00.09

163 19 3
                                    

Setiap rasa punya cerita.

...

A World

Jungkook minum Americano, menunggu Namjoon yang sedang mandi.
Kemarin malam,  pengakuan Jimin masih membuat Jungkook kepikiran.

Semua yang menjadi rahasia diantara Namjoon dan dirinya jadi terbuka.
Jujur ia justru takut Namjoon terbebani.

Namun yang sesungguhnya justru Jungkooklah yang terbebani.

"Kook." panggil Namjoon dari belakang tempat Jungkook duduk, namun karna melamun, Jungkook tidak mendengarnya.

Namjoon memeluk Jungkook dari belakang membuat Jungkook terkejut.

"Ah sayangku ngagetin ajah." kata Jungkook tersenyum saat Namjoon menempelkan pipinya pada pipi Jungkook.
"Habisnya kamu malah bengong." kata Namjoon. Ia melepas pelukannya lalu  beranjak duduk sebelah Jungkook.

"Kamu masih memikirkan pengakuan Jimin semalam?" tanya Namjoon menebak.

"Kamu sendiri bagaimana?" tanya Jungkook sambil menatap mata Namjoon.

Mata cantik yang menyegel hati  Jungkook hingga tidak bisa berpaling.
Yah, gelar playboynya pun hanya untuk menutupi hubungan mereka berdua.

Jungkook begitu mencintai Kim Namjoon.

"Jujur aku terkejut, lebih terkejut dari saat kamu memintaku jadi milikmu." kata Namjoon.

(Dirikupunterkejutjatuhhatimenjadikanmuuke,ukenyaJungkoopula. -Deemenggila)

Jungkook tersenyum.

"Kenapa jadi lebih terkejut soal pengakuan Jimin daripada pengakuanku dulu?" tanya Jungkook lembut.

Pada Namjoon, seorang Jungkook yang kadang cenderung kasar saat bicara bisa selembut itu, tatapannya hangat dan penuh cinta.

"Karena cara kalian mencintaiku, Jimin yang sebenarnnya dewasa, pembawaannya tenang dan juga cara bicaranya yang kalem intinya dia yang tidak menunjukkan perasaanya padaku berbanding terbalik dengan kebarbaranmu menembakku, menunggukku, dan tidak henti meyakinkanku bahwa cintamu nyata." kata Namjoon dengan pipi bersemu merah mengatakan perasaannya sambil mengingat masa lalu dimana Jungkook yang tidak berhenti meyakinkan dirinya.

Jungkook tertawa gemas pada semu merah yang muncul di wajah pacarnya.

"Apa dulu aku sebarbar itu?" tanya Jungkook.
Namjoon mengangguk.

"Kamu yang tidak henti meyakinkanku, waktu itu kupikir aku ini mainanmu." kata Namjoon.
Jungkook menangkup wajah merah Namjoon lalu mencium bibirnya kilat.

"Maaf jika dulu kamu pasti risih akan kejujuranku."  kata Jungkook yang sadar bahwa dulu ia sebucin itu dan menyadari pun mereka sesama lelaki.

Namjoon menggeleng.

"Justru perasaan berhargamu lah yang membuat aku sangat bahagia. Dicintaimu adalah satu hal berharga yang aku miliki." kata Namjoon.
Jungkook terharu lalu mendekap erat pacarnya.

Mereka berdua, sepasang yang unik.

Satunya terlalu bucin, dan lainnya terlalu tidak peka

Namjoon yang tidak peka mana tahu bagaimana Jimin juga mencintainya.

Jika dulu Jungkook tidak secara langsung mengungkap gamblang perasaannya. Maka Namjoon pun tidak akan paham.

Sebab rasa Jungkook pada Namjoon membuat pria berdimple itu merasa dihargai.

"Intinya Jeon Jungkook, terimakasih sebegitu cinta padaku, tidak menyerah bahkan ketika aku tak jua bergeming." kata Namjoon.
Jungkook melepaskan pelukannya lalu menatap erat Namjoon.
"Aku yang bersyukur Tuhan memberikan perasaan menakjubkan ini, aku mencintaimu." kata Jungkook.

Paralel World (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang