Bab 5

292 9 1
                                    

     Sesampainya di rumah, Karina duduk di depan meja belajarnya sambil membaca buku yang di belinya tadi. Buku biologi dan fisika ia pahami. Seketika ponselnya mendapat notif. Amel membuat group WA,"we srtong girls" Karina di tambahkan ke group tersebut.
"karina : Ciah bikin group segala."
"Amel : Iyalah, biar kayak ngerumpi beneran"

     Karina mematikan ponselnya. Citra pun mengetuk pintu kamarnya.
"Sayang, kamu kan baru pulang. Buruan gih mandi, papa mau ngajak kita makan malam di luar," ucap mamanya sambil membuka pintu.
"Iya ma,"

     Pukul enam sore Karina berangkat ke rumah makan bersama papa, mama, dan Savina.
"Rin gimana kabarnya Aji,"tanya Savina membuat Karina tersenyum
"Ya gitu, masih baik - baik aja,"ucapku
"Kak pinjem hp dong, hp ku ketinggalan,"ucapku lagi dan meraih ponsel kak Nana.

     Karina menemukan kontak Gevano di ponsel Savina. Karina bingung bagaimana bisa Savina mempunyai kontak Gevano.
"Kak kok ada kontaknya Gevan,"tanyaku dengan heran
"Iya, dia itu dulu adek kelas kakak waktu di SMA Garuda,"jawabnya singkat
Karina hanya mengangguk tanda megerti.

     Saat tengah makan, Ahmat mulai membicarakan tentang Aji. Ahmat sangat tidak suka jika Karina kenal dengan Aji. Bisa di lihat kalau Aji sangat tidak sopan tadi pagi. Aji tidak berpamitan dan Ahmat tahu Kalau Aji ini bukan anak baik - baik. Karina pun tidak suka Papanya mengatakan keburukan Aji. Karena yang Karina tahu, Aji adalah orang yang baik. Karina pun kehilangan selera makannya.

     Hari ini Karina bangun kesiangan, akhirnya Karina terburu - buru tanpa sarapan. Pak Hirman melajukan mobilnya.

     Sesampainya di sekolah, ia segera bergegas ke kelas. Karina tidak melihat Tasya. "Sin, Tasya belum dateng ya,"tanya ku pada Sinta.
"Udah, tadi sempet mau ke kelas. Tapi di hadang sama Gevan,"jelas
"Lho kok gitu sih,"

     Aku langsung duduk di bangku. Aku mengeluarkan buku novel untuk ku baca. Saat membaca novel terlihat suasana yang berbeda. Di situ aku merasa terusik seperti ada hal aneh dalam diriku. Namun aku berusaha untuk tidak menghiraukan. Aku membaca novel dan memasang earphone sambil memutar lagu Anne marie. Tapi tak lama kemudian Tasya datang dan duduk di sampingku.

     "Hey lagi ngapain,"ucap Tasya sambil mengambil sebelah earphone ku. Aku tersenyum pada Tasya.
"Sya aku ke ruang osis dulu ya, ada urusan, "

     Tapi saat aku bangkit dari bangku, aku merasa ada yang lengket. Ternyata setelah aku bangkit dan melihat ada permen karet bekas menempel di rok ku. Banyak pula. Semua teman sekelas menertawakan ku. Aku merasa malu dan aku segera berlari ke kamar mandi. Tasya pun juga mengikuti ku.

     "Hih, siapa sih yang udah naruh permen karet di bangku gue," ucapku kesal sambil membersihkan rok ku.
"Oh ya Sya, tadi katanya lo mau masuk tapi di hadang sama Gevan ya," tanyaku pada Tasya.
"Iya Rin,"
"Oh atau jangan - jangan,"ucapku bersamaan dengan Tasya.
"Wah nggak beres tuh anak,"Aku langsung pergi ke kelas kembali.
"Emang jangan - jangan apa ya, gue masih nggak paham," ucap Tasya kebingungan yang ikut mengekor ku ke kelas.

     Di kelas Karina melabrak Gevano yang juga ada di kelasnya.
"Eh pasti tadi lo dan temen - temen lo yang udah taruh permen karet di bangku gue kan,"ucapku dengan nada tinggi
"Lo dateng - dateng ngomel, nuduh lagi. Eh kata ibu gue fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan."ucap Gevano sok benar.
"Iya kalo ngomong di jaga dong," sahut Alex.
"Eh lo kira kursi gue sampah, bisa - bisanya taruh kotoran di bangku gue, lo itu ya emang bandel banget, dasar sampah lo. Emang gue punya salah apa sama lo."bentak ku pada Gevano
"Eh lo emang nggak punya salah sama gue, tapi--"jawab Gevano
"Tapi apa," ucapku memotong pembicaraannya.
"Emang udah jadi hobi gue buat ganggu lo,"ucap Gevano sambil mengacak - acak rambutku. Gevano pun pergi yang di susul Alex juga.

BENCI TAPI CINTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang