19. Julian Mendapat Guncangan Batin

237 21 17
                                    

KEBERHASILAN Julian di kelas Pak Leslie membuat ia semakin merajalela. Ia mencoba beberapa suara di kelas Mam'zelle dan juga di kelas melukis. Di kelas Mam'zelle ia menirukan suara sapi, tanpa mengetahui bahwa Mam'zelle sangat takut pada sapi.

Kasihan Mam'zelle. Ia benar-benar mengira bahwa ada sapi berjalan di gang di luar kelas. Gemetar ia ketakutan berdiri di sudut kelas. "Ada sapi!" katanya gemetar. "Ada sapi di luar!"

"Mooooooooooooo!" seru sapi itu. Tubuh Mam'zelle tampak sekali menggeletar. Ia memang sangat takut pada sapi. Dan selalu berusaha menjauhinya bila ada sapi di mana pun.

"Biarkan aku mengusir sapi itu, Mam'zelle," kata Jenny. Ia bergegas keluar dan tak lama terdengar suaranya seolah-olah mengusir sapi. Ini membuat seluruh isi kelas tertawa tak henti-hentinya. Dan kemudian Mam'zelle jadi curiga. Ia ingat bahwa tak mungkin ada sapi berjalan di gang sekolah. Ia memandang tajam pada Julian. Apakah anak nakal itu menggodanya dengan peniruan suaranya?

Anak kelas satu mendapat hiburan banyak dari suara-suara yang dibuat Julian. Juga muslihat-muslihatnya. Rasanya tak habis-habisnya siasatnya untuk membuat seluruh kelas tertawa. Otaknya yang cemerlang menemukan tipuan demi tipuan lucu dan begitu cerdik, sehingga tak pernah ada seorang guru pun yang bisa dengan pasti menentukan bahwa Julian-lah yang berbuat.

Julian mempergunakan lagi serbuk bersin. Kali ini untuk mengganggu Pak Lewis, guru musik, waktu mengajar menyanyi. Pada pelajaran tersebut dua atau tiga kelas biasanya digabung dan tak terkirakan ributnya gabungan kelas tersebut saat semua terlanda badai tertawa melihat Pak Lewis bersin tak henti-hentinya setiap kali membuka halaman buku musik. Dalam waktu singkat Julian menjadi sangat terkenal di sekolah itu oleh ulahnya yang luar biasa lucu dan aneh.

Tetapi di pandangan mata para guru ia tidak mempunyai nama baik. Mereka sering membicarakannya, kadang-kadang dengan marah, kadang-kadang dengan sedih.

"Sesungguhnya ia adalah murid terpandai yang pernah ada di Whyteleafe in," kata Nona Ranger. "Tak ada yang menandinginya. Kalau saja ia mau bekerja keras, dan belajar tekun, dengan mudah ia bisa memenangkan bea siswa apa pun juga yang ada. Tetapi ia hanya mempergunakan otaknya yang cemerlang utnuk bermain-main saja.

"Ia tak pernah menggunakan otaknya itu untuk belajar," kata Pak Leslie gusar. Ia kini sudah merasa yakin bahwa suara-suara aneh yang didengarnya di pelajaran IPA dibuat oleh Julian. Setiap kali teringat hal itu, selalu timbul rasa marahnya pada Julian. Tetapi anak itu, seolah-olah untuk mengganti apa yang telah dirusakkannya di suasana belajar di laboratorium, telah membuat suatu karangan ilmiah yang sangat cemerlang, yang bahkan Pak Leslie sendiri akan bangga bila bisa menulisnya. Tak pelak lagi memang Julian seorang anak yang aneh.

Di Rapat Besar berikutnya, di mana Elizabeth sudah tidak duduk lagi di antara para juri, gadis kecil itu minta waktu untuk berbicara.

"Aku ingin berkata di sini bahwa segala tuduhanku pada Julian ternyata tidak benar," katanya dengan nada menyesal. "Hal ini telah kukatakan padanya dan ia menerima permintaan maafku dengan baik. Kami berdua kini sudah bersahabat kembali, sebagai buktu bahwa ia memang telah memaafkan aku. Aku minta maaf pula pada kelasku, bahwa aku berlaku buruk sebagai seorang Pengawas. Kalau kelas aku memperoleh kesempatan lagi, aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk menjadi Pengawas yang baik.

"Terima kasih, Elizabeth," kata William saat Elizabeth selesai berbicara. "Kita semua gembira bahwa Julian telah bersih dari segala tuduhan, dan gembira pula bahwa ia telah berlapang dada untuk memaafkanmu dan menerimamu sebagai sahabatnya lagi."

William berhenti sejenak. Julian menyeringai pada Elizabeth dan Elizabeth tersenyum. kemudian William melanjutkan perkataannya, kali ini suaranya bernada tajam.

SI BADUNG JADI PENGAWAS (THE NAUGHTIEST GIRL IS A MONITOR) 1945 By Enid BlytonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang