Jangan Mudah Percaya

17 2 2
                                    

Ini bukan cerita tentang seorang gadis manja yang memiliki sebuah harta dan tahta yang tinggi.Ini adalah cerita tentang gadis biasa yang teramat cantik nan sabar.Karna parasnya yang cantik dan sifat penyabarnya dia selalu dimanfaatkan oleh teman-temannya.

Pada suatu hari seorang anak perempuan yang bernama Azura sedang bersiap-siap pergi ke sekolah.Azura selalu bangun pagi untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.Setelah selesai menunaikan kewajiban dia pergi bersiap untuk pergi ke sekolah.Azura bercermin memastikan pakaiannya rapi.Setelah dirasa rapi Azura mengambil tasnya dan berjalan keluar kamar.

Kakinya melangkah kearah dapur.Ia melihat ibunya sedang menyiapkan makanan

"Selamat pagi bu ," Azura menyapa ibunya.

"Pagi juga Zura"

"Zura bantu ya," Azura menawarkan bantuan.

"Tidak usah mendingan kamu panggil saja ayahmu untuk sarapan bersama," titah ibunya.

"Iya bu," Azura pergi dari dapur untuk menuruti perintah ibunya itu.

Sampai di depan kamar sang ayah Azura mengetuk pintu kamar sambil memanggil ayahnya.

"Ayah sarapannya sudah siap nih,kita sarapan dulu yuk," ajak Azura.Ayah Azura keluar dari kamar.

"Ayuk," Ayah Azura merangkul anak putri semata wayangnya itu menuju dapur.

Semuanya sudah lengkap di meja makan.Makanan sudah tersedia dihadapan masing-masing.Setelah berdoa mereka memulai sarapan paginya.Suasana hening.Ayah Azura memberikan peraturan bahwa saat makan tidak boleha da yang berbicara.Semuanya makan dengan diam dan khidmat.Setelah selesai makan Azura berangkat sekolah diantar ayahnya dengan motor.

Azura mencium tangan ibunya sebelum berangkat , "Assalamualaikum bu."

"Wa'alaikumsalam," Setelah itu Azura dan ayahnya berangkat.

Dalam perjalanan ke sekolah tidak ada yang mengajak bicara baik ayahnya maupun Azuranya.Karna memang mengobrol saat berkendara menggunakan kendaraan beroda dua itu berbahaya.Bukan hanya berlaku untuk kemdaraan beroda dua tetapi juga beroda empat dan lainnya.Tak terasa kendaraan beroda dua itu sidah sampai di depan sekolah.Azura turun dari boncengan dan mencium tanahn ayahnya.

"Assalamualaikum yah"

"Wa'alaikumsalam"

Azura memasuki area sekolah.Saat berjalan di koridor kelas Azura menyapa teman-temannya yang ia kenal tidak lupa dengan senyumnya.Azura terbilang anak yang berprestasi di sekolah.Azura memiliki banysk teman tetapi dia tidak tahu apakah pertemanannya itu tulus atau tidak.Ia hanya berpikir memiliki banyak teman itu menyenangkan.

Sesampainya di dalam kelas dia menyaoa teman-temannya, "Selamat pagi semua."

"Pagi Ra," Hanya segelintir orang yang menjawab sapaannya itu.Tapi Azura tidak mempedulikannya.Salah satu temannya ada yang mendekat.

"Ra Ra kamu sudah mengerjakan PR belum?" Temannya itu bertanya.

"Ohh sudah kenapa emang?"

"Lihat dong aku belum mengerjakan nihh lupa," Azura tanpa berpikir panjang mengambil buku tugasnya dan menyerahkannya kepada temannya itu.

Temannya yang lain ikut mencotek.Azura tidak sadar bahwa dia sering dimanfaatkan oleh teman-temannya.Hampir setiap hari temannya itu meminta jawaban kepadanya bahkan saat ulangan sekalipun.Azura pikir dengan membantu temannya ia akan tetap bisa berteman tetapi jika tidak membantu ia tidak akan memiliki teman.Dia tidak berpikir bahwa teman-temannya itu ingin berteman dengannya karna kepintaran dan kecantikannya itu.

Bel masuk berbunyi tepat pada saat temannya mengembalikkan buku tugasnya.Tanpa mengucapkan terimakasih temannya itu langsung pergi dari hadapan Azura.Azura hanya diam saja tanpa memperpanjang masalah.

Guru mata pelajaran memasuki kelas "Selamat pagi anak-anak."

"Pagi buuu..."

"Hari ini ibu akan mengadkan ulangan dadakan." Guru mapel tersebut memberitahu siswanya.

Seketika semua siswa wajahnya berubah pucat pasi dan panik karna mereka tidak belajar semalam.Terkecuali untuk Azura karna dia setiap hari belajar walaupun tidak ada PR.Guru memperintahkan untuk menyiapkan selembar kertas yanng dituruti semua siswa dengan keadaan masih panik.Guru itu memberikan satu lembar soal untuk setiap siswa.Setelah selesai dibagi semuanya langsung fokus dengan lembaran soal didepannya.

"Azura," Guru itu menaggil Azura.Azura yang dipanggil bingung.

"Iya bu ada apa?"

"Jangan kasih contekan keteman-temanmu satupun," Azura terkejut bagaimana guru itu tahu bahwa Azura sering memberikan contekan.

Namun Azura tetap mengiyakannya , "Iya bu," Setelah itu Azura kembali fokus mengerjakan soal.

Waktu ulangan itu sudah habis.Semua siswa bernafas lega walau mereka mengerjakannya dengan asal-asalan.Setwlah dikumpulkan guru itu langsung mengoreksinya.Tidak butuh waktu lama hasil ulangan sudah ada.Guru itu memberi tahu nilai-nilai yang diperoleh siswanya.

"Kenapa nilai kalian bisa jelek begini?" Guru itu bertanya dengan heran.Tidak ada yang berani menajwabnya.

"Ibu tahu selama ini kalian itu hanya mencotek kepada Azura kan? Jangan anggap ibu tidak tahu.Dan kamu Azura tidak seharusnya memberikan contekan kepada teman-temanmu saat ulangan."

Semua siswa hanya menundukkan kepala takut.Azura hanya diam saja dengan pemikiran-pemikiran negatif apa yang akanterjadi setelah ini.Apakah dia tidak akan memiliki teman lagi? Apakah dia akan dikucilkan di dalam kelas? Dia tidak tahu.

Bel istirahat berbunyi.Semua siswa pergi keluar untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar sejak tadi.Tapi tidak dengan kelas Azura.Semua siswa yang ada di kelas tersebut menyudutkan Azura.Azura menundukkan kepalanya karna takut.

"Ini gara-gara kamu tau gak ! Kalau kamu kasih kita contekan nilai kita ngga bakal jelek," Salah satu temannya membentak.

"Aku...aku ngga bermaksud," omongannya terpotong saat salah satu temannya itu mengangkat dagu Azura.

"Kamu bukan teman kita lagi.Paham." Setelah mengatakan itu semua siswa meninggalkan Azura dalam tangisannya.

Dia terduduk lemas diatas lantai.Dia fikir bahwa pertemanannya selama ini tulus tapi ternyata salah.Mereka hanya berteman dengannya karna kepintarannya saja.Azura tidak marah kepada mereka tapi hanya kecewa.Dia tidak akan menyalahkan siapapun.Pemikirannya ternyata benar bahwa saat dia tidak membantu temannya itu dia tidak akan punya teman lagi.Tiba-tiba ada seoranga anak yang duduk dihadapannya.

"Ngga usah sedih," ujar anak itu.

"Vera?" Ucap Azura dengan suara parau.

"Jika kamu sadar dari dulu mungkin tidak akan seperti ini.Tapi tenang saja aku berteman denganmu bukan karna kepintaranmu tapi aku tulus ingin berteman denganmu."

"Benarkah?"

"Iya" Vera membantu Azura berdiri dan membantunya duduk di bangkunya.

Setelah kejadian itu Azura sadar bahwa pertemanan itu bisa terjadi dengan keadaan apapun.Muali sekarang Azura lebih berhati-hati dalam memilih teman.Dia tidak akan membalas perbustan temannya dulu.Dia akan tetap berbuat baik kepada mereka walau mereka dulu pernah berbuat tidak adil kepadanya.

***

Ini ngga ada keterangan lebih yaaa manteman karna ini ceritaku sendiri :v

Semoga suka

🍀🍀🍀
Salam dari afa😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INSPIRASIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang