3. Empat Orang Anak Baru

307 17 1
                                    

SALAH satu hal yang paling menarik di awal suatu semester adalah pertanyaan : apakah ada anak baru? Siapa mereka? Bagaimanakah pribadi mereka? Masuk ke kelas berapa?

Semua murid lama mencari-cari anak baru. Arabella, tentu. Dan ada tiga orang lagi, dua lelaki dan seorang perempuan.

Elizabeth sebagai seorang Pengawas merasa bahwa adalah salah satu tugasnya untuk membuat anak-anak baru itu segera merasa kerasan tinggal di Whyteleafe. Begitu mereka semua tiba di Whyteleafe, ia segera mengatur segalanya.

"Kathleen, tunjukkan kamar tidur Arabella, dan katakan padanya peraturan-peraturan yang ada. Aku akan membantu ketiga anak lainnya itu. Robert, kau bisa membantuku, bukan? Hari ini kau harus mengurus dua orang anak baru."

"Baiklah," jawab Robert menyeringai. Tampaknya ia tumbuh dengan cepat selama liburan ini. Kini ia bertumbuh tinggi dan besar. Ia sangat gembira kembali ke Whyteleafe, sebab di sini ia bisa merawat kuda-kuda yang sangat dicintainya. Ia berharap semester ini ia diperbolehkan merawat kuda-kuda tersebut seperti pada semester sebelumnya.

Elizabeth berpaling pada anak-anak baru. Arabella telah pergi dengan Kathleen, dengan tampak sedikit ketakutan. Tiga orang anak baru lainnya berkumpul kikuk. Salah seorang di antaranya menirukan ayam berkotek. Persis sekali!

"Hei, sungguh-sungguh seperti ayam!" seru Elizabeth heran. "Seolah-olah kau baru saja bertelur!"

Anak itu tersenyum. "Aku bisa menirukan hampir semua suara binatang," katanya. "Namaku Julian Holland. Kau siapa?"

"Elizabeth Allen," kata Elizabeth. Ia sangat tertarik pada anak baru itu. Seorang yang paling tidak rapi yang pernah dilihatnya! Rambutnya panjang tak terurus terjuntai ke dahi, matanya hijau tua, bersinar-sinar bagaikan mata kucing. "Tampaknya ia sangat cerdas," pikir Elizabeth. "Aku yakin dengan mudah ia bisa merebut nomor satu, bila berada di kelas Nona Ranger."

Julian menirukan suara ayam kalkun. Pak Lewis, guru musik, yang kebetulan lewat, tampak sangat terkejut, melihat ke sana kemari. Julian menirukan suara biola sedang dicoba, dan Pak Lewis bergegas ke ruang latihan, mengira ada yang bermain biola di tempat itu.

Elizabeth tertawa terpingkal-pingkal. "Oh kau sungguh pandai!" katanya. "Mudah-mudahan kau sekelas denganku."

Anak baru yang seorang lagi, Martin, sangat berlawanan dengan Julian. Martin tampak begitu bersih dan rapi. Rambutnya disisir rapi, matanya biru jernih. Mata tersebut letaknya berdekatan, tetapi memberi kesan menyenangkan. Elizabeth segera menyukainya.

"Namaku Martin Follet," Martin memperkenalkan diri dengan suara yang menyenangkan.

"Dan aku Rosemary Wing," kata anak baru yang perempuan, kemalu-maluan. Wajahnya cantik bibirnya seakan selalu tersenyum, tetapi matanya sedikit kekecilan serta tampaknya tak berani menatap pandangan anak lain. Elizabeth mengira pastilah anak ini sangat pemalu. Tetapi hal itu pasti akan segera hilang di sini.

"Robert, tolong antar Julian dan Martin ke asrama putra, "kata Elizabeth. "Aku akan mengantarkan Rosemary. Terangkan segala sesuatunya pada mereka, jangan tinggalkan mereka sampai keduanya mengerti arah-arah yang benar di sini,  misalnya tempat ruang makan dan hal-hal seperti itu..  "

"Baiklah, Pengawas  "Robert menyeringai lebar. Elizabeth merasa bangga. Sungguh hebat rasanya jadi Pengawas.

"Oh, apakah kau seorang Pengawas?" tanya Rosemary, berlari-lari kecil di samping Elizabeth. "Itu suatu kedudukan khusus, bukan?"

"Ya, begitulah," kata Elizabeth. "Aku adalah Pengawasmu, Rosemary. Jadi kalau kau mendapat kesulitan atau persoalan, datanglah padaku. Aku akan mencoba dan berusaha untuk membantumu."

SI BADUNG JADI PENGAWAS (THE NAUGHTIEST GIRL IS A MONITOR) 1945 By Enid BlytonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang