Vano beridiri dibawah panasnya matahari sambil menghormat ketiang bendera yang berada didepannya. Sesekali ia menyeka keringatnya menggunakan punggung tangannya.
Tetapi sesaat kemudian datang seorang perempuan dan Vano yakin pasti dia sama dihukum seperti dia. Vano mengalihkan pandangannya pada muka gadis itu dan ya gadis yang tadi ia tabrak dan membuat dia tertangkap oleh Pak Markus dan berakhir disini.
"Ngapain lo disini?"tanya Vano pada gadis itu yang tak lain adalah Charissa.
"Gue dihukum"ujar Charissa ketus"Dan ini semua gara-gara lo"tunjuk Charissa pada Vano.
"Kok gue sih"ujar Vano heran.
"Ya gara-gara tadi lo nabrak gue,gue jadi terlambat ngasih tuh buku nah karena itu gue dapet hukuman lagi"ujar Charissa.
"Owhh kirain gue apaan"ujar Vano.
"Owh doang"ujar Charissa.
"Ya terus lo maunya gue apa,gue harus jingkrak-jingkrak gak jelas gitu dilapangan ini kaya orang gila"ujar Vano.
"Kalau iya"ujar Charissa
"Serah lo"ujar Vano mengakhiri perdebatan mereka.
Hening mereka melanjutkan hukumannya. Vano sesekali melirik Charissa yang dari tadi menyeka keringatnya dan terlihat bahwa dia sudah tidak kuat lagi menahan panasnya matahari.
"Kalau lo capek duduk noh disana, nanti pingsan bisa berabe"titah Vano pada Charissa.
Charissa menururuti perintah Vano dan segera melenggang pergi menuju pohon yang berada tidak jauh dari tempat mereka.
Vano pun sama sudah capek ia pun menghampiri Charissa yang tengah duduk dibawah pohon. Sesampainya disana Vano segera duduk disebelah Charissa.
Hening diantara mereka tidak ada yang membuka suara dan sampai akhirnya Charissa membuka suara.
"Lo dihukum gara-gara apa?"tanya Charissa mengibaskan tangannya ke wajah dan lehernya sambil melirik Vano yang sedang menyandarkan bahunya dan memejamkan matanya.
"Gue kasih kodok sama tuh guru"ujar Vano santai masih dengan posisi yang sama.
"Wahh.. gila lo"ujar Charissa tidak percaya dengan kelakuan Vano.
"Lo anak baru disini?"tanya Vano mengubah posisi duduknya yang sekarang sudah duduk menghadap Charissa.
"Iya,emang kenapa?"tanya Charissa.
"Pantes aja,pasti lo belum tau dong siapa gue?"ujar Vano.
Charissa menggelengkan kepalanya "Emang lo siapa?"tanya Charissa.
"Gue"tunjuk Vano pada dirinya,Charissa menggagukan kepalanya"Gue...majikan lo"ujar Vano santai.
"Ehh enak aja lo gue belum setujuin itu ya"ujar Charissa tidak terima.
"Yaudah kalau gitu lo mau dong gue laporin polisi"ujar Vano.
"Ihh kok lo gitu sih"ujar Charissa mengerucutkan bibirnya.
"Ya itu terserah lo"Vano mengeddikan bahunya.
"Hemm..iya deh tapi.."gantung Charissa Vano hanya menaikan sebelah alisnya"Lo gak boleh minta yang aneh-aneh,lo gak boleh maen pisik,lo gak-"belum sempat Charissa menyelesaikan ucapannya Vano membekapnya.
"Emmmphh"Charissa memukul-mukul tangan Vano yang membekap mulutnya.
"Banyak bacot lo"
Charissa meronta-ronta meminta dilepaskan tetapi Vano tidak melepaskannya dan akhirnya Charissa menggigit tangan Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD
RomanceCinta itu lembut sentuhan meresap kerelung hati terdalam, bila sentilan yang tergelarkan kan hadirkan luka cakaran yang mengakar, susah cari obatnya