|| Dua✨

10 0 0
                                    

"Kok bisa ya, ada cewek yang dekil banget kaya dia? Pasti gak akan ada yang mau pacaran sama dia", Ujar Damian.

"Iya, namanya Grizelle terlalu bagus buat cewek kaya dia", Sahut teman Damian.

"Tau, udah jelek, cuek, sok jual mahal lagi. Lo pernah denger kan waktu kelas tujuh di itu suka sama Aksa".

"Aksa anak hits itu, diakan pembully handal udah berapa murid coba yang keluar gara-gara kelakuan dia, terus dia most wanted lagi mana mau sama dia. Kagak sadar diri banget".

"Tau".

Merekapun tertawa lagi, tanpa menghiraukan bahwa yang mereka bicarakan di dengar oleh Grizelle.

Grizelle merasa risih dengan percakapan Damian dan teman-temannya. Memilih beranjak dan berjalan menuju bangku Damian.

Dengan. Memberanikan diri Grizelle membuka suara di hadapan Damian dan teman-temannya.

"Mau lo apa?" Tanya Grizelle.

"Maksud lo?" Tanya Damian.

"Gue tau lo ngomongin gue, sekarang mau lo apa?"

"Bagus deh kalau lo tau, gue gak mau apa - apa kok", Ujar Damian santai.

"Terus kenapa lo selalu ngomongin gue?"

"Ya karena seru aja", Jawab Damian enteng.

"Seru. Lo pikir ngomongin kekurangan gue seru. Dimana letak serunya? Lo itu mengkritisi gue tanpa sebab".

"Tanpa sebab? Helo ngaca dong lo itu banyak kekurangan harusnya sebagai cewek lo itu bisa ngerawat diri biar gak buluk, ya gak bro", Ujar Damian pada teman-temannya.

"Iya bener, lo itu gak ada usahanya jadi cewek. Setidaknya lo dandan kek", Sahut salah satu teman Damian.

"Gak ada usaha, gak ngerawat diri. Ini hidup gue, badan badan gue kenapa kalian yang repot. Kalau gak suka yaudah gak usah komentar emang kalian mau beliin gue peralatan dandan. Dan yah satu hal disini gue cari ilmu bukan belajar jadi cabe-cabean". Ujar Grizelle sarkas.

"Widih. Omongannya cabe-cabean bro. Siapa juga yang mau sama lo ngaca bor lo gak secantik itu", Ujar Damian meremehkan.

"Bagus kalo gak ada yang mau, gue gak peduli", Jawab Grizelle.

Grizelle memilih meninggalkan bangku Damian. Ia memilih keluar kelas dan menuju toliet. Sesampainya di toilet Grizelle melihat dirinya pada pantulan cermin, ditatap lama wajahnya. Kebetulan ditoilet hanya ada dirinya sendiri.

"Apa gue sejelek itu?", Tanya Grizelle pada dirinya sendiri.

Ditatap lagi wajahnya di cermin, ia memiliki alis yang tidak tebal, memiliki dua mata yang sedang, memiliki hidung yang standar, bibir yang tipis. Tidak ada jerawat diwajahnya, walaupun kulitnya sedikit gelap.

"Gak gue gak boleh insecure gue harus bersyukur segalanya masih lengkap gak ada yang cacat. Mereka hanya melihat sisi kekurangan gue, tapi gue tau gue punya segalanya gue masih sehat gue gak boleh peduli omongan Damian gue kuat".

Meskipun dadanya merasakan sedikit nyeri kala mengingat ucapan Damian yang menjelek-jelekkan dirinya Grizelle harus kuat.

"Masalah gue ini gak seberapa, masih banyak orang di dunia ini yang lebih kurang beruntung dari gue. Fighting Grizelle kamu kuat", Ujar Grizelle pada dirinya sendiri.

Bell masuk telah dibunyikan Grizelle segera keluar dari toliet dan menuju kelas. Sesampainya di kelas Friska sudah berada di kelas sedang bercanda dengan Karin dan yang lain.

"Eh zell, kamu dari mana?", Tanya Friska.

"Dari toilet fris".

"Em iya. Oh ya nanti sore jadi gak ngerjain tugas bareng?".

"Jadi nanti aku jemput kerumah kamu ya?".

"Asiyaapp".

Setelah seharian penuh memungut ilmu di sekolah, jam pulang telah tiba. Pelajaran telah usai sejak tiga puluh menit yang lalu tapi kelas 8 masih berada di sekolah. Sedang ada pengumuman di lapangan sekolah bahwasannya akan diadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). Kebetulan semua telah dibagi menjadi kelompok Grizelle dapat bernafas lega pasalnya ia bisa satu kelompok dengan Friska.

Buluk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang