Jan lupa tap ⭐ pojok kiri guys
Brak
Suara sebuah pintu rumah yang sudah reyot di dobrak oleh Dirga. Ia sudah sampai dimana tempat informasi yang ia terima dari anak buah nya
Hal pertama yang ia lihat adalah tubuh istrinya yang sudah tak berdaya yang dipenuhi oleh darah
Tanpa pikir panjang lagi Dirga segera membopong istri kecilnya dan membawanya kerumah sakit terdekat
Jam sudah menujukkan pukul 5 pagi. Tapi dokter yang menangani Vi belum keluar ruangan
Hampir pukul 6 seorang dokter perempuan keluar ruangan dan menghampiri Dirga
"Keluarga pasien?"
"Saya suaminya, dok. Apa yang terjadi sama istri saya?" Dirga bertanya dengan tidak sabaran tentang kondisi istri kecilnya
"Ibu Vi baik-baik saja pak, tidak ada yang perlu dihawatirkan. Ia sudah sadar dan bapak bisa masuk"
"Tidak ada hal yang serius kan, dok?"
"Tidak ada, pak. Hanya luka goresan pada bagian perut. Janinnya juga baik-baik saja"
Hening.. Dirga terdiam mencoba mencerna apa yang dikatakan dokter tersebut
"Janin? Maksud dokter, istri saya hamil?"tanya Dirga masih tidak percaya
"Apakah anda tidak tahu bahwa istri anda sedang hamil?"
Dirga hanya menggeleng sebagai jawaban
"Saya tidak tahu sudah berapa bulan. Saya sarankan anda membawa istri anda kedokter obgyn untuk diperiksa lebih lanjut"
"Pasti"jawab Dirga mantap
Dokter tersebut pamit setelah Dirga mengucapkan terimakasih
Dirga masuk ruangan istrinya. Ia melihat istri kecilnya terbaring lemah di ranjang. Ia mendekati ranjangnya dan menggenggam tangan dingin itu menciumnya berkali kali
"Bangun sayang"lirih Dirga
Vi terbangun dan melihat wajah sedih suaminya. Ia mencoba menggapai wajah suaminya. Dirga tersenyum.
Sekelebat bayangan perempuan yang bersama suaminya muncul. Vi segera menarik tangannya dan membuang muka.
Dirga yang paham mencoba membalikkan wajah istrinya menghadap dirinya dan mencium lama keningnya
"Dia teman masa kecil aku. Kami terpisah selama 5 tahun karena dia harus pindah keluar negeri untuk melanjutkan study nya disana. Lina. Namanya Lina. Nanti aku kenalin kamu sama dia. Dan ini"Dirga merogoh saku jasnya dan mengeluarkan sebuah undangan pernikahan yang tertulis nama Lina&Albert
"Dia akan menikah?"tanya Vi
"Iya, sayang. Dia akan menikah"
Pipi Vi memanas mendengar panggilan 'sayang' dari Dirga. Dirga menatap lekat manik mata istrinya. Dirga mencoba mendekatkan wajahnya kewajah istrinya. Vi yang mendapat perlakuan seperti itu mencoba menutup mata. Dekat dan semakin dekat. Bibir mereka hampir berdekatan, sampai suara OB mengintrupeksi kegitan mereka
Ceklek
"Emm maaf pak, saya hanya ingin mebersihkan ruangan ini"kata si OB dengan rasa canggung karena telah menggagalkan acara mereka
"Silahkan, pak"jawab Dirga
Vi yang merasa malu nenutup wajahnya dengan selimut dan Dirga hanya menunduk kan kepala nya malu
Setelah selesai, si OB pamit pada Dirga sambil mengucapkan "pintunya jangan lupa dikunci, pak"kata si OB cekikikan
Vi dan Dirga saling pandang
"Emm kapan aku bisa pulang?"tanya Vi canggung
"Nanti tunggu dokter ijinin"
"Ntar kita ke dokter obgyn dulu ya?""Ngapain?"
"Adadeh"senyum misteri nan manis tercetak di bibir Dirga
****
Menjelang siang Vi diperbolehkan pulang.
Dalam perjalanan pulang tak henti-hentinya pasutri tersebut tersenyum
Sampai dirumah, Vi langsung merebahkan tubuhnya di ranjang mereka. Vi tersenyum sambil mengusap-usap perut datarnya
"Bagaimana sama sekolahan aku?"kata Vi bermonolog
Di balik pintu Dirga mendengar kan monolog sang istri. Ia tak pernah memikirkan ini sebelumnya
Ceklek
"Kamu ga mandi?"tanya Dirga
"Ga ah males"jawab Vi cuek
"Kamu pengen anak laki-laki atau perempuan?"Dirga mengusap-usap perut sang istri dari belakang
"Aku sih dikasihnya aja"ujar Vi sambil membalikkan tubuhnya menghadap sang suami
"Sekolah aku gimana, Mas?"
"Kamu homeschooling ja ga papakan?"jawab Dirga ragu
Vi hanya menganggukkan kepalanya dan membenamkan wajahnya didada sang suami
Tak berselang lama Dirga mendengar dengkuran halus istrinya yang mendadakan istrinya sudah tertidur lelap. Ia mencoba menutup mata dan menyusul Vi mengarungi alam mimpi
next chapter guys 😘
Revisi: 27 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay with me (END)
RomanceEND *BELUM DIREVISI* "Apakah benar ini sertifikat rumah anda?" "Iya, itu sertifikat rumah saya" "Anda harus menebusnya sebesar 50 juta kepada saya" "Darimana saya bisa mendapatkan uang sebesar itu tuan?" "Anda memiliki seorang puteri bukan?" "Iya, l...