatap cakra sinis. Yang membuat cakra gemas melihatnya.
"Udah itu matanya biasa aja dong, gemes banget gua, mau dicium?" Teriak cakra yang membuat orang sekitar koridor memperhatikannya, ada yang sambil jejeritan, ada yang memotonya, karna cakra termasuk dalam most wanted di sekolah ini.
Alys yang mendengarnya hanya bisa melotot, seraya menunjukan jari tengahnya kepada cakra yang jaraknya cukup jauh. Mau tak mau cakra pun membalasnya.
'Liat aja nanti lu cakra' .
■■■■■■■■■■
Sesampainya dikelas, alys pun duduk dikursinya seraya memperhatikan oliv yang sedang bermain cacing, sampai ia bosan dan memutuskan untuk menulis materi yang ada di papan tulis. Hari ini freeclass, jadi wajar saja oliv dengan santainya bermain cacing dengan cctv yang mengintai.
"Lo ga nyatet liv?" Tanya alys seraya mencari pulpennya.
"Engga, sans udah di pap" jawab oliv yang masih fokus ke permainannya.
"Di pap di pap kek nulis aja ntar, paling di simpen di galeri" cerocos seorang gadis berambut pendek bernama rania, yang duduk persis didepan alys.
"Yeu bacod, gausah sotak deh lu" jawab oliv.
"Berisik liv, diem aja" ujar alys yang membuat oliv membungkam mulutnya.
Alys masih mencari keberadaan pulpennya, kalau tidak di ambil teman kelasnya, ya apalagi. Oliv yang risih dengan gelagat alys pun lantas berteriak,
"AH ALYS! CACING GUA MATI KAN"
"sorry, gasengaja" ucap alys enteng.
"Lys ini udah 3 juta anjir enak banget lu ngomong ye, lagian lu nyari apaan si?!" Tanya oliv kesal.
"Ini pulpen gua, masa baru beli ilang"
"Lu taro dimana terakhir kali alyss"
Oliv pun membantu alys mencari pulpen."Gua taro di atas meja kok tadi"
"Lagian bukannya di tempat pensil, udah tau disini sarangnya cipet pulpen"
"Coba kolong meja lo cek, bentar gua buang sampah dulu sekalian ambil buku di depan."ujar oliv yang mendapat anggukan dari alys.
"Oiya lupa ngecek kolong"
Alys pun menemukan pulpen, tapi pulpen itu terlihat masih baru, dan bukan miliknya, dengan secarik kertas berwarna krem, warna kesukaan alys.Alys pun mengambilnya dan membukanya, disitu tertulis,
'Mangkanya, jangan teledor jadi orang, naro pulpen yang bener, ilang kan pulpennya, untung aku beliin yang baru, hehe.'-B
Alys keheranan, siapa yang menulis surat ini? Apakah salah meja? Atau memang benar-benar untuk alys? Alys pun dengan cueknya segera beranjak dari kursi dan membuang surat itu.
Alys pikir juga,
'mana mungkin juga itu buat gua, dan ga mungkin juga yang nulis surat ini komplotan, kan inisialnya ini B. Lagian dia kok tau pulpen gua ilang? Jangan jangan dia sengaja ambil terus diganti yang baru? Bodoamat ah!'.Alys juga menyerahkan pulpen yang masih baru itu kepada rania, ia bahkan tidak ada niat ingin memakainya sama sekali.
Tanpa alys sadari ada sepasang mata yang menatap sendu kearahnya serta senyuman yang sedikit memudar,
"Ternyata ngedapetin lo tuh bener-bener susah ya lys".

KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
Любовные романы"ha ha hi hi hu hu hei.." -jj "berisik!" -edo "sst, baca aja ya mending susah dijelasin disini" -lia "iya susah" -qina "susah bgt kaya naklukin hati nuel" -oliv "apasi nyet, curhat?" -nuel "senyumanmu.." -cakra "yang indah bagaikan aku" -alys "waww...