Pukul sepuluh malam Karina masih asyik bermain dengan koko (adik sepupu Karina) di ruang tengah lantai dua. Karina sengaja untuk tidak tidur awal karena besok adalah hari minggu. Kebetulan sepupu Karina datang setelah lama berlibur di Milan.
Saat asyik bermain monopoli dengan koko, ponsel Karina berdering. Terdapat pesan.
Gevan Handsome :
Rin coba deh besok lo ajak Nesya keluar sama Aji. Bujuk dia biar jalan sama Aji, terus gue bakal kabarin pacar - pacar Aji yang lain. Gue udah susun rencana biar Aji ketahuan kedoknya.Karina :
Hmmm, boleh juga tuh ide. Oke gue bakal omongin hal ini sama Nesya.Gevan Handsome :
Oke kabarin gue ya.Karina pun pergi ke kamar untuk video call Nesya. Karena Karina malas untuk ketik pesan terlalu panjang.
Saat Karina mengatakan rencananya, Nesya heran bahkan bingung. Namun, Nesya mencoba untuk mengikuti alur Karina.
Tengah malam Karina masih saja belum tidur. Karina penasaran tentang hal yang di rencanakan Gevano. Seketika Karina membuka ponselnya dan menekan profil Gevano. Karina tertawa melihat nama kontak Gevano di ponselnya. Namun Karina mengganti nama tersebut menjadi Gevan gila.
Lagi - lagi Karina tersenyum sendiri. Karina teringat saat - saat ia masih saling bermusuhan dengan Gevano. Namun, Gevano sempat baik padanya saat dia rapuh.
"Kenapa setiap gue lagi sedih, pasti ada dia."gumam Karina.
Karina senyum - senyum tanpa sadar jemarinya menekan tombol telepon ke kontak Gevano. Kebetulan Gevano langsung mengangkatnya karena kontaknya sedang online.
"Gevan :kenapa tengah malem telepon gue"
"Karin : bukan, ini tadi salah pencet"
"Gevan :masa sih. Jangan - jangan lo mau modusin gue ya"
Terdengar suara Gevano sedang tertawa. Itu membuat Karina kesal sekaligus malu karena sudah menelepon Gevano.
"Karin : Ihh jijik gue modusin lo"
"Gevan : Lagian lo tengah malem nelpon gue, nggak tidur lo. Jangan - jangan lo ngga bisa tidur gara - gara kangen sama gue ya"
"Karin : kepedean banget sih lo. Yang ada gue jadi keinget kelakuan onar lo di sekolah"
"Gevan : nah kan lo mikirin gue, artinya lo kangen sama gue. Kebetulan nih bulu mata kanan gue dari tadi copot, berarti ada yang kangen dan itu lo yang kangen.
"Karin : tau ah."
Karina menutup ponsel nya dengan pipi memerah karena kata - kata Gevano.
"Apa bener ya gue kangen Gevan,"gumam Karina.Karina mendapat pesan dari Gevano.
Gevan gila :
Jangan tidur malem - malem
Good night and have a nice dream KarinKarina tidak membalas pesan tersebut karena bingung harus membalas apa. Senyum Karina mengembang. Karina pun segera tidur dengan wajah yang masih senyum - senyum.
***
Pukul sepuluh pagi Gevano sudah tiba di rumah Karina. Bahkan Gevano di sambut oleh koko. Koko senang Gevano datang, karena selama di rumah hanya ada Karina dan Savina.
Tak lama kemudian Karina turun dari kamarnya, Gevano melihat Karina yang masih memakai baju tidur, rambut berantakan serta muka bantal Karina. Ingin sekali Gevano tertawa melihat Karina. Namun Karina segera naik kembali dan masuk ke kamarnya. Sedangkan Gevano dan koko tertawa melihat muka bantal Karina.
Tiga puluh menit Karina kembali datang dengan sweater rajut dan celana jeans, sepatu kets putih, rambut yang terurai, serta wajah yang tidak lagi lusuh. Saat Karina mendekat, Gevano mencium aroma bedak bayi dari tubuh Karina. Aroma yang masih sama saat mereka ada di uks. Aroma yang membuat Gevano nyaman.
"Gimana udah siap,"ucap Gevano.
"Udah kok,yuk jalan"
"Lo udah bilang ke Nesya,"ucap Gevano sambil meletakkan tangannya di bahu Karina."Udah, ayok berangkat,"ucap Karina sambil mengambil tangan Gevano yang berada di bahu dan menggandeng Gevano keluar.
"Cie, belum apa - apa udah gandeng gue aja."celetuk Gevano.
"Ih Gevan,"ucap Karina dengan kesal.
Gevano pun berjalan menuju motornya sambil tertawa kecil. Gevano mengambil helm clasic warna biru untuk Karina.
"Nih pake, sekaligus buat lo,"ucap Gevano sambil menyodorkan helm tersebut.
"Hah, buat gue. Kan gue nggak minta,"ucap Karina kebingungan.
"Udah pake aja, lo suka warna biru kan,"ucap Gevano sambil tersenyum.
"Iya,"Senyum Karina kembali muncul.
Gevano pun mengambil kembali helm tersebut, dan memasangkan helm tersebut di kepala Karina. Dengan perlahan Gevano memasangkan helm itu, Gevano merasa jantungnya berdetak kencang dengan melihat wajah Karina secara terus menerus.
Begitu juga dengan Karina. Jantungnya berdetak cepat dari biasanya, bahkan wajah Karina mulai tegang. Karina takut jika Gevano melihat wajah tegangnya itu.
"Nggak usah tegang napa tuh muka,"ucap Gevano sambil menutup kaca helm Karina.
"Ih siapa juga yang tegang,"
Gevano pun menaiki motornya dan Karina yang juga berada di boncengannya. Di perjalanan Gevano melihat Karina dari balik spion. Gevano pun memulai ulahnya dengan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Karina spontan memeluk Gevano dengan erat dan menutup kaca helmnya. Saat berada di lampu merah, Gevano mengurangi kecepatan dan menghentikan motornya. Karina pun melepaskan pelukannya.
Tiba - tiba Gevano menghadap ke belakang dan membuka kaca helm Karina.
"Nggak usah takut, gue udah jago kok naik motor nggak bakal jatuh. Paling hati gue yang jatuh ke lo, jadi lo harus siap - siap tangkap hati gue,"ucap Gevano yang kemudian kembali menghadap ke depan.
Karina mendengar hal tersebut menjadi tegang, panas dingin, deg - deg an. Gevano melihat muka tegang Karina hanya bisa tersenyum kecil.
Perjalanan mereka berakhir di sebuah mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI TAPI CINTA [COMPLETED]
Teen Fiction"I Hate You but I love You," Karina Semua bisa berubah menyesuaikan waktu Semua akan terjadi seberjalannya waktu Bukan kita yang merubah waktu tapi waktu yang merubah kita, semuanya