|| Satu✨

17 1 0
                                    

🐣🐣🐣

Grizelle Meisi gadis berusia 14 tahun, dan kini ia sudah berada di kelas 8. Sedikit tentang Grizelle, tinggi badannya adalah 147 cm dengan berat badan 40 kg. Wajahnya biasa saja tapi kulitnya sedikit gelap atau tan. Perawakannya kecil jika dibanding teman-teman lainnya. Tapi dia tidak begitu nerd dan tidak berkaca mata.

Jangan pernah berekspektasi bahwa Grizelle adalah bintang kelas. No, this big No, dia tidak terlalu pintar tapi juga tidak terlalu bodoh. Dia selalu masuk 3 besar, tapi bukan di nomor satu atau dua melainkan tiga. Dia tidak memiliki banyak teman, ia hanya memiliki satu teman yang selalu ada disampingnya.

Friska gadis cantik berkulit kuning langsat tinggi badannya 150 cm. Dia tomboy tapi banyak memiliki penggemar dari kalangan lawan jenis.  Cantik natural tanpa bedak dan juga lip tint, anak orang berada namun nampak biasa dan tidak memiliki kesan angkuh. Friska memiliki pribadi yang sangat sederhana namun juga memiliki sisi brutal saat ada yang menganggunya.

Senin pagi, hari yang banyak dibenci sebagian siswa karena harus berangkat pagi dan mengenakan atribut lengkap. Begitupun Grizelle ia bukan membenci hari senin karena adanya upacara ataupun harus menggunakan atribut lengkap tapi hari senin harus mengingatkan bahwa ia harus piket. Sejak kelas tujuh ia selalu dipilih oleh sekretaris kelas untuk piket di hari senin.

Dengan alasan karena Grizelle selalu datang paling awal. Basi. Grizelle tau teman-temannya hanya memperalat dirinya pasalnya teman-teman cewek dikelasnya tidak pernah berangkat pagi bahkan sekalinya piket mereka akan sering melakukannya terlambat karena lebih mementingkan bergosip di pagi hari. Lalu saat guru datang mereka baru mulai piket, sehingga waktu belajar harus terpotong karena kelas yang kotor.

Grizelle berjalan dengan malas menuju kelas, dilangkahkan dengan perlahan kakinya menuju kelas. Suasana sekolah masih nampak sepi hanya ada beberapa siswa yang berangkat. Aroma khas dedaunan dan tanah tercium jelas pada indra penciuman Grizelle pasalnya subuh tadi hujan mengguyur seluruh kota.

Tapi entah kenapa Grizelle menyukai aroma itu, seakan memberikan kesan tenang baginya. Setelah sampai di kelas Grizelle segera meletakkan tasnya di bangku miliknya. Di keluarkan aerphone yang selalu ia bawa, dengan earphone yang terpasang di handphonenya Grizelle mendengarkan musik. Diambil sapu dari tempatnya dan ia segera menyapu seluruh kelas serta membersihkan setiap meja.

Tak terasa dua puluh menit Grizelle membersihkan seluruh kelas, dan tidak lama pula banyak teman-temannya berdatangan dan sahabatnya Friska juga baru saja menampakkan diri lima menit sebelum Grizelle menuntaskan pekerjaannya.

"Zell keluar kuy, upacaranya udah mau dimulai", ajak Friska pada Grizelle.

"Iya ayok".

Grizelle dan Friska mendapatkan tempat di barisan bagian tengah. Upacara sudah akan dimulai pembawa acara sudah mulai menyuarakan suaranya. Tak terasa setengah jam berlalu, kini waktu amanat dari pembina upacara. Pembina upacara hari ini adalah pak Farzan, and you know that guys jika pak Farzan menjadi pembina upacara sudah pasti para murid akan ngantuk berat.

Why. Karena pak Farzan jika memberikan amanat suaranya akan terdengar sangat pelan. Beliau tidak mendekatkan mulutnya pada mic yang disediakan alhasil suaranya tak dapat dijangkau murid-murid. Sebagian siswa sudah menggerutu karena pak Farzan tidak juga mengakhiri kalimatnya sedangkan hari semakin terik panas sinar matahari semakin menyengat.

Semua siswa dapat bernafas lega ketima pak Farzan mengakhiri pidatonya. Yang artinya tidak lama lagi upacara akan selesai. Setelah upacara selesai seluruh siswa segera memasuki kelas masing-masing dan mulai melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Grizelle dan Friska segera menuju bangku masing-masing. Tak lama bu Karina datang, jam pertama adalah pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu pelajaran favorit Grizelle, pelajaran berjalan dengan lancar semua siswa nampak tenang tanpa gaduh. Walaupun sebagian tidak benar-benar mendengarkan materi yang sedang dijelaskan.

"Eh buluk gue pinjem penghapus dong!" Ujar Damian pada Grizelle.

Dengan malas Grizelle menyerahkan penghapusnya pada Damian. Grizelle sudah terbiasa dengan panggilan buluk dari Damian walaupun sebenarnya ia ingin sekali mencakar muka cowok itu. Tapi apa daya ia tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu.

Bel istirahat telah berbunyi bu Karina mengakhiri pelajarannya dan meninggalkan kelas 8A.

"Zell ke kantin kuy", ajak Friska.

"Gak deh fris, gue lagi mager ke kantin".

"Yaudah gue ke kantin dulu ya".

"Iya".

"Mau nitip?"

"Gak usah fris".

"Oke, gue tinggal ya".

"Iya".

Sekarang hanya tinggal Grizelle, Damian dan teman-teman Damian di kelas 8A. Grizelle memilih mengeluarkan buku IPA miliknya dan mulai membaca bab yang akan dibahas di pertemuan nanti. Tapi kegiatannya harus terusik dengan suara cekikan Damian dan teman-temannya.

Sebenarnya Grizelle tau dari tadi Damian dan teman-temannya sedang membicarakan dirinya. Tapi entah apa yang di bicarakan, Grizelle tidak peduli karena ia terlalu malas untuk berurusan dengan Damian.

"Kok bisa ya, ada cewek yang dekil banget kaya dia? Pasti gak akan ada yang mau pacaran sama dia", Ujar Damian.

"Iya, namanya Grizelle terlalu bagus buat cewek kaya dia", Sahut teman Damian.

"Tau, udah jelek, cuek, sok jual mahal lagi. Lo pernah denger kan waktu kelas tujuh di itu suka sama Aksa".

"Aksa anak hits itu, diakan pembully handal udah berapa murid coba yang keluar gara-gara kelakuan dia, terus dia most wanted lagi mana mau sama dia. Kagak sadar diri banget".

"Tau".

Merekapun tertawa lagi, tanpa menghiraukan bahwa yang mereka bicarakan di dengar oleh Grizelle.

Grizelle merasa risih dengan percakapan Damian dan teman-temannya. Memilih beranjak dan berjalan menuju bangku Damian.

Buluk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang